PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN
MONGOLIYAH DI INDIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban
Islam
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Untung,
M. Ag.

Disusun Oleh :
Syafiqurrahman (2021115357)
Chalimatus
Sa’diyah (2021116287)
Pramita
Intisiam (2021116044)
Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN/ PROGRAM STUDI PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... I
A.
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
B.
PEMBAHASAN............................................................................. 2
1.
Kelahiran
Kerajaan Mongoliyah / Dinasti Mughol di India....... 2
2.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan................................................ 5
3.
Kemunduran
Dinasti Mughal....................................................... 10
C.
PENUTUP......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13
A.
PENDAHULUAN
India merupakan wilayah yang memiliki peradaban yang tergolong tertua di
dunia, sehingga wajar apabila India tidak pernah absen dalam perkembangan
sejarah di dunia, baik itu masa kuno maupun modern. Islam pernah mengukir
sejarah di wilayah ini, dengan berbagai kerajaan yang ada, dimulai dari Mamluk
di India hingga yang terbesar yaitu Mughal.
Meskipun Islam bukan merupakan kekuatan luar pertama yang masuk dan
menduduki kawasan ini, akan tetapi peradaban Islam mampu memberi warna pada
kebudayaan setempat. Peradaban Islam mampu mengakar dan memberikan kontribusi
yang besar bagi kemajuan masyarakat.
B.
PEMBAHASAN
1.
Kelahiran Kerajaan Mongoliyah / Dinasti Mughol di India
Terdapat beberapa dinasti Islam yang berkuasa sebelum pemerintahan
dinasti Mughol di India, dinasti-dinasti tersebut adalah dinasti Ghazwaniyah
(976-1020 M), dinasti Ghouriyah (1148-1206 ), Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1290-1320
M), Tughluq (1320-1413 M), Sayyid (1414-1451 M), dan dinasti Lodi (1451-1526 M)[1].
Dinasti Lodi didirikan oleh
Bahlul Lodi yang berkuasa selama 38 tahun. Ia meninggal pada tahun 1389, dan
kemudian digantikan oleh putra keduanya yaitu M. Nizam Khan yang mendapat gelar
Iskander Lodi dan meninggal pada tahun 1517 M setelah berhasil memimpin selama
28 tahun. Setelah kematian Iskander Lodi, putranya, Ibrahim Lodi naik tahta.
Pasa masanya negri ini mengalami kekacauan, dan pada tahun 1526 M, Babur Mongoliya
menyerbu india dan berhasil merebut kekuasaan Lodi. Beralihnya kekuasaan Lodi
ke tangan Babur tersebutlah yang menjadi awal dari berdirinya dinasti Mughol.[2]
Dinasti Mughol merupakan dinasti yang berkuasa cukup lama di anak
Benua India, yaitu pada abad ke-16 hingga abad ke-19 M. kata “Mughol” berasal
dari bahasa Persia yang merupakan panggilan bagi bangsa Mongol. Dinasti ini
didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Mongol. Babur adalah nama
kecil dari Zahiruddin, yang artinya “singa”, ia lahir pada 24 Februari 1438 M.
ayahnya bernama Umar Mirza, keturunan langsung dari Miransyah, putra ketiga
dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua
dari Jengis Khan.
Berdirinya dinasti Mughal menyebabkan bersatunya raja-raja Hindu
Rajputh di seluruh India dan menyususun angkatan perang yang besar untuk
menyerang Babur. Akan tetapi, gabungan ini dapat dikalahkan. Sementara di
Afghanistan, golongan yang setia kepada keluarga Ibrahim Lodi, mengangkat
Saudara kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi sultan. Sultan Mahmud bergabung
dengan raja-raja Hindu tersebut. Babur harus berhadapan dengan pasukan koalisi,
namun ia tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi dalam pertempuran dekat Gogra
pada tahun 1529 M. akan tetapi, ia tidak lama menikmati hasil perjuangannya. Ia
meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah
memerintah selama 30 tahun.[3]
Setelah Babur meninggal, ia digantikan oleh anaknya, Nashiruddin
Humayun (1530-1539 M). Dalam menjalankan pemerintahannya, Humayun menghadapi
banyak rintangan dan tantangan. Sepanjang kepemimpinannya, Dinasti Mughal
banyak berperang melawan musuh. Di antaranya adalah peperangan dengan Bahadur
Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan
diri dari Delhi. Namun, pemberontakan ini dapat dipadamkan, lalu Bahadur Syah
melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai.
Pada tahun 1540 M, kembali terjadi pertempuran dengan Syer Khan di
Knauj. Dalam peperangan ini, Humayun megalami kekalahan dan terpaksa melarikan
diri ke Kandahar, selanjutnya ke Persia, dan meminta bantuan kepada sultan
Safawiyah, yaitu Syah Tahmasph untuk memberikan pasukan militer sebanyak 14.000
tentara, maka pada tahun 1555 M, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya,
dan akhirnya ia berhasil menaklukan kota ini dan memerintah kembali pada tahun
1556 M.
Tak lama setelah memimpin kembali Dinasti Mughal, Humayun meninggal
dunia dan digantikan oleh putranya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar
atau yang lebih di kenal dengan sebutan Akbar yang baru berusia 14 tahun. Akbar dilahirkan di Amarkot, 15
Oktober 1542 M, dan memerintah dari 1556-1605 M. karena Akbar masih sangat
muda, maka ia hanya menjadi wali sultan. Untuk menjalankan pemerintahan,
diangkatlah Bairam Khan. Setelah dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairam
Khan yang teah memiliki pengaruh kuat. Seteah Bairam dikalahkan, ia melakukan
perluasan wilayah kekuasaan di Chundar, Ghong, Chritor, Ranthabar, Gujarat,
Surat, Bengal, Deccan, Narhaa, dan Ashgar.
Wilayah yang sangat luas itu diperintah melalui sistem pemerintahan
militer yang ia terapkan, sehingga stabilitas poitik tetap terjaga. Selain itu
akbar berhasil menerapkan bentuk politik sulakhul (toleransi universal),
yaitu politik yang mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama
kedudukannya, tidak dapat dibedakan oleh etnis dan agama. Masa kepemimpinannya
merupakan puncak kejayaan dinasti Mughal.[4]
Namun demikian, Akbar dianggap telah menyimpang dari akidah yang benar, karena
di telah membuat sebuah agama baru yang diberi nama Din Ilahi atau
“agama Tuhan” yang bersandarkan pada ajaran Majusi dan Hindu.[5]
Akbar meninggal pada tahun 1605 M.
Setelah Akbar meninggal dunia, kemajuan yang telah dicapai Akbar
dianjutkan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jahangir (1605-1628 M), Syah
Jahan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).[6]
oorientasi ketiga sultan tersebut lebih banyak berfokus pada upaya
mempertahankan wilayah, pembangunan sektor ekonomi, pengembangan budaya, seni,
dan arsitektur. Ekspansi keluar kurang mendapat perhatian.[7]
Jahangir merupakan
putra dari Akbar. Meskipun meskipun begitu, dia tidak mengikuti jaan ayahnya
yang menyimpang, dia memiliki akidah yang lurus. Pada masanya orang-orang
Portugis, Inggris, dan Belanda berlomba-lomba melakukan perdagangan di India.[8]
Setelah Jahangir
meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama Syah Jaihan. Dalam catatan
sejarah, Syah Jaihan dikenal sebagai seorang sultan yan romantis. Ia
mengabadikan namanya dan nama permaisurinya, yaitu Mumtaz Mahal dalam makam Taj
Mahal di Agra. Pada masa pemerintahannya, sudah ada orang portugis di India.
Para pemukim Portugis banyak yang menyalah gunakan kebaikan yang diberikan oleh
penguasa Mughal, seperti memungut pajak yang berat nagi para pedagang setempat,
menculik anak-anak untuk dibaptis dan tidak segan-segan melakukan perampokan.
Akhirnya Syah Jahan marah dan mengusir mereka sembari merebut kembali tempat
pemukiman nereka di Hughli Benggala.[9]
Setelah Syah Jahan
meninggal, kekaisaran mughal dilanjutkan oleh putranya, Aurangsep (1658-1707
M). dia adalah seorang yang zuhud dan adil serta sangat memperhatikan syariat
Islam dan adab-adabnya.[10]
Pada masanya, terdapat dinamika politik yang terjadi di India yang secara
realistik mengalami perubahan-perubahan yang mana hal tersebut juga menjadi
awal berakhirnya kekuasaan muslim di India.[11]
Setelah meninggalnya Aurangsep pada tahun 1707 M, sultan-sultan berikutnya
tidak dapat mempertahankan eksistensi kesultanan Mughal sehingga dinasti Mughal
mengalami kemunduran.
2.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sebelum munculnya kerajaan mughal,
pendidikan hanya dilakukan secara perseorangan. Namun, setelah muncul kerajaan
mughal, pendidikan mendapat perhatian yang besar dari sultan. Kerajaan mughal
sangat mendorong pendidikan rakyatnya. Pada zaman pemerintahan Mughal dipimpin
Syah Jahan dan Aurangzeb, mereka membangun sekolah-sekolah tinggi di samping
juga pusat pengajaran di Lueknow. Hal ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan
atau dunia intelektual pemerintahan Mughal di India cukup eksis.[12]
Para Ahli sejarah pada zaman itu banyak
pengarang kitab-kitab yang tinggi nilainya sebagai sumber sejarah untuk
dijadikan bahan penelitian para ilmuwan sekarang. Banyak terjemahan dari bahasa
India ke bahasa Persia yang dikerjakan dengan bantuan dari Raja-raja Mughal.
Seperti menerjemahkan buku Ram
Charitmanas (Ramayana) dan buku Mahabharata yang dilakukan pada masa Sultan
Akbar. Akbar pulalah yang menyuruh menerjemahkan kitab Injil dan kitab
Upanishad ke dalam bahasa Persia. Itulah sebabnya Keneth Morgan menilai bahwa
sejak persia di bawah mughal telah mencapai tingkat kesempurnaan yang tinggi.[13]
Dalam zaman mughol, perkembangan ilmu dalam segala bidang, terutama
yang erat kaitannya dengan aqidah dan syari’ah, telah meluas dan memanjang,
yang pada umumya hanya memberi uraian dan tambahan penjelasan terhadap
kitab-kitab yang telah dikarang pada zaman-zaman sebelumnya. Mengenai
perkembangan ilmu dalam zaman mughol ini, dapat dijelaskan dengan rigkas
sebagai berikut:
1.
Hadits
Di antara ahli
hadits dan pengarang-pengarang yang ada hubungannya dengan hadits, yang
termasyhur di antaranya yaitu:
a.
Muhibuddin
ath-Thaabary al-Makky (wafat 684 H). Karangan-karangannya anta lain: kitab
al-Riyadh al-Nadharah fi Fadhail al-Asyrah, tentang sahabat sepuluuh yang
dijanjikan surga, dan Zakhir al-Uqba fi Manaqib Zawi al-Qurba, tentang
ahli famili Nabi.
b.
Izzudin
bin Jama’ah al-Kanany (wafat 767 H). Kitab-kitab karangannya: al-Mukhtasar
al-Shaghir fi Sirah al-Basyir al-Nazir, Muntakhab Nuzhah al-Albab.
c.
Yahya
Bin Abi Bakar Amiry Al-Yamany (wafat 893 H). Kitab karangannya: kitab
al-Riyadh al0Musthabah, tentang riwayat Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim.
2.
Ilmu
Qur’an dan cabang-cabangnya
Dalam zaman
Mughol ini, juga banyak muncul ulama-ulama yang memperluas dan memperdalam
ilmu-ilmu Al-Quran dengan segala cabang-cabangnya. Diantara mereka itu yaitu:
a.
Abdullah
bin Umar Baldhawy (wafat tahun 675 H). Kitab-kitab karanannya antara lain: Anwarut
Tanzil wa Asrorut Takwil yang membahas tentang
tafsir, kitab Minhaj Al-Wushul ila
Ilmi Ushul,Nidhomul Tawarikh, Risalah fi Maudhu’atil Ulum.
b.
Abu
Hayyan al-Gharnathly (wafat tahun 754 H). Di antara karangan-karangannya ialah:
al-Bahrul Muhith, tentang tafsir Qiran.
3.
Tasawuf
Di antara ulama
atau pengarang ilmu tasawuf yang terkenal dizaman ini antara lain:
a.
Tajuddin
bin Atha al-Iskandary asy-Syazly, (wafat tahun 709 H), beliau adalah seseorang
yang sangat berpengethuan luas, karangannya lebih dari 20 buah, salah satunya
adalah al-hikam Athaiyah yang membahas tentang sufiyah.
b.
Jamaluddin
abdulrazik al-Kaslani (wafat tahun 730 H). Diantara karangannya adalah: ishthilahatush
Shufiyah, Risalah fil Qodho wal Qodar.
c.
Afifuddin
Abdullah bin As’ad al-Yafi’y (wafat yahun 767 H). Di antara karangannya tentang
tasawuf ialah: Raudhur Rayahin, yang mengandung lebih dari 500 riwayat
tentang ahli tasawuf.
4.
Ath-Thib
Di antara
tabib-tabib dan pengarang-pengarang thib yang terkenal dalam zaman ini, antara
lain:
a.
Izzuddin
as-Suwaidy (wafat tahun 690 H), kitabnya tentag kedokteran: at-Tazkirah
al-Hidayah.
b.
Alaudin
bin al-Fafis (wafat tahun 678 H). Kitabnya tentang makanan: al-Mukhtar Minal
Aghziyah, Dan Mujiz al-Qonun.
c.
Alkhawy
bin Kutuby (wafat tahun 711 H) yang lebih terkenal dengan nama Ibnu al-Akbir. Karangannya yang sangat
bernilai yaitu: Ma La Yasa’u ath-Thabib Jahlalu, tentang penyakit dan
obat.
5.
Falsafah
Di
antarapara ahli / pengarang falsafah
yang sangat menonjol di zaman ini, yaitu:
a.
Jamamuddin
al-Katiby al-Qazwainy (wafat tahun 675 H). Kitab-kitabnya: ar-Risalah
asy-Syamsiyah fil Qawaidil Manthiqiyah, Hikmatul Ain Fith Thabi’ah wama
Fauqaha.
b.
Sirajuddin
Abu Tsana Arwamy (wafat tahun 673 H), kitabnya yang terkenal yaitu: Mathali’ul
anwar fil Hikmah wal Manthiq.
6.
Ilmu
Pasti/ Ilmu Bintang
Di
antara para ahli / pengarang ilmu pasti atau bintang yang terkenal pada zaman
ini yaitu:
a.
Quthbuddin
Mahmud asy-Syirazy (wafat tahun 710 H). Karangannya: Nihayatul Idrak fi
Dirayatil Aflak.
b.
Ibnu
al-Banna al-Marakisyy (wafat tahun 721 H). Salah satu kitab karangannya: Talkhish
A’malil Hisab.
c.
Ibnu
Syatir al-Muwaqqat (wafat tahun 777H), yang banyak mengarang tentang ilmu
bintang, ilmu pasti, dan ilmu bumi.
7.
Ilmu Thabi’iyat dan Teknik
Di
antara para ahli/pengarang ilmu thabi’iyat (ilmu nabat, hayawan, ilmu alam) dan
teknik yang terkenal pada zaman ini antara lain:
a.
Abdurrahman
bun Daud al-Andalusy. Kitabnya yang terkenal: Nuzwah an-Nusus wal afkar fi
ma’rifatin Nabaat wal ahjar.
b.
Tibagha
al-Jarkasy. Kitabnya yang terkenal ialah: kiab al-fallahah, tentang
pertanian.
c.
Ridwan
bun Muhammad al-Khurasany. Kitabnya: Ilmus Sa’aat wal Amal Biha, tentang
teori dan praktek membuat jam.
d.
Abdul
Iz bin Ismail bun Razaz al-Jurury. Kitabnya yang terkenal: Kitabul Hiyal atau
al-Jamil Bainal Ilm wal Amal, tentang mekanika.
e.
Kmaluddin
Muhammad bin Isa ad Damiry. Kitabnya: kitab Hayatul Hayawan al-Kubra, tentang
ilmu hewan.
8.
Ilmu
Peperangan/ Berburu
Di
antara ilmu-ilmu yang tumbuh dan berkembang baik dalam zaman ini, yaitu ilmu
ketentaraan atau ilmu peperangan, termasuk ilmu kecakapan berkuda dan ilmu
perburuan. Di antara para ahli/pengarang ilmu-ilmu tersebut antara lain:
a.
Amir
Lajin bin Abdullah Zahaby al-Hisamy ath-Tharablusy. Karangan terbesarnya
adalah: Tufhah al-Mujahidin fil Amal bil Mayaadin, yang membahas tentang
pendidikan tentara.
b.
Imamuddin
Musa bin Muhammad al-Yusufly al-Mishry. Kitabnya: Kasyf al-Kurub fi Ma’rifah
al-Huruf, tentang teknik perang dan organisasi tentara serta masalah
persenjataan.
c.
Badaruddin
Baktut ar-Rimah al-Khazandary. Kitabnya yang terkenal: kitab al-Furusiyah, tentang
ilmu keahlian menunggang kuda.
d.
Muhammad
bin al-Mankaly. Salah satu kitab karangannya adalah anas al-malabu,
tentang perburuan.
9.
Ilmu
Politik/ Tatausaha
Salah
satu ahli/ penngarang ilmu dalam bidang ini adalah mahmud
bin Ismail al-Jizy, yang mengarang kitab ad-Durratul Gharra fi Nashaih
al-Muluk wal Wulah wal-Wuzara, yaitu kitab yang membahas tentang pedoman
memerintah bagi para raja, gubernur dan menteri.
10.
Ilmu
Bahasa
Dalam
zaman ini, muncul pengarang-pengarang ternama dalam bidang bahasa, seperti
pengarang lisanul arab, al-Qamus, alfiyah, dll.
11.
Ilmu
Tarikh, kritik Tarikh, dan falsafah tarikh
12.
Juhrafi
(ilmu bumi)
13.
Mausu’at/Majmi’,
yaitu kumpulan berbagai macam ilmu dan pengetahuan.
14.
Ilmu
seni budaya, seperti seni bahasa (yang di dalamnya terdapat puisi dan prosa),
seni suara, seni rupa, seni pahat, dan seni lukis.[14]
Adapun
Karya seni terbesar yang dicapai dinasti Mughal adalah karya arsitekturnya yang
Indah dan mengagumkan, seperti: Taj Mahal, Humayun’s Tomb, Jama’ Masjid, Qutub
Minar, Shalimar Garden, dan Red Fort atau Lal Qila[15]
3.
Kemunduran Dinasti Mughal
Adapun
faktor yang mendorong kemunduran dinasti Mughol anatara lain:
a.
Munculnya
Perebutan Kekuasaan Pada Periode Sultan Yang Lemah Dan Serakah. Masalah
perebutan kekuasaan bukanlah hal baru. Penguasa kerajaan mughal sesudah
Aurangzeb pada umumnya tergolong raja-raja yang lemah yang tidak sanggup
menghadapi kenyataan dan tidak mampu mengatasi kesulitan.
d.
Kebijakan
represif Aurangzeb yang berimplikasi terhadap kemunculan gerakan pemberontakan,
karena golongan hindu tidak diberi kesempatan untuk turut mengambil bagian dalam
pemerintahan.[16]
e.
Terdapat
serangan-seragan terhadap dinasti Mughal, seperti serangan yang dilakukan oleh
nadhir Syah (penguasa Persia) yang menyebabkan Prestis Mughal semakin menurun,
dan serangan dari pasukan Afghanistan yang dipilih oleh Ahmad Khan Durroni yan
menyebabkan jatuhnya kekuasaan Mughal ke
dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap tetap di izinkan berkuasa di
Delhi tetapi dengan jabatan sebagai Sultan
C.
PENUTUP
Dinasti Mughal
didirikan oleh Zahiruddin Babur. Berdiri setelah berhasil menghancurkan dinasti
Lodi dengan pemimpin terakhirnya yaitu Ibrahim Lodi. Setelah Zahiruddin wafat,
ia digantikan oleh keturunan-keturunannya, yaitu Humayyun, Jalaluddin Akbar,
Jahangir, Syah Jahan, Aurangzeb, sampai
yang terakhir yaitu Bahasur Syah.
Perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa dinasti Mughol tergolong cukup eksis, hal ini ditandai
dengan didirikannya sekolah-sekolah tinggi tepatnya pada masa Syah Jahan dan
Aurangzeb.
Dinasti Mughal mulai
mengalami kemunduran setelah wafatnya Aurangzeb, karna pemimpin-pemimpin
setelahnya tergolong pemimpin yang lemah sehingga tidak bisa mempertahankan
dinasti Mughol.
DARTAR PUSTAKA
Al-Azizi,
Abdul Syukur . 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Jakarta:
Saufa.
al-‘Usairy, Ahmad. 2011. Sejarah
Islam. Jakarta: Akbar Media.
Fu’adi, Imam. 2012. Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta:Teras.
Hasjmy. 1995. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan
Bintang
Karim,
M. Abdul. 2004. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Jogjakarta:Pustaka
Book Publiser.
Kusdiana, Ading. 2013. Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. Bandung:
CVPustaka Setia.
Syukur,
Fatah . 2002. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN
TURKI UTSMANI
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosenpengampu:
Dr. Moh. Slamet Untung, M. Ag

Disusun Oleh:
1.
Irwan
syaefudin (2021115242)
2.
Nurul
Khafifah (2021116067)
3.
Iin
Sakinah (2021116249)
Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... i
A.
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
B.
PEMBAHASAN............................................................................. 2
1.
Kelahiran
Kerajaan Turki Utsmaniyah....................................... 2
2.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan................................................ 4
3.
Kemunduran
dan Keruntuhan Kerajaan Turki Utsmaniyah......... 5
C.
PENUTUP......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10
A. PENDAHULUAN
Sejarah
mengenai peradaban Islam ini memberikan manfaat yang sangat besar. Bagi para
umat Islam di dunia. Diman melalui sejarah peradaban Islam terdapat berbagai
cerita atau kronologi mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaiatn dengan agama
Islam baik itu pada zaman Rasulullah, pada masa khulafaurrasyidin, atau setelah
para sahabat meninggal dunia.
Salah
satu yang dikaji dalam sejarah peradaban Islam ialah mengenai kerajaan-kerajaan
yang berdiri sepeninggal Rasulullah dan para sahabatnya, diantaranya kerajaan
Turki Usmani. Kerajaan Turki Usmani dipimpin oleh banyak khalifah karena kerajaan
ini berdiri dalam waktu yang lama.
B. PEMBAHASAN
Pendiri
kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol
dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira 3 abad, mereka
pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad
kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Tahun 1300 M,
bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan Aladdin terbunuh. Kerajaan
Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usmani
kemudian menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang
didudukinya. Sejak itulah Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.
Penguasa
pertama adalah Usman yang disebut juga dengan Usman I. Setelah Usman I
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (Raja besar keluarga Usman) tahun
669 H (1300 M) setapak dengan setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia
menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M,
kemudian tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota Turki usmani. [18]
Kerajaan turki usmani telah muncul dalam
periode yang biasanya di sebut periode Mongol. Negara bagian yang di pimpin
oleh usman pendiri dianasti di akhir abad ke 13,pada awalnya hanyalah salah
satu bagian terkecil dari pemerintah turkis dari Anatolia. Militer berhasil
dibatalkan membuka jalan kekuasaan di Asia kecil, penaklukan konstantinopel
(1453 M) – berakhirnya kerajaan Byzantium – penaklukan Syiria dan Mesir (1516-
1517 M) – erakhirnya kekuasaan mamluk – adalah faze dimana utsmani memunculkan
kekuasaan ditimur dekat kekuasaan yang merangkum seluruh daerah arab klasik –
budaya islam. Perkembangan kerajaan dari abad ke-18 dikelompokkan melalui usaha
menghadapi tantangan eropa dalam hal ekonomi, teknologi, dan kebudayan, melalui
kefleksibilitasan daerah ekonomi dan melalui reformas dalam institusi kerajaan.[19]
Kerajaan Turki
Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah Asia
Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dinia Islam,
pemimpin suku Kayi, Sualiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari
serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Sulaiman meminta
perlindungan kepada Jalal Ad-Din, pemimpin terakhir dinasti khwarazm Syah
tersebut Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal Ad-Din
memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia Kecil, dan disanalah
mereka menetap. Sulaiman ingin pindah ke wilayah Syam setelah ancaman Mongol
reda. [20]
Dalam catatan sejarah, bangsa Turki Utsmani
berasal dari keluarga Qabey yaitu salah satu kabilah Al-Ghaz Al-Turki, orang
Turki yang suka berperang. Semula mereka tinggal di daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina sampai kepinggiran lautan hitam. Mereka ini semacam suku
Badwi, yang mampu tinggal di girun sahara. Kemudian mereka membangun sebuah
daulah Adwi yang kuat dibawah pimpinan mereka yang mereka bernama Tumin,
dikenal di Cina, atau bahasa Turki dikenal dengan Bumin yang meninggal sekitar
tahun 552 M.[21]
Selama 5 abad
pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya
dalam menjaga dan melindungi kaum muslimin. Utsmaniyah merupakan pusat Khilafah
Islamiyah, karena merupakan pemerintahan Islam yang terkuat pada masa itu,
bahkan merupakan negara paling besar di dunia.[22]
Sultan Usman
meninggal pada tahun 1326 M dan digantikan oleh Orkhan, putranya yang
memerintah dari tahun 1326-1359 M. Pada masa pemerintahannya , Orkhan tetep
melaksanakan kebijakan pendahulunya untukmenaklukan seluruh Asia Kecil.
Selanjutnya, dengan kekuatan militer yang lebih tangguh, Orkhan mulai memerangi
Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Dengan peperangan dengan Bizantium, dapat
menaklukan Ismid, Ikhsyid, dan pesisir Marmora. [23]
a.
Ilmu
pengetahuan tidak mendapat perhatian besar, nemun tetap ada perubahan pada masa
Dinasti Utsmani. Selain itu, terjadi transformasi pendidikan dengan mendirikan
sekolah-sekolah dasar dan menengah (1881 M) perguruan tinggi (1869 M), serta
mendirikan fakultas Kedokteran dan Hukum.
b.
Seni
arsitektur berkembang sangat pesat, masjid yang indah dibangun, seperti Masjid
Agung Sulaiman, dan Masjid Ayyub al-Ansyari, yang semula adalah gereja Aya
Sophia. Semua masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah.[24]
c.
Dalam bidang seni, syair dan arsitektur daulah
Utsmaniyah mempunyai jasa tidak kecil. Dalam bidang seni bersyair hampir semua
Sultan Turki mempunyai minat yang besar.
Adapun ilmu pengetahuan dari para ilmuwan
bwear diantaranya:
1)
Haji
Kholifa, ia seorang prajurit yang berani, berpengetahuan luas dan pengarang
yang cakap. Kitab karangannya mengenai sejarah, ilmu bumi, sejarah hidup.
Diantaranya:
a)
Kasyafu
al-Dzunun, kamus yang memuat kira-kira 14.500
buah nama kitab dalam bahasa Arab yang disusun menurut abjad.
b)
Taqwinu al-Tawarikh
c)
Tuhfatu
al-Kibar Fi Asfari al-Bihar, tentang
armada daulah Utsmaniyah.
d)
Mizab
al-Haq Fi Ikhtiyari al-Ahaq, tentang
tasawuf.
2)
Daud
Inthaqy, ia adalah dokter yang terkenal pada zamannya, dan seorang pengarang
dalam bidangnya. Diantara karangannya:
a)
Tadzkirah
Ulil Albab wa al-Jumu’u lil-Ujbi al-Ujab,
tentang ilmu kedokteran sebanyak tiga jilid.
b)
An-Nuzhatu
al-Munhiyah Fi tasyhizil Azhan wa Ta’dili al-Amzijah, juga tentang ilmu ketokteran.[25]
a)
Kemunduran
Turki Utsamaniyah
Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan kemunduran pemerintahan Turki Utsamani. Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
·
Krisis
Moral Penguasa
Keberhasilan kerajaan
Turki Usmani dalam membina dan memajukan pemerintahannya berjalan secara
bertahap tetapi cukup mantap. Kemajuan itu mencapai puncaknya pada zaman
Sulaiman al-Qonuni di abad 16. Setelah sepeninggal Sulaiman al-Qonuni
tanda-tanda kemunduran Kerajaan Usmani mulai tampak.
·
Adanya
Pemberontakan Militer
Pemberontakan yang
terjadi, yaitu pada saat Sultan memcat perdana menteri Khasru Pasya dan
mengangkat Hafid Pasya sebagai penggantinya. Khasru Pasya kemudian pergi ke
markas tentara dan menceritakan kasus pemecatannya. Menurutnya ia di pecat
gara-gara tentara. Akhirnya pada tahun
1632 tentara berontak lagi. Mereka berhasil membunuh Hafid Pasya, perdana
menteri yang baru diangkat. Pemberontakan tersebut akhirnya dapat dipadamkan
dan Khasru Pasya dihukum mati karena dianggap biang keladinya.[26]
·
Terjadinya
stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
Kerajaan Usman kurang
dalam berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, karena hanya mengutamakan pengembangan kekuatan militer.
Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu dan teknologi
mrenyebabkan kerajaan tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa
yang lebih maju.
·
Heteroginitas
penduduk
Sebagai kerajaan
besar, Turki Usmanimenguasai wilayah yang sangat luas, mencakup asia Kecil,
Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, dan Yaman di Asia. Wilayah yang luas ini didiami
oleh penduduk yang beragama, baik dari segi agama, ras, etnis, maupun adat
istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragama dan terbesar di wilayah yang
luas itu, diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang teratur.
·
Wilayah
kekuasaan yang sangat luas
Administrasi
pemerintahan bagi suatu negara yang sangat luas wilayahnya sangat rumit dan
kompleks, sementara administrasi pemerintahan Kerajaan Utsmani tidak beres. Di
pihak lain para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yng sangat luas,
sehingga mereka terlibat perang terus-menerus dengan berbagai bangsa.[27]
·
Budaya
pungli (korupsi)
Pungli merupakan
perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan Usmani, setiap jabatan yng
hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” denagn sogokan kepada orang yang
berhak memberikan jabatan tersebut. Budaya pungli ini mengakibatkan dekadensi
moral yang merajalela dam membuat pejabat semakin rapuh.
·
Merosotnya
ekonomi
Akibat perang yang tak
pernah berhenti perekonomian negara merosot. Pendapatan berkurang sementara
belanja negara sangat besar untuk biaya perang.[28]
b)
Kehancuran
Turki Utsmaniyah
Pada
bulan Desember 1914, Turki Utsmani melibatkan diri dalam Perang Dunia dan
berada di pihak Jerman dan Austria. Bantuan ekonomi dan militer Jerman,
kekuatan terhadap kekuatan Rusia, serta keinginan untuk menyelamatkan kendali
Turki Utsmani menjadi alasan keterlibatan Turki dalam peristiwa tersebut.[29]
Setelah
perang Dunia I berakhir, psukan sekutu seolah melakukan pembagian wilayah
kekuasaan Turki Utsmani. Selanjutnya pihak sekutu mengadakan konferensi untuk
menentukan nasib akhir kerajaan Utsmani. Konferensi tersebut kemudian
menghasilkan perjanjian Sevres pada tahun 1920 M, dimana sultanyang
kekuasaannya ada dibawah kontrol negara sekutu dan ibu kotanya sendiri.[30]
Sejak
pasca-pemerintahan Sulaiman Al-Qonuni (1566 M) dan kemudian berakhir pada tahun
1924. Dalam masa yang panjang itu terjadi berbagai pergulatan antara kekuatan
penguasa Utsmani dan berbagai tantangan kekuatan, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar yang berusaha untuk menghentikan kerajaan ini.[31]
Kerajaan
Turki Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah
Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dinia
Islam, pemimpin suku Kayi, Sualiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk
menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Sulaiman
meminta perlindungan kepada Jalal Ad-Din, pemimpin terakhir dinasti khwarazm
Syah tersebut Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal
Ad-Din memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia Kecil, dan
disanalah mereka menetap. Sulaiman ingin pindah ke wilayah Syam setelah ancaman
Mongol reda.
Selama
5 abad pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan
satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslimin. Utsmaniyah merupakan pusat
Khilafah Islamiyah, karena merupakan pemerintahan Islam yang terkuat pada masa
itu, bahkan merupakan negara paling besar di dunia.
Sultan
Usman meninggal pada tahun 1326 M dan digantikan oleh Orkhan, putranya yang
memerintah dari tahun 1326-1359 M. Pada masa pemerintahannya , Orkhan tetep
melaksanakan kebijakan pendahulunya untuk menaklukan seluruh Asia Kecil.
Selanjutnya, dengan kekuatan militer yang lebih tangguh, Orkhan mulai memerangi
Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Dengan peperangan dengan Bizantium, dapat
menaklukan Ismid, Ikhsyid, dan pesisir Marmora.
Kusdiana,
Ading. 2013 Sejarah Dan Kebudayaan
Islam Periode Pertengahan.
Bandung: CV Pustaka Setia
Bandung: CV Pustaka Setia
Al-Aziz, Abdul
Syukur. 2014 Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap.
Jakarta: Saufa
Jakarta: Saufa
Sunanto,
Musyrifah. 2003 Sejarah Islam Klasik. PRENADA MEDIA
Mughni, Syafiq.
1997 Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki. Jakarta: Logos
Al-Usairy,
Ahmad. 2011 Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media
Fu’adi, Imam.
2012 Sejarah Peradaban Islami. Jogjakarta
Amin, Samsul
Munir. 2009 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta
Sulaiman,
Rusydi. 2015. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam.
Jakarta:Rajawali pers.
Jakarta:Rajawali pers.
http://sejarahperadabanislam13.blogspot.co.id/13/09/kerajaan-turki-usmani.html?m=1
di akses pada tanggal 13 nov 2017 pukul: 18.30.
di akses pada tanggal 13 nov 2017 pukul: 18.30.
PERADABAN
ISLAM PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. Slamet Untung, M. Ag.

Disusun Oleh :
1. Novitasari (2021116026)
2. Zidna Sabilla Najjah (2021116254)
3. Salma Urfa (2021116256)
4. Suryo Hadi Kusumo (2021116311)
Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... i
A.
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
B.
PEMBAHASAN............................................................................. 2
1.
Kawasan Selat Malaka............................................................... 2
2.
Dari Demak sampai Mataram....................................................... 3
3.
Kesultanan Banten....................................................................... 4
4.
Kesultanan
Banjarmasin (Banjar)................................................. 5
5.
Kerajaan
Goa-Talo, Bone, dan Wajo........................................... 6
6.
Kerajan-Kerajaan di Maluku................................................. …. 9
C.
PENUTUP......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12
Agama Islam merupakan agama yang sudah lama berkembang
di Indonesia, dan merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat
Indonesia. Dalam proses berkembangnya, Islam di Indonesia telah memberikan
kontribusi dalam pengembangan dan perubahan di berbagai bidang di kalangan
masyarakat Indonesia. Islam dipahami sebagaisalah satu bentuk keberagaman yang
memiliki karakteristik dan watak seperti ajarannya yang terbukayang dapat
menampung dan menerima ajaran agama terdahulu yang masih sesuaidengan ajaran
islam, yang bersifat reformatif danlain sebagainya. Hal ini sesuai dengan
ajaran Islamitu sendiri yang memposisikan semuaajaran sebagai rahmat bagi
seluruh alam. Namun, nyatanya di zaman sekarang, peran agama Islam dalam
mendewasakan negara ini seakan terlupakan oleh waktu. Sehingga,mayoritas umat
muslim Indonesia tidak pernah merasa bangga akan agamannya yang tidak diketahui
mereka bahwa agama mereka telah
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan negara ini. Oleh karena itu, makalah yang kami susun ini
akan membahas “Peradaban Islam Pada Masa Kerajaan-Kerajaan Islam Di Nusantara.
Selat Malaka merupakan salah satu jalur
perdagangan yang paling penting di era pra-modern. Secara geografis,selat ini
berbatasan dengan Semenanjung Malaya di bagian utara dan di sisi selatan dengan
Pulau Sumatera yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan. Hal
inilah yang menyebabkan sebagian besar lalu lintas perdagangan di kawasan
tersebut melewati selat sempit ini. Karena itu, wajar apabila pantai-pantai
wilayah tersebut menjadi kawasan perdagangan yang padat.
Islam yang berkembang di Malaka, sebuah
kerajaan yang didirikan oleh Parameswara. Kemudian, ia mengganti namanya
menjadi Muhammad Iskandar Syah setelah menikah dengan saudara perempuan raja
Pasai. Muhammad Iskandar Syah diganti oleh Muhammad Syah (1424-1444 M.);
Muhammad Syah digantikan oleh Abu Sa’id (1444-1445 M.); dan Abu Sa’id diganti
oleh Sultan Muzhaffar Syah (1445-1459 M.).Kerajaan ini letaknya berhadapan dengan Selat Malaka sehingga
sangat strategis sebagai jalur perdagangan dan pelayaran. Karena letaknya
tersebut, kerajaan ini sering kali menjadi tempat persinggahan para pedagang
Islam yang berasal dari berbagai negara. Kerajaan Malaka banyak dikunjungi oleh
para pedagang dari Gujarat, Cina, Arab, Persia, dan negara lainnya sehingga
kerajaan ini memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan ekonominya. Karena
kemajuannya dalam perdagangan, Kerajaan Malaka mampu mengalahkan kemajuan
Kerajaan Samudra Pasai.
Pada zaman Muzhaffar Syah, Islam disebarkan
secara langsung oleh raja (sultan) sehingga mengalami perkembangan pesat dan
mampu menguasai perdagangan. Ibukota kerajaan terletak di Johor. Pada tahun
1511 M. Portugis menguasai Malaka, sehingga mengurangi peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam.
Ibukota Malaka yang berada di Johor dipindahkan ke Kepulauan Riau untuk
mengakomodasikan kepentingan bangsa Aceh. Aceh kemudian menggantikan peran
Malaka sebagai pusat penyebaran Islam dan mempunyai peranan yang kuat.[32]
Malaka memiliki reputasi dalam
bidang keamanan, sebuah pemerintahan yang sangat tretib dan tempat pemasaran
yang kosmopolit dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang baik. tujuan adalah
menciptakan kondisi tersebbut adalah untuk menunjukkan kepedulian bagi kegiatan
perdagangan yang aman dan menguntungkan.[33]
Demak didirikan pada perempat terakhir abad ke-15 oleh seorang
asing yang beragama Islam. ”Sultan” Demak pertama, Raden Patah, adalah putra
Prabu Brawijaya Kertabhumi, raja Majapahit terakhir. Setelah Raden Patah, raja
berikutnya adalah Pati Unus (1518-1521). Setelah wafatnya Patih Yunus pada tahun 938 H/1531M, memerintahlah raja
yang paling terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono. Dan berikutnya lagi Sultan Trenggono. Di bawah
pemerintahan Sultan Trenggono Demak mengalami zaman keemasan. Wilayah Demak
meliputi daerah Jawa Timur dan Jawa Barat. Sultan Trenggono mengalahkan
penguasa-penguasa Tuban, Lamongan, Surabaya, Pasuruan, Panarukan, Madiun, dan
Blitar.
Setelah Sultan Trenggono meninggal tahun 1546, terjadi perebutan
kekuasaan di kalangan keluarga. Berturut-turut raja-raja yang memerintah
sesudahnya adalah Sultan Prawoto, Arya Penangsang, dan kemudian Jaka Tingkir
yang menobatkan dirinya sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya, memindahkan
pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Kerajaan Pajang yang ada di pedalaman
Jawa Tengah, merupakan pengganti Demak. Kemudian pengganti Kerajaan Pajang
adalah kerajaan Mataram yang pusatnya di kota Surakarta dan Yogyakarta.
Kerajaan Mataram didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Senopati berkuasa sampai
tahun 1601 M. sepeninggalnya, ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas
Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai
tahun 1613 M. Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung
yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo Sayidin Panataagama Khalifatullah ing
Tanah Jawi (1613-1646).[34]
Raja Mataram yang paling terkemuka adalah Sultan
Agung, cucu sang pendiri Mataram. Masa kekuasaanya berlangsung antara tahun 1022-1056 H/1613-1646 M. Dia
berhasil memperluas kekuasaan kebanyak negeri, menyebarkan Islam di Jawa Tengah
serta memantapkan kedudukannya di wilayah ini. Setelah kematian Sultan,
timbullah pertikaian di dalam pemerintahan, yang akhirnya memungkinkan Belanda
mengalahkan mereka.[35]
Raja-raja
Mataram:
a) Sultan Agung wafat tahun 1645
b) Amangkurat I (1645-1677).
c) Amangkurat II (1677-1703). wilayah Kerajaan
Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda.
Sejak sebelum zaman Islam, di bawah
kekuasaan raja-raja Sunda (dari Pajajaran atau mungkin sebelumnya) Banten sudah
menjadi kota yang agak berarti. Dalam tulisan Sunda kuno yaitu Carita
Parahyangan. Pada tahun 1524 atau 1525 M, Nurullah dari Pasei, yang kelak
menjadi Sunan gunung jati, berlayar dari Demak ke Banten untuk meletakkan dasar
bagi pengembangan agama Islam dan bagi perdagangn orang Islam.[36]
Kesultanan Banten merupakan kesultanan
terbesar yang ada di Jawa Barat. Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung
Jati Pada tahun 1524 M, ia kemudian kembali ke Cirebon, dan kekuasaannya
diserahkan kepada anaknya yaitu Sulta Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini
ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren. Ia meninggal pada
tahun 1570 M, kedudukannya digantikan oleh putranya yaitu pengeran Yusuf.
Pangeran Yusuf menaklukkan Pakuan pada tahun 1579 M sehingga banyak para
bangsawan Sunda yang masuk Islam. Raja Banten yang paling terkemuka adalah
Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masanya pemerintahan mencapai puncak keemasan dan
kebesaranya. Karena itulah, orang-orang Belanda memusatkan usaha mereka dalam
menghadapi kerajaan ini, hingga berhasil mengalahkan Banten pada tahun 1096 H/
1684 M. Adapun Peninggalan kesultanan ini ialah Masjid Agung Banten, Menara
Banten, Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.
Kesultanan banjar merupakan kesultanan
Islam yang terletak di pulau Kalimantan bagian selatan. Kesultanan inipada
awalnya bernama Daha, yaitu sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi
kesultanan Islam. Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 M dengan penguasa Raden
Samudra, yang masuk Islam dengan gelar Suryanullah atau Suryansyah. Wilayahnya
meliputi Sambas, Batanglawi, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Medawi dan
Sambangan.
Islam mulai masuk ke wilayah Kesultanan
Banjar pada tahun 1470 M, bersamaan dengan melemahnya Kerajaan Majapahit.
Penyebaran Islam secara luas baru dilakukan oleh Syekh Muhammad Arsyad Al-
Banjari, yaitu seorang ulama yang menjadi Mufti Besar Kalimantan. Kesultanan
Banjar mengalami kemunduran akibat terjadinya pergolakan masyarakat yang
menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah yaitu pada tahun (1857-1859 M)
sebagai sultan oleh Belanda. Pada tahun 1859-1905 M, terjadi perang Banjar yang
dipimpin oleh Pangeran Antasari pada tahun (1809-1862 M) untuk melawan Belanda.
Akibat dari perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada tahun 1860
M. adapun peninggalan Sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan
masjid desakuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Tamjidillah.[37]
Kerajaan ini berada di sebelah selatan kepulauan
Sulawesi yang dahulu merupakan kota pelabuhan yang penting. Pada awalnya
Kesultanan goa adalah sebuah Kerajaan. Namun, berubah menjadi Kesultanan pada
akhir abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639 M).
Kesultanan
ini terlibat peperangan melawan Belanda selama hampir kurang lebih 50 tahun,
dengan dipimpin oleh raja yang bernama Sultan Hasanudin. Dia berhasil
membukukan kemenangan besar atas mereka serta berhasil menggabungkan sejumlah
kepulauan kedalam kerajaanya. Pada kesempatan yang lain Belanda sebenarnya
gagal meraih kemenangan. Namun, setelah melaui fitnah yang di hembuskan
diantara raja dan para pengikut-pengikutnya, Belanda berhasil mengalahkan
kerajaan ini. Adapun peninggalan dari kesultanan Goa ialah berupa kompleks
makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makasar (Sulawesi
Selatan).[38]
Sultan pertama kerajaan
adalah Arumpone La
Tenri Pale (Sultan Abdullah). Selama masa pemerintahan La Tenripale
Towakkapeyang (1611-1631), ia menjalin hubungan baik dengan Sultan Alauddin
raja kerajaan Goa. Kemudian, kemudian digantikann keponakannya La Maddaremmeng
(1625 – 1640). La Maddaremmeng mengamalkan Islam lebih ketat dibanding kerajaan
lain termasuk Gowa-Tallo, di antara gebrakannya yang terkenal adalah menghapus
sistem perbudakan Ata, karena manusia dilahirkan tidak untuk diperbudak; juga
menghukum berat para penyembah berhala atau mensakralkan tempat dan benda-benda
tertentu; pelaku zina; pencurian; miras, dan berbagai bentuk kemungkaran
lainnya. Inilah sejarah awal penerapan syariat Islam secara formal. Bahkan
kerajaan Goa pernah menyerang keraajaan Bone karena tidak setuju dengan
penghapusan perbudakan.
Ketidakakuran antara kerajaan Bone
dan Goa masih terus berlanjut. La Tenri Tatta Arung Palakka MalampeE Gemme’na
Petta To RisompaE (1667 - 1696) adalah Raja Bone XV dicap pemerintah sebagai
pengkhianat. Oleh sebagian besar masyarakat Sulawesi Selatan yang tak memahami
sejarah yang sebenarnya memang akan mudah tergiring opini Arung Palakka sebagai
Pengkhianat berdasar fakta bahwa Arung Palakka-lah yang bersekutu dengan
Belanda menyerang Kerajaan Gowa. Kerajaan Bone mengalami masa keruntuhannya
ketika diserang Belanda. Meskipun mereka sudah berusaha untuk melawannya, namun
mereka akhirnya dapat dikalahkan oleh pasukan Belanda.[39]
Wajo memeluk Islam secara resmi pada tahun 1610
pada pemerintahan La Sangkuru patau mulajaji sultan Abdurahman dan
Dato Sulaiman menjadi Qadhi pertama Wajo. Setelah Dato Sulaiman kembali ke Luwu
melanjutkan dakwah yang telah dilakukan sebelumnya, Dato ri Tiro melanjutkan
tugas Dato Sulaiman. Setelah selesai Dato ri Tiro ke Bulukumba dan meninggal di
sana. Wajo terlibat Perang Makassar (1660-1669) disebabkan karena
persoalan geopolitik di dataran tengah Sulawesi yang tidak stabil dan posisi
Arung Matowa La Tenrilai To Sengngeng sebagai menantu Sultan Hasanuddin.
Kekalahan Gowa tidak menyebabkan La Tenrilai rela untuk menandatangani perjanjian
Bungaya, sehingga Wajo diserang oleh pasukan gabungan setelah terlebih dahulu
Lamuru yang juga berpihak ke Sultan Hasanuddin juga diserang. Kekalahan Wajo
menyebabkan banyak masyarakatnya pergi meninggalkan Wajo dan membangun
komunitas sosial ekonomi di daerah rantauannya. La Mohang Daeng Mangkona salah
satu panglima perang Wajo yang tidak terima kekalahan merantau ke Kutai dan
membuka lahan yang kini dikenal sebagai Samarinda.
Pada zaman Ishak Manggabarani, persekutuan Wajo dengan Bone membuat
keterlibatan Wajo secara tidak langsung pada Rumpa'na Bone. Saat itu Belanda
melancarkan politik pasifikasi untuk memaksa semua kerajaan di Sulawesi Selatan
tunduk secara totalitas. Kekalahan Bone melawan Kompeni juga harus ditanggung
oleh Wajo sehingga Wajo harus membayar denda perang pada Kompeni dan
menandatangani Korte Veklaring sebagai pembaruan dari Large
Veklaring.[40]
Sejak abad ke-14 M Islam telah datang ke Maluku. Menurut
Tome Pires, orang masuk Islam di Maluku kira-kira pada tahun 1460-1465 M.
Sementara De Graaf berpendapat, bahwa raja pertama yang benar-benar Muslim
adalah Zayn al-Abidin (1486-1500 M). Di Kepulauan Maluku terdapat 2 kerajaan
besar yang bercorak Islam, yaitu Ternate dan Tidore. Kedua kerajaan tersebut
terletak di sebelah barat Pulau Halmahera di Maluku Utara. Pusat kedua kerajaan
tersebut masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore, namun wilayah kekuasaanya
mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua.
Ternate berdiri abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin
(1486-1500). Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512. Portugis dan Belanda
bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka.
Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun
(1550-1570). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan
Khairun dibunuh oleh Portugis.Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan
Baabullah (1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari
Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore.
Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan
Mansur sebagai raja.Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa pemerintahan
Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke
Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.Dengan masuknya
Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku
jadi beragam ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di
Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah
dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
Pada abad
ke-16 merupakan zaman Ternate dan Tidore, yang bersaing dalam perdagangan.
Karena kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, seperti
cengkeh dan nila. Kekuasaan mereka merosot dengan kedatangan bangsa Barat.
Tidore bersekutu dengan Spanyol, sementara Ternateberteman dengan Portugis.
Persaiangan menyulut terjadinya perang. Sultan Khaerun dari Ternate berusaha
mengusir Portugis, perang terjadi, yang menimbulkan ibu kota Ternate pada tahun
1565 M terbakar. Dengan dalih akan mengadakan perjanjian perdamaian, Sultan
Khaerun diundang ke Loji Portugis, namun Sultan dibunuh pada tahun 1570 M.
Di bawah
pimpinan putra Sultan Khaerun (Sultan Babullah) rakyat Ternate mengangkat
senjata melawan Portugis dan berhasil mengusir Portugis pada tahun 1577 M.
KerajaanTernate mencapai masa kejayaan dibawah pimpinan Sultan Babullah. Sultan
dapat mengislamkan Sulawesi Utara, perdagangan lancar, persahabatan dengan
Negara tetangga terjalin dengan baik.[41]
Setelah
Kerajaan Ternate berhasilmeluaskan wilayahnya dan membentuk persekutuan,
Kerajaan Tidore juga mengikuti jejak Ternate dan berhasil memperluas pengarunya
ke Halmahera, Pulau Raja Ampat, Seram Timur dan Papua.
Setelah agama Islam masuk ke Indonesia, muncul
kerajaan-kerajaan baru yang menganut agama Islam. Kerajaan-kerajaan itu ada di
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Di Sumatra, banyak kerajaan,
terutama ada di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat.
Di Jawa, terdapat kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Banten.
Demak didirikan pada perempat terakhir abad ke-15 oleh seorang asing yang
beragama Islam. ”Sultan” Demak pertama, Raden Patah, adalah putra Prabu
Brawijaya Kertabhumi, raja Majapahit terakhir.. Kerajaan Pajang yang ada
di pedalaman Jawa Tengah, merupakan pengganti Demak. Kemudian pengganti
Kerajaan Pajang adalah kerajaan Mataram yang pusatnya di kota Surakarta dan
Yogyakarta. Kerajaan Mataram didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung
Jati Pada tahun 1524 M, ia kemudian kembali ke Cirebon, dan kekuasaannya
diserahkan kepada anaknya yaitu Sulta Hasanuddin. Di Kalimantan terdapat kesultanan Banjar. kesultanan
Banjar atau Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 M, dengan penguasa
Raden Samudra. Di Sulawesi terdapat
kerajaan Gowa-Tallo, Bone, Wajo. Di Maluku terdapat kerajaan Ternate dan
Tidore.
DAFTAR
PUSTAKA
Al- Azizi,
Abdul syukur. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta: Saufa.
Al-‘Usairy,
Ahmad. 2011. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media.
Munir, Samsul. 2011. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Pigeaud, TH
& De Graaf. 2003. Kerajaan Islam Pertama Di Jawa. Jakarta: Temprint.
Sunanto,
Musyrifah. 2014. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Supriyadi,
Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Tjandrasasmita, Uka. 2009. Arkeologi
Islam Nusantara. Jakarta: PT Gramedia.
http://islamicprabuwayangkomputer.blogspot.co.id/2016/11/kesultanan-wajo-sulawesi-selatan.html.
Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
http://theexclusivers.blogspot.co.id/2015/03/kerajaan-islam-di-sulawesi.html. Diakses
pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
PERADABAN ISLAM DI INDONESIA
SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban
Islam
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Slamet
Untung, M.Ag

Disusun Oleh:
1. M. Ugi Sofyan Fasa (2021116019)
2. Diah Wahyuningsih (2021116263)
3. Cesa Octavioleta (2021116269)
4. Kusakira Tupae (2021116379)
Kelas
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI........................................... ..............................................................
I
A.
PENDAHULUAN
..........................................................................................
II
B.
PEMBAHASAN
.............................................................................................
1
1.
Penjajahan
Belanda dan Jepang di Indonesia............................................. 1
2.
Kondisi
Sosial-Politik Pascakemerdekaan.................................................
5
3.
Peradaban Islam di
Indonesia Pasca kemerdekaan.................................... 8
C.
PENUTUP......................................................................................................
11
Daftar
Pustaka.................................................................................................
12
A. PENDAHULUAN
Dizaman modern ini masyarakat
Indonesia telah banyak yang melupakan sejarah-sejarah terutama sejarah
peradaban Islam di Indonesia. Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia telah
mencapai puncaknya dengan diproklamirkannya proklamasi oleh Ir. Soekarno,
sesungguhnya perjuangan bangsa ini masih banyak yang harus disempurnakan. Sejak
awal kebangkitan Nasional, posisi agama sudah mulai di bicarakan dalam
kaitannya dengan politik atau Negara.
Ada dua pendapat yang didukung
oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal itu. Satu golongan berpendapat,
negara Indonesia merdeka hendaknya merupakan sebuah negara “sekuler”, negara
yang dengan jelas memisahkan persoalan agama dan politik, sebagaimana
diterapkan di negara turki oleh Mustafa Kamal. Golongan lainnya bependapat,
negara Indonesia merdeka adalah “Negara Islam”.
Indonesia adalah Negara yang
memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam. Walaupun Indonesia tidak
memakai Islam sebagai Asas Negara, akan tetapi mayoritas kebudayaan yang
diusung oleh Islam sangat mendominasi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya
penduduk yang beragama Islam. Kebudayaan-kebudayaan yang berlaku itu
berangsur-angsur membentuk suatu peradaban Islam yang mampu membawa penduduk
Indonesia kepada kemajuan dan kecerdasan.
Peradaban Islam di Indonesia
Sesudah Kemerdekaan mengalami perubahan yang sangat pesat, perubahan tersebut
terjadi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan. Untuk mengetahui Peradaban
Islam di Indonesia sebelum dan Setelah Kemerdekaan mari kita diskusikan makalah
ini bersama.
B.
PEMBAHASAN
1.
Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
a.
Penjajahan
Belanda
Perkembangan dan pertumbuhan islam
di Indonesia menyebabkan berdirinya beberapa kerajaan Islam. Kemudian
karena Indonesia kaya raya, maka datanglah bangsa-bangsa Barat, diantaranya
Portugis di tahun 1512, kemudian disusul Spanyol pada tahun 1521, lalu Prancis
pada tahun 1529, dan Belanda tahun 1596, baru Inggris datang kemudian.
Maksudnya semula hendak berniaga di samping mengembangkan Kristen,
sebagai alat menanamkan pengaruh dan kekuasaan, di samping itu juga untuk
mengembangkan usaha perdagangan, yaitu ingin mendapatkan rempah-yang mahal harganya di Eropa. Namun akhirnya mereka
melakukan tekanan dan paksaan, sehingga Idonesia menjadi jajahan bangsa Barat
(Belanda) tiga setengah abad lamanya[42].
Pada bulan april 1995 berlayarlah empat
buah kapal belanda menuju kepulauan melayu dibawah pimpinan Cournelis De
Houtman. Apal itu kecil belum besar kapal portugis. Tujuan utama pejalanan itu
adalah ke jawa barat. Karena disana tidak ada pengaruh pada bulan juni 1956,
setelah berlayar lebih dari satu tahun, keempat kapal ekspedisi yang dipimpin
cornelis de Houtman tersebut, sampailah dipelabuhan banten. Tujuan mereka
adalah hendak mencari rempah-rempah dan berdagang, namun melihat kekayaan
bangsa indonesia yang berlimpah luah, mereka akhirnya bertujuan untuk menjajah
indonesia.
Menjelang kedatangan belanda diindonesia
pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 keadaan kerajaan-kerajaan islam
diindoneia tidaklah sama.perbedaan keadaan tersebut bukan hanya berkenaan
dengan kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan islam
dikerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di sumatra, penduduk sudh menganut islam
sejak tiga abad, sementara dimaluku dan sulawesi penyebaran agama islam baru
saja berlangsung.
Disumatra, setelah Malaka jatuh ketangan
portugis, percaturan politik dikawasan selat malaka merupakan perjuangan segi
tiga: Aceh, Portugis, dan Johor yang merupakan kelanjutan dari kerajaan Malaka
Islam. Pada abad ke 16, tampaknya Aceh menjadi dominan, terutama karena
pedagang muslim menghindar dari Malaka. Dan memilih aceh sebagai sebagai
pelabuhan transit. Aceh beruaha menarik perdagangan internasional dan antar
kepulauan nusantara. Bahkan ia mencoba menguasai pelabuhan-pelabuhan pengekspor
lada, yang ketika itu sedang banyak permintaan. Kemenangan Aceh atas Johor
membuat kerajaan terakhir ini pada tahun 1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.[43]
Pada masa kolonial belanda, perjuangan-perjuangan yang dilakukan
umat islam akibat diberlakukannya politik etnis yaitu membentuk suatu
oeganisasi-organisasi islam guna membendung sepek terjang kolonial belanda
antara lain 1. Budi utomo, 2. SDI (Sarekat Dagang Islam), 3. Muhammadiyah, 4.
Persatuan islam (persis), 5. Nahdlatul Ulama (NU)[44].
b.
Penjajahan
jepang
Penjajahan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari
uapaya Jepang dalam mewujudkan asia timur raya. Keterlibatan Jepang dalam
perang dunia ke II diawali oleh serangan Jepang terhadap pangakaln Amerika di
Hawai. Pangakalan Pearl Harbour di hancurkan oleh Jepang menyebabkan ke ikut
sertaan Amerika dalam perang dunia ke II. Tahun 1938-1945 terjadi perang dunia
II antara Jerman, Italia, dan Jepang berhadapan dengan Sekutu yang terdiri dari
Inggris, Perancis, Rusia, ditambah Amerika Serikat membuka font baru menghadapi
jepang yang menjatuhkan bom di Pearl Harbour, sebuah pangkalan militer Amerika.
Hindia-Belanda (Nusantara) dibawah jajahan Belanda melalui pidato Ratu
Wilhelmina mengumumkan perang kepada Jepang dengan demikian, tak heran kalau
Hindia-Belanda menjadi salah satu sasaran Jepang. Satu persatu wilayah
Hindia-Belanda yang menjadi sumber minyak dikuasai Jepang. Tanggal 1 maret 1942
tentara Jepang mendarat di Jawa. Bandung sebagai pusat pertahanan Belanda di
bombardir Jepang. Hindia-Belanda menyerah tanpa syarat dn Hindia-Belanda pada
mulai dijajah Jepang.[45]
Masa pendudukan jepang di indonesia dimulai pada tahun 1942 dan
berakhir pada tanggal 17 agustus 1945 seiring dengan proklamasi kemerdekaan
Indonesia.pendudukan jepang di indonesia diawali dengan pendaratan dikota
tarakan pada 10 januari 1942 selanjutnya menduduki minahasa dan kota-kota lain
diindonesia termasuk kota-kota dipulau jawa.Mendaratnya jepang di pulau jawa
diawali pada tanggal 1 maret 1942 di teluk banten ,dan tanggal 5 maret kota
Batavia jatuh ditangan jepang dan itulah awal dari kejayaan jepang di
indonesia.
Ketika jepang
menghadapi krisis kemungkinan akan kalah dalam perang pasifik yang kian
meningkat,tanggal 7 september 1944 memberi janji kemerdekaan Indonesia.Janji
itu diulang kembali pada tanggal 1 maret 1945.keadaan itu disadari benar oleh
pemimpin-pemimpin islam di Indonesia.federasi organisasi-organisasi islam
masyumi kemudian mengundang pertemuan pengurus untuk bersidang guna
mempersiapkan kaum muslimin bagi pembebasan negri dan agama mereka,yang
akhirnya menyetujui pembentukan pasukan hizbullah.sebagian diantara mereka juga
menjadi anggota badan penyelidik untuk memeper siapkan kemerdekaan
Indonesia.Badan yang didirikan 7 desember 1944 diketuai oleh radjiman
widyodiningrat,merupakan tonggak besar dalam perjalanan sejarah pergerakan
kemerdekaan.
Sehari
setelah kekalahan jepang dari sekutu
dengan ditandai dengan pengeboman kota hirosima dan Nagasaki oleh
tentara amerika akhirnya komando tertinggi jepang di Saigon menyetujui
pembentukan panitia untuk mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerinyahan dari
Balatentara Jepang. Soekarno, Hatta, dan Radjiman diundang ke Saigon. Disetujui
suatu majelis yang mempersiapkan kemerdekan untuk membentuk UUD akan bersidang
di Jakarta tanggal 19 Agustus dan tanggal 24 Agustus Indonesia mendapat
kemerdekaan dari Jepang[46].
Dari
kesepakatan itu di Jakarta dibentuk panitia persiapan kemeerdekaan Indonesia
tanggal 14 atau 15 Agustus. Sejak pertengahan Febuari terjadi pemberontakan
peta di Blitar yang membangkitkan semangat anti-jepang seperti pemuda
peta.akhirnya soekarno dan hatta mengambil operasi tanggung jawab ini,dan
proklamasi secara terbuka pada tanggal 17 agustus 1945.[47]
2.
Kondisi Sosial-Politik Pascakemerdekaan
a.
Kondisi Sosial
Bangsa indonesia semasa
penjajahan di tempatkan pada golongan kasta atau tingkatan yang rendah hal itu
terjadi semasa penjajahan Belanda, namun semasa pendudukan jepang bangsa
Indonesia di tempatkan pada kasta teratas, namun status sosial tersebut tidak menjamin
kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik malahan semakin buruk keadaan
kehidupan masyarakatnya. Namun semasa pasca kemerdekan diskriminasi rasial
dihapuskan dan semua warga Indonesia memiliki kedudukan,hak dan kewajiban yang
sama dalam semua bidang. Jika di lihat dari keadaan budayaya bangsa Indonesia
merupakan Negara yang kaya akan budaya karena bangsa Indonesia selalu
menerima budaya yang masuk dan tidak lupa untuk menyaring atau
menyeleksinya dan memodifikasinya atau mengabungkanya dengan kebudayaan yang
telah ada tanpa menghilangkan ciri khas dari budaya asli.[48]
b.
Kondisi Politik
Masa Revolusi
Hirosima dibom tanggal 7 Agustus
1945 pemerintah jepang membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Soekarno, Hatta dan Dr. Radjiman diundang menemui marsekal Terauchi
di Dalai (Vietnam). Dalam pertemuan itu
Soekarno, Hatta dan Dr. Radjiman mendapat jaminan bahwa kemerdekaan Indonesia tak jadi masalah lagi.
Ketika Soekarno dan kawan-kawan
sampai disaigon mereka mendengar tentang perkembangan perang, maka Hatta
menyadari bahwa kekalahan Jepang hanya tinggal menunggu waktu. Sekembalinya
keIndonesia Syarrir menemui Hatta dan mendesak Soekarno untuk mengumumkan
kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI yang dibentuk Jepang. Namun ususlan Syahrir tidak dapat diterima Soekarno. Ketika
Soekarno-Hatta ingin mencari kepastian apakah betul Jepang telah menyerah,
Laksmana Maeda tidak dapat menjawab karena belum ada instruksi dari Tokyo.
Karena itu Hatta meminta Soebardjo untuk mempersiapkan rapat PPKI yang akan di
adakan tanggal 16 Agustus 1945. Tanggal 15 agustus Soebardjo datang kerumah
Hatta yang sedang membuat teks proklamasi. Revolusi yang menjadi alat
tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah
Indonesia melainkan merupakan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia
tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari
identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan
untuk tatanan sosial yang lebih adil tampakknya akhirnya membuahkan hasil pada
masa –masa sesudah perang dunia II.[49]
Orde
Lama
Sejak masa
Demokrasi terpimpin, Indonesia mengalami masa yang disebut orde lama. Bahwa
pada tanggal 10 oktober 1956, keetika sidang majelis konstituate dibuka di
Bandung, Soekarno menyatakan bahwa demokrasi parlementer perlu diganti
demokrasi terpimpin. Walaupun mendapat tantangan dari kelompok islam yang
dipimpin oleh ketua Masyumi waktu itu (Muhmmad Natsir) yang menganggapnya
sebagai sistem diktator. Dalam
kondisi ekonomi dan politik tidak menentu, tersiar kabar Soekarno sakit. D.N.
Aidit tealh menyusun suatu rencana melakukan tindakan kekerasan. Sasarannya
adalah para pemimpin pusat angktan darat dengan menciptakan desas-desus bahwa
dikalangan angkatan darat telah dibentuk dewan jendral yang akan melakukan
kudeta terhadap Soekarno. PKI harus bergerak cepat. pada tannggal 30 september
malam, dibawah komando Syam, ketua biro khusus CC PKI, kolonel untung dan
pasukannya melakukan penculikan dan pembunuhan sejumlah jendral angkatan darat
di Jakarta, kemudian menjalar ke Jawa tengah dan Yogyakarta. Peristiwa itu
terkenal dengan nama G30S PKI. Namun peristiwa itu denngan cepat dilumpuhkan.
Orde
Baru
Orde Baru
mengalami banyak perubahan. Restruksisasi politik, dilakukan tidak hanya dalam
penyederhanaan partai politik tetapi juga dalam bentuk penyadaran pentingnya
persatuan. Kesadaran tumbuh di kalangan generasi muda Islam. kalangan santri
yang lahir sekitar tahun 1945 dan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi,
baik dalam negeri, Timur Tengah atau Barat dan tidak terlibat dalam pengalaman
Orde Lama. Mereka berpendapat bahwa perpecahan politik masa Orde Lama serta
Perjuangan “negara Islam” tidak perlu dalam bentuk formal seperti masa lalu.
Dalam masalah ekonomi, pemerintah
membuat Baziz (Badan Amil Zakat Infak dan Sodaqah) dengan harapan
pemanfaatannya dapat dikoordinasi menjadi berskala besar dan produktif , dapat
pula menjadi modal bagi pengembangan ekonomi umat. Namun, Soeharto adalah
seorang yang dikatakan melamjutkan politik Snouck Hurgronje yang berpendapat
bahwa umat Islam haru diberi fasilitas. Dengan begitu umat tersebut berkembang
dan asyik dalam bidang sosial keagamaan saja, tetapi dibidang politk tidak
diberi kesempatan Soeharto dalam perkembangan pemerintahannya.
Semua kemajuan umat Islam pada masa
Orde Baru ini sebenarnya adalah sesuatu yang diluar kemampuan pengawasan
Soeharto dan aparatnya. sebab Soehartodengan kekuatan ABRI-nya sebenarnya
merekayasa segala macam cara bahkan dengan kekerasan, sehingga berkuasa selama
32 tahun. KKN merajalela, hutang atas nama negara dalam jumlah yang sangat
besar, korupsi yang luar biasa, dan hancurnya etika nasional.
Masa Reformasi
Jatuhnya
pemerintah Orde Baru yang otoriter membawa harapan munculnya pemerintahan pasca
Orde Baru yang demokratis. Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan partai
politik. Tercatat ada 48 partai baru yang mengikuti Pemilu 1999, termasuk di
dalamnya partai-partai Islam. Keadaannya ini juga mempengaruhi ulama untuk
kembali aktif di dunia politik dengan terjun langsung untuk memenangkan partai
tertentu sesuai dengan posisinya.
Kehadiran
ulama dalam politik seharusnya berdampak positif, dalam pengertian memberikan
sumbangan bagi terciptanya bangunan struktur politik yang bermoral, karena
ulama adalah simbol moral. Namun, ketika ulama itu terpolarisasi sedemikian
rupa, sehingga sering antara seorang ulama dengan ulama lain saling berhadapan
dalam membela partainya masing-masing. Kondisi ini akan menimbulkan perpecahan
dan dampaknya membingungkan rakyat, paling tidak akan memperlemah kekuatah umat
Islam sendiri yang akhirnya sering dimanfaatkan oleh golongan (partai) lain.[50]
3.
Peradaban
Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan
a.
Departemen agama
Departemen agama (dulu namanya kementrian agama) didirikan pada masa
kabinet syahrir yang mengambil keputusan tanggal 3 januari 1946 untuk
memberikan sebuah konsesi kepada kaum muslimin dan dengan mentri pertamanya
yaitu M.Rasyidi.Sebelum terbentuknya kementrian ini,ada pembahasan mengenai
apakah kementrian ini akan dinamakan kementrian agama islam ataukah kementrian
agama.Akhirnya diputuskan menjadi kementrian agama.
b.
Pendidikan
Setelah
Indonesia merdeka,terutama setelah berdirinya departemen agama,persoalan
pendidikan agama islam mulai mendapatkan perhatian lebih serius.Badan pekerja
komite nasional pusat dalam bulan Desember 1945 menganjurkan agar pendidikan
madrasah diteruskan.Badan ini juga mendesak agar memberikan bantuan kepada madrasah.
c.
Hukum Islam
Lembaga Islam yang
sangat penting yang juga ditangani oleh Departemen Agama adalah Hukum atau
Syari’at. Pengadilan Islam di Indonesia membatasi dirinya pada soal-soal hukum
muamalat yang bersifat pribadi. Hukum muamalat terbatas pada persoalan nikah,
cerai dan rujuk, hukum waris (faraidh), wakaf, hibah, dan baitul mal.
Keberadaan lembaga
peradilan agama di masa Indonesia merdeka adalah kelanjutan dari masa kolonial
belanda. Pada masa pendudukan jepang, pengadilan agama tidak mengalami perubahan.
Setelah Indonesia merdeka jumlah pengadilan agama bertambah, tetapi
administrasinya tidak segera dapat diperbaiki. Para hakim Islam nampak ketat
dan kaku karena hanya berpegang pada madzhab Syafi’i. Sementara itu, belum ada
kitab undang-undang yang seragam yang dapat dijadikan pegangan para hakim dan
pengadilan Agama di dominasi oleh golongan tradisionalis. Karena itulah, sekolah
Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) dan Fakultas Syari’ah di
perguruan-perguruan tinggi didirikan.
d.
Haji
Setelah Indonesia merdeka,pada tahun
1950 sebuah yayasan yaitu yayasan perjalanan haji Indonesia,didirikan di
Jakarta. Pemerintah memberikan kuasa kepada yayasan itu untuk menyelenggarakan
perjalanan haji.sebuah bank,bank haji Indonesia dan sebuah perusahaan
kapal,pelayaran muslimin Indonesia (MUSI) didirikan.
e.
Majlis Ulama Indonesia (MUI).
Disamping departemen agama,cara lain pemerintahan Indonesia dalam
menyelenggarakan administrasi islam ialah mendirikan majlis ulama.Suatu program
pemerintah,apalagi yang berkenaan dengan agama hanya bisa berhasil dengan baik bila disokong oleh ulama. Karena itu, kerjasama antara pemerintah dan ulama perlu berjalan dengan baik.[51]
C.
PENUTUP
Dengan diproklamirkannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menandakan berdirinya
sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih harus mendapat pengakuan
dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka betul-betul sah.
Seiring perjalanannya
pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat pengakuan tersebut,
gejolak-gejolak yang terjadi seperti gejolak Ekonomi, Sosial, dan Ekonomi
terjadi, namun dengan berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja
terjadi perpecahan, berbagai gejolak tersebut dapat diatas.
Hal seperti itulah yang patut dicontoh bangsa
Indonesia masa sekarang dalam membangun bangsa ini, walaupun banyak
permasalahan, banyak tekanan dari berbagai aspek dan pihak, tetapi para-para
pemimpin bangsa terdahulu mampu mengatasi dan memperjuangkan kedaulatan dan
keseimbangan NKRI. Maka dari itu kita sebagai agen penerus dan pembangun bangsa
wajib meneruskan serta memperbaharui apa yang telah pemimpin-pemimpin kita
lakukan guna mengharumkan nama Indonesia, membangun bangsa agar Indonesia
berkembang dan menjadi negara maju, demi satu nama untuk “ INDONESIA “
DAFTAR PUSTAKA
Amin
Samsul Munir, 2009. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta: Amzah.
Haidar M.Ali, 1994. Nahdlatul
Ulama Dan Islam Di Indonesia, Jakarta:Pt
Gramedia Pustaka Utama,
http://rinaldyvirgiawan99.blogspot.co.id/2012/09/kondisi-keadaan-indonesia-pasca
-sesudah.html, 20/11/17, pkl 11:42
-sesudah.html, 20/11/17, pkl 11:42
Ricklefs,
C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Pt. Serambi Ilmu Semesta
Sunanto.
Musyrifah. 2005 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Yatim
Badri. 2014, Sejarah Peradaban
Islam Dirasah Islamiah II, Jakarta:Raja
Wali Pers
[1]
Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Jogjakarta:Teras, 2012), hlm.
243-247.
[2] M.
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Jogjakarta:Pustaka
Book Publiser, 2004), hlm. 271-272.
[3]
Abdul Syukur Al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta:
Saufa, 2014). Hlm. 359-360.
[4]
Abdul Syukur Al-Azizi, Ibid., hlm. 361-362.
[5]
Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 445.
[6]
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT Pustaka Rizki
Putra, 2002), hlm. 143.
[7]
Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 250.
[8] Ahmad
al-‘Usairy, Op.Cit., hlm. 445.
[9]
Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 251-252.
[10]
Ahmad al-‘Usairy, Op.Cit., hlm. 446.
[11]
Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 253.
[12]
Imam Fu’adi, Ibid., hlm. 254-255.
[13]
Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan
Islam Periode Pertengahan, (Bandung:
CV Pustaka Setia. 2013), hlm.242-243.
[14]
Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang,1995),
hlm. 355-383.
[15]
Abdul Syukur Al-Azizi, Op.Cit., hlm. 364-371
[16]
Ading Kusdiana. Op.Cit. Hlm. 260.
[17]
Fatah Syukur, Op.Cit. 161.
[18]
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2009), hlm. 194-195
[19]Rusydi
Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam,
(Jakarta:Rajawali pers,2015), hlm 274-275.
[20]Syafiq
A. Mughni,Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki, (Jakarta: Logos, 1997),
hlm. 51
[21]Imam
Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012), hlm. 165
[22]Ahmad
al-Usairy, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 351
[23]Ading
Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV
Pustaka Setia . 2013), hlm 124
[24]AbdulSyukur
Al-Aziz. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa
2014), hlm. 418-419
[25]Musyrifah
Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (PRENADA MEDIA 2003), hlm. 249-250
[26]Imam
Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012), hlm. 192-196
[27]Samsul
Munir Amin,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2009), hlm. 208-209
[28]http://sejarahperadabanislam13.blogspot.co.id/13/09/kerajaan-turki-usmani.html?m=1 di
akses pada tanggal 13 nov 2017 pukul :18.30.
[29]AbdulSyukur
Al-Aziz, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa
2014), hlm. 420
[30]Imam
Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012), hlm. 208
[31]Ading
Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV
Pustaka Setia . 2013), hlm. 159
[32]
Dedi Supriydi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2016),
hlm. 209.
[33] Uka
Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta: PT Gramedia, 2009),
hlm. 55-57.
[34]
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 337.
[35]
Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm.
450-451.
[36] De
Graaf & TH. Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, (Jakarta:
Temprint, 2003), hlm. 134.
[37]
Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (
Jogjakarta: Saufa, 2014), hlm. 444.
[38]
Op.cit, hlm. 451.
[39]http://theexclusivers.blogspot.co.id/2015/03/kerajaan-islam-di-sulawesi.html, diakses
pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
[40] http://islamicprabuwayangkomputer.blogspot.co.id/2016/11/kesultanan-wajo-sulawesi-selatan.html,
diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
[41]
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014), hlm. 26.PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN
MONGOLIYAH DI INDIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban
Islam
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Untung,
M. Ag.

Disusun Oleh :
Syafiqurrahman (2021115357)
Chalimatus
Sa’diyah (2021116287)
Pramita
Intisiam (2021116044)
Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN/ PROGRAM STUDI PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... I
A.
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
B.
PEMBAHASAN............................................................................. 2
1.
Kelahiran
Kerajaan Mongoliyah / Dinasti Mughol di India....... 2
2.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan................................................ 5
3.
Kemunduran
Dinasti Mughal....................................................... 10
C.
PENUTUP......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13
A.
PENDAHULUAN
India merupakan wilayah yang memiliki peradaban yang tergolong tertua di
dunia, sehingga wajar apabila India tidak pernah absen dalam perkembangan
sejarah di dunia, baik itu masa kuno maupun modern. Islam pernah mengukir
sejarah di wilayah ini, dengan berbagai kerajaan yang ada, dimulai dari Mamluk
di India hingga yang terbesar yaitu Mughal.
Meskipun Islam bukan merupakan kekuatan luar pertama yang masuk dan
menduduki kawasan ini, akan tetapi peradaban Islam mampu memberi warna pada
kebudayaan setempat. Peradaban Islam mampu mengakar dan memberikan kontribusi
yang besar bagi kemajuan masyarakat.
B.
PEMBAHASAN
1.
Kelahiran Kerajaan Mongoliyah / Dinasti Mughol di India
Terdapat beberapa dinasti Islam yang berkuasa sebelum pemerintahan
dinasti Mughol di India, dinasti-dinasti tersebut adalah dinasti Ghazwaniyah
(976-1020 M), dinasti Ghouriyah (1148-1206 ), Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1290-1320
M), Tughluq (1320-1413 M), Sayyid (1414-1451 M), dan dinasti Lodi (1451-1526 M)[1].
Dinasti Lodi didirikan oleh
Bahlul Lodi yang berkuasa selama 38 tahun. Ia meninggal pada tahun 1389, dan
kemudian digantikan oleh putra keduanya yaitu M. Nizam Khan yang mendapat gelar
Iskander Lodi dan meninggal pada tahun 1517 M setelah berhasil memimpin selama
28 tahun. Setelah kematian Iskander Lodi, putranya, Ibrahim Lodi naik tahta.
Pasa masanya negri ini mengalami kekacauan, dan pada tahun 1526 M, Babur Mongoliya
menyerbu india dan berhasil merebut kekuasaan Lodi. Beralihnya kekuasaan Lodi
ke tangan Babur tersebutlah yang menjadi awal dari berdirinya dinasti Mughol.[2]
Dinasti Mughol merupakan dinasti yang berkuasa cukup lama di anak
Benua India, yaitu pada abad ke-16 hingga abad ke-19 M. kata “Mughol” berasal
dari bahasa Persia yang merupakan panggilan bagi bangsa Mongol. Dinasti ini
didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Mongol. Babur adalah nama
kecil dari Zahiruddin, yang artinya “singa”, ia lahir pada 24 Februari 1438 M.
ayahnya bernama Umar Mirza, keturunan langsung dari Miransyah, putra ketiga
dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua
dari Jengis Khan.
Berdirinya dinasti Mughal menyebabkan bersatunya raja-raja Hindu
Rajputh di seluruh India dan menyususun angkatan perang yang besar untuk
menyerang Babur. Akan tetapi, gabungan ini dapat dikalahkan. Sementara di
Afghanistan, golongan yang setia kepada keluarga Ibrahim Lodi, mengangkat
Saudara kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi sultan. Sultan Mahmud bergabung
dengan raja-raja Hindu tersebut. Babur harus berhadapan dengan pasukan koalisi,
namun ia tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi dalam pertempuran dekat Gogra
pada tahun 1529 M. akan tetapi, ia tidak lama menikmati hasil perjuangannya. Ia
meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah
memerintah selama 30 tahun.[3]
Setelah Babur meninggal, ia digantikan oleh anaknya, Nashiruddin
Humayun (1530-1539 M). Dalam menjalankan pemerintahannya, Humayun menghadapi
banyak rintangan dan tantangan. Sepanjang kepemimpinannya, Dinasti Mughal
banyak berperang melawan musuh. Di antaranya adalah peperangan dengan Bahadur
Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan
diri dari Delhi. Namun, pemberontakan ini dapat dipadamkan, lalu Bahadur Syah
melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai.
Pada tahun 1540 M, kembali terjadi pertempuran dengan Syer Khan di
Knauj. Dalam peperangan ini, Humayun megalami kekalahan dan terpaksa melarikan
diri ke Kandahar, selanjutnya ke Persia, dan meminta bantuan kepada sultan
Safawiyah, yaitu Syah Tahmasph untuk memberikan pasukan militer sebanyak 14.000
tentara, maka pada tahun 1555 M, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya,
dan akhirnya ia berhasil menaklukan kota ini dan memerintah kembali pada tahun
1556 M.
Tak lama setelah memimpin kembali Dinasti Mughal, Humayun meninggal
dunia dan digantikan oleh putranya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar
atau yang lebih di kenal dengan sebutan Akbar yang baru berusia 14 tahun. Akbar dilahirkan di Amarkot, 15
Oktober 1542 M, dan memerintah dari 1556-1605 M. karena Akbar masih sangat
muda, maka ia hanya menjadi wali sultan. Untuk menjalankan pemerintahan,
diangkatlah Bairam Khan. Setelah dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairam
Khan yang teah memiliki pengaruh kuat. Seteah Bairam dikalahkan, ia melakukan
perluasan wilayah kekuasaan di Chundar, Ghong, Chritor, Ranthabar, Gujarat,
Surat, Bengal, Deccan, Narhaa, dan Ashgar.
Wilayah yang sangat luas itu diperintah melalui sistem pemerintahan
militer yang ia terapkan, sehingga stabilitas poitik tetap terjaga. Selain itu
akbar berhasil menerapkan bentuk politik sulakhul (toleransi universal),
yaitu politik yang mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama
kedudukannya, tidak dapat dibedakan oleh etnis dan agama. Masa kepemimpinannya
merupakan puncak kejayaan dinasti Mughal.[4]
Namun demikian, Akbar dianggap telah menyimpang dari akidah yang benar, karena
di telah membuat sebuah agama baru yang diberi nama Din Ilahi atau
“agama Tuhan” yang bersandarkan pada ajaran Majusi dan Hindu.[5]
Akbar meninggal pada tahun 1605 M.
Setelah Akbar meninggal dunia, kemajuan yang telah dicapai Akbar
dianjutkan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jahangir (1605-1628 M), Syah
Jahan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).[6]
oorientasi ketiga sultan tersebut lebih banyak berfokus pada upaya
mempertahankan wilayah, pembangunan sektor ekonomi, pengembangan budaya, seni,
dan arsitektur. Ekspansi keluar kurang mendapat perhatian.[7]
Jahangir merupakan
putra dari Akbar. Meskipun meskipun begitu, dia tidak mengikuti jaan ayahnya
yang menyimpang, dia memiliki akidah yang lurus. Pada masanya orang-orang
Portugis, Inggris, dan Belanda berlomba-lomba melakukan perdagangan di India.[8]
Setelah Jahangir
meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama Syah Jaihan. Dalam catatan
sejarah, Syah Jaihan dikenal sebagai seorang sultan yan romantis. Ia
mengabadikan namanya dan nama permaisurinya, yaitu Mumtaz Mahal dalam makam Taj
Mahal di Agra. Pada masa pemerintahannya, sudah ada orang portugis di India.
Para pemukim Portugis banyak yang menyalah gunakan kebaikan yang diberikan oleh
penguasa Mughal, seperti memungut pajak yang berat nagi para pedagang setempat,
menculik anak-anak untuk dibaptis dan tidak segan-segan melakukan perampokan.
Akhirnya Syah Jahan marah dan mengusir mereka sembari merebut kembali tempat
pemukiman nereka di Hughli Benggala.[9]
Setelah Syah Jahan
meninggal, kekaisaran mughal dilanjutkan oleh putranya, Aurangsep (1658-1707
M). dia adalah seorang yang zuhud dan adil serta sangat memperhatikan syariat
Islam dan adab-adabnya.[10]
Pada masanya, terdapat dinamika politik yang terjadi di India yang secara
realistik mengalami perubahan-perubahan yang mana hal tersebut juga menjadi
awal berakhirnya kekuasaan muslim di India.[11]
Setelah meninggalnya Aurangsep pada tahun 1707 M, sultan-sultan berikutnya
tidak dapat mempertahankan eksistensi kesultanan Mughal sehingga dinasti Mughal
mengalami kemunduran.
2.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sebelum munculnya kerajaan mughal,
pendidikan hanya dilakukan secara perseorangan. Namun, setelah muncul kerajaan
mughal, pendidikan mendapat perhatian yang besar dari sultan. Kerajaan mughal
sangat mendorong pendidikan rakyatnya. Pada zaman pemerintahan Mughal dipimpin
Syah Jahan dan Aurangzeb, mereka membangun sekolah-sekolah tinggi di samping
juga pusat pengajaran di Lueknow. Hal ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan
atau dunia intelektual pemerintahan Mughal di India cukup eksis.[12]
Para Ahli sejarah pada zaman itu banyak
pengarang kitab-kitab yang tinggi nilainya sebagai sumber sejarah untuk
dijadikan bahan penelitian para ilmuwan sekarang. Banyak terjemahan dari bahasa
India ke bahasa Persia yang dikerjakan dengan bantuan dari Raja-raja Mughal.
Seperti menerjemahkan buku Ram
Charitmanas (Ramayana) dan buku Mahabharata yang dilakukan pada masa Sultan
Akbar. Akbar pulalah yang menyuruh menerjemahkan kitab Injil dan kitab
Upanishad ke dalam bahasa Persia. Itulah sebabnya Keneth Morgan menilai bahwa
sejak persia di bawah mughal telah mencapai tingkat kesempurnaan yang tinggi.[13]
Dalam zaman mughol, perkembangan ilmu dalam segala bidang, terutama
yang erat kaitannya dengan aqidah dan syari’ah, telah meluas dan memanjang,
yang pada umumya hanya memberi uraian dan tambahan penjelasan terhadap
kitab-kitab yang telah dikarang pada zaman-zaman sebelumnya. Mengenai
perkembangan ilmu dalam zaman mughol ini, dapat dijelaskan dengan rigkas
sebagai berikut:
1.
Hadits
Di antara ahli
hadits dan pengarang-pengarang yang ada hubungannya dengan hadits, yang
termasyhur di antaranya yaitu:
a.
Muhibuddin
ath-Thaabary al-Makky (wafat 684 H). Karangan-karangannya anta lain: kitab
al-Riyadh al-Nadharah fi Fadhail al-Asyrah, tentang sahabat sepuluuh yang
dijanjikan surga, dan Zakhir al-Uqba fi Manaqib Zawi al-Qurba, tentang
ahli famili Nabi.
b.
Izzudin
bin Jama’ah al-Kanany (wafat 767 H). Kitab-kitab karangannya: al-Mukhtasar
al-Shaghir fi Sirah al-Basyir al-Nazir, Muntakhab Nuzhah al-Albab.
c.
Yahya
Bin Abi Bakar Amiry Al-Yamany (wafat 893 H). Kitab karangannya: kitab
al-Riyadh al0Musthabah, tentang riwayat Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim.
2.
Ilmu
Qur’an dan cabang-cabangnya
Dalam zaman
Mughol ini, juga banyak muncul ulama-ulama yang memperluas dan memperdalam
ilmu-ilmu Al-Quran dengan segala cabang-cabangnya. Diantara mereka itu yaitu:
a.
Abdullah
bin Umar Baldhawy (wafat tahun 675 H). Kitab-kitab karanannya antara lain: Anwarut
Tanzil wa Asrorut Takwil yang membahas tentang
tafsir, kitab Minhaj Al-Wushul ila
Ilmi Ushul,Nidhomul Tawarikh, Risalah fi Maudhu’atil Ulum.
b.
Abu
Hayyan al-Gharnathly (wafat tahun 754 H). Di antara karangan-karangannya ialah:
al-Bahrul Muhith, tentang tafsir Qiran.
3.
Tasawuf
Di antara ulama
atau pengarang ilmu tasawuf yang terkenal dizaman ini antara lain:
a.
Tajuddin
bin Atha al-Iskandary asy-Syazly, (wafat tahun 709 H), beliau adalah seseorang
yang sangat berpengethuan luas, karangannya lebih dari 20 buah, salah satunya
adalah al-hikam Athaiyah yang membahas tentang sufiyah.
b.
Jamaluddin
abdulrazik al-Kaslani (wafat tahun 730 H). Diantara karangannya adalah: ishthilahatush
Shufiyah, Risalah fil Qodho wal Qodar.
c.
Afifuddin
Abdullah bin As’ad al-Yafi’y (wafat yahun 767 H). Di antara karangannya tentang
tasawuf ialah: Raudhur Rayahin, yang mengandung lebih dari 500 riwayat
tentang ahli tasawuf.
4.
Ath-Thib
Di antara
tabib-tabib dan pengarang-pengarang thib yang terkenal dalam zaman ini, antara
lain:
a.
Izzuddin
as-Suwaidy (wafat tahun 690 H), kitabnya tentag kedokteran: at-Tazkirah
al-Hidayah.
b.
Alaudin
bin al-Fafis (wafat tahun 678 H). Kitabnya tentang makanan: al-Mukhtar Minal
Aghziyah, Dan Mujiz al-Qonun.
c.
Alkhawy
bin Kutuby (wafat tahun 711 H) yang lebih terkenal dengan nama Ibnu al-Akbir. Karangannya yang sangat
bernilai yaitu: Ma La Yasa’u ath-Thabib Jahlalu, tentang penyakit dan
obat.
5.
Falsafah
Di
antarapara ahli / pengarang falsafah
yang sangat menonjol di zaman ini, yaitu:
a.
Jamamuddin
al-Katiby al-Qazwainy (wafat tahun 675 H). Kitab-kitabnya: ar-Risalah
asy-Syamsiyah fil Qawaidil Manthiqiyah, Hikmatul Ain Fith Thabi’ah wama
Fauqaha.
b.
Sirajuddin
Abu Tsana Arwamy (wafat tahun 673 H), kitabnya yang terkenal yaitu: Mathali’ul
anwar fil Hikmah wal Manthiq.
6.
Ilmu
Pasti/ Ilmu Bintang
Di
antara para ahli / pengarang ilmu pasti atau bintang yang terkenal pada zaman
ini yaitu:
a.
Quthbuddin
Mahmud asy-Syirazy (wafat tahun 710 H). Karangannya: Nihayatul Idrak fi
Dirayatil Aflak.
b.
Ibnu
al-Banna al-Marakisyy (wafat tahun 721 H). Salah satu kitab karangannya: Talkhish
A’malil Hisab.
c.
Ibnu
Syatir al-Muwaqqat (wafat tahun 777H), yang banyak mengarang tentang ilmu
bintang, ilmu pasti, dan ilmu bumi.
7.
Ilmu Thabi’iyat dan Teknik
Di
antara para ahli/pengarang ilmu thabi’iyat (ilmu nabat, hayawan, ilmu alam) dan
teknik yang terkenal pada zaman ini antara lain:
a.
Abdurrahman
bun Daud al-Andalusy. Kitabnya yang terkenal: Nuzwah an-Nusus wal afkar fi
ma’rifatin Nabaat wal ahjar.
b.
Tibagha
al-Jarkasy. Kitabnya yang terkenal ialah: kiab al-fallahah, tentang
pertanian.
c.
Ridwan
bun Muhammad al-Khurasany. Kitabnya: Ilmus Sa’aat wal Amal Biha, tentang
teori dan praktek membuat jam.
d.
Abdul
Iz bin Ismail bun Razaz al-Jurury. Kitabnya yang terkenal: Kitabul Hiyal atau
al-Jamil Bainal Ilm wal Amal, tentang mekanika.
e.
Kmaluddin
Muhammad bin Isa ad Damiry. Kitabnya: kitab Hayatul Hayawan al-Kubra, tentang
ilmu hewan.
8.
Ilmu
Peperangan/ Berburu
Di
antara ilmu-ilmu yang tumbuh dan berkembang baik dalam zaman ini, yaitu ilmu
ketentaraan atau ilmu peperangan, termasuk ilmu kecakapan berkuda dan ilmu
perburuan. Di antara para ahli/pengarang ilmu-ilmu tersebut antara lain:
a.
Amir
Lajin bin Abdullah Zahaby al-Hisamy ath-Tharablusy. Karangan terbesarnya
adalah: Tufhah al-Mujahidin fil Amal bil Mayaadin, yang membahas tentang
pendidikan tentara.
b.
Imamuddin
Musa bin Muhammad al-Yusufly al-Mishry. Kitabnya: Kasyf al-Kurub fi Ma’rifah
al-Huruf, tentang teknik perang dan organisasi tentara serta masalah
persenjataan.
c.
Badaruddin
Baktut ar-Rimah al-Khazandary. Kitabnya yang terkenal: kitab al-Furusiyah, tentang
ilmu keahlian menunggang kuda.
d.
Muhammad
bin al-Mankaly. Salah satu kitab karangannya adalah anas al-malabu,
tentang perburuan.
9.
Ilmu
Politik/ Tatausaha
Salah
satu ahli/ penngarang ilmu dalam bidang ini adalah mahmud
bin Ismail al-Jizy, yang mengarang kitab ad-Durratul Gharra fi Nashaih
al-Muluk wal Wulah wal-Wuzara, yaitu kitab yang membahas tentang pedoman
memerintah bagi para raja, gubernur dan menteri.
10.
Ilmu
Bahasa
Dalam
zaman ini, muncul pengarang-pengarang ternama dalam bidang bahasa, seperti
pengarang lisanul arab, al-Qamus, alfiyah, dll.
11.
Ilmu
Tarikh, kritik Tarikh, dan falsafah tarikh
12.
Juhrafi
(ilmu bumi)
13.
Mausu’at/Majmi’,
yaitu kumpulan berbagai macam ilmu dan pengetahuan.
14.
Ilmu
seni budaya, seperti seni bahasa (yang di dalamnya terdapat puisi dan prosa),
seni suara, seni rupa, seni pahat, dan seni lukis.[14]
Adapun
Karya seni terbesar yang dicapai dinasti Mughal adalah karya arsitekturnya yang
Indah dan mengagumkan, seperti: Taj Mahal, Humayun’s Tomb, Jama’ Masjid, Qutub
Minar, Shalimar Garden, dan Red Fort atau Lal Qila[15]
3.
Kemunduran Dinasti Mughal
Adapun
faktor yang mendorong kemunduran dinasti Mughol anatara lain:
a.
Munculnya
Perebutan Kekuasaan Pada Periode Sultan Yang Lemah Dan Serakah. Masalah
perebutan kekuasaan bukanlah hal baru. Penguasa kerajaan mughal sesudah
Aurangzeb pada umumnya tergolong raja-raja yang lemah yang tidak sanggup
menghadapi kenyataan dan tidak mampu mengatasi kesulitan.
d.
Kebijakan
represif Aurangzeb yang berimplikasi terhadap kemunculan gerakan pemberontakan,
karena golongan hindu tidak diberi kesempatan untuk turut mengambil bagian dalam
pemerintahan.[16]
e.
Terdapat
serangan-seragan terhadap dinasti Mughal, seperti serangan yang dilakukan oleh
nadhir Syah (penguasa Persia) yang menyebabkan Prestis Mughal semakin menurun,
dan serangan dari pasukan Afghanistan yang dipilih oleh Ahmad Khan Durroni yan
menyebabkan jatuhnya kekuasaan Mughal ke
dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap tetap di izinkan berkuasa di
Delhi tetapi dengan jabatan sebagai Sultan
C.
PENUTUP
Dinasti Mughal
didirikan oleh Zahiruddin Babur. Berdiri setelah berhasil menghancurkan dinasti
Lodi dengan pemimpin terakhirnya yaitu Ibrahim Lodi. Setelah Zahiruddin wafat,
ia digantikan oleh keturunan-keturunannya, yaitu Humayyun, Jalaluddin Akbar,
Jahangir, Syah Jahan, Aurangzeb, sampai
yang terakhir yaitu Bahasur Syah.
Perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa dinasti Mughol tergolong cukup eksis, hal ini ditandai
dengan didirikannya sekolah-sekolah tinggi tepatnya pada masa Syah Jahan dan
Aurangzeb.
Dinasti Mughal mulai
mengalami kemunduran setelah wafatnya Aurangzeb, karna pemimpin-pemimpin
setelahnya tergolong pemimpin yang lemah sehingga tidak bisa mempertahankan
dinasti Mughol.
DARTAR PUSTAKA
Al-Azizi,
Abdul Syukur . 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Jakarta:
Saufa.
al-‘Usairy, Ahmad. 2011. Sejarah
Islam. Jakarta: Akbar Media.
Fu’adi, Imam. 2012. Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta:Teras.
Hasjmy. 1995. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan
Bintang
Karim,
M. Abdul. 2004. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Jogjakarta:Pustaka
Book Publiser.
Kusdiana, Ading. 2013. Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. Bandung:
CVPustaka Setia.
Syukur,
Fatah . 2002. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN
TURKI UTSMANI
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosenpengampu:
Dr. Moh. Slamet Untung, M. Ag

Disusun Oleh:
1.
Irwan
syaefudin (2021115242)
2.
Nurul
Khafifah (2021116067)
3.
Iin
Sakinah (2021116249)
Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... i
A.
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
B.
PEMBAHASAN............................................................................. 2
1.
Kelahiran
Kerajaan Turki Utsmaniyah....................................... 2
2.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan................................................ 4
3.
Kemunduran
dan Keruntuhan Kerajaan Turki Utsmaniyah......... 5
C.
PENUTUP......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10
A. PENDAHULUAN
Sejarah
mengenai peradaban Islam ini memberikan manfaat yang sangat besar. Bagi para
umat Islam di dunia. Diman melalui sejarah peradaban Islam terdapat berbagai
cerita atau kronologi mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaiatn dengan agama
Islam baik itu pada zaman Rasulullah, pada masa khulafaurrasyidin, atau setelah
para sahabat meninggal dunia.
Salah
satu yang dikaji dalam sejarah peradaban Islam ialah mengenai kerajaan-kerajaan
yang berdiri sepeninggal Rasulullah dan para sahabatnya, diantaranya kerajaan
Turki Usmani. Kerajaan Turki Usmani dipimpin oleh banyak khalifah karena kerajaan
ini berdiri dalam waktu yang lama.
B. PEMBAHASAN
Pendiri
kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol
dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira 3 abad, mereka
pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad
kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Tahun 1300 M,
bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan Aladdin terbunuh. Kerajaan
Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usmani
kemudian menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang
didudukinya. Sejak itulah Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.
Penguasa
pertama adalah Usman yang disebut juga dengan Usman I. Setelah Usman I
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (Raja besar keluarga Usman) tahun
669 H (1300 M) setapak dengan setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia
menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M,
kemudian tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota Turki usmani. [18]
Kerajaan turki usmani telah muncul dalam
periode yang biasanya di sebut periode Mongol. Negara bagian yang di pimpin
oleh usman pendiri dianasti di akhir abad ke 13,pada awalnya hanyalah salah
satu bagian terkecil dari pemerintah turkis dari Anatolia. Militer berhasil
dibatalkan membuka jalan kekuasaan di Asia kecil, penaklukan konstantinopel
(1453 M) – berakhirnya kerajaan Byzantium – penaklukan Syiria dan Mesir (1516-
1517 M) – erakhirnya kekuasaan mamluk – adalah faze dimana utsmani memunculkan
kekuasaan ditimur dekat kekuasaan yang merangkum seluruh daerah arab klasik –
budaya islam. Perkembangan kerajaan dari abad ke-18 dikelompokkan melalui usaha
menghadapi tantangan eropa dalam hal ekonomi, teknologi, dan kebudayan, melalui
kefleksibilitasan daerah ekonomi dan melalui reformas dalam institusi kerajaan.[19]
Kerajaan Turki
Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah Asia
Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dinia Islam,
pemimpin suku Kayi, Sualiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari
serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Sulaiman meminta
perlindungan kepada Jalal Ad-Din, pemimpin terakhir dinasti khwarazm Syah
tersebut Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal Ad-Din
memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia Kecil, dan disanalah
mereka menetap. Sulaiman ingin pindah ke wilayah Syam setelah ancaman Mongol
reda. [20]
Dalam catatan sejarah, bangsa Turki Utsmani
berasal dari keluarga Qabey yaitu salah satu kabilah Al-Ghaz Al-Turki, orang
Turki yang suka berperang. Semula mereka tinggal di daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina sampai kepinggiran lautan hitam. Mereka ini semacam suku
Badwi, yang mampu tinggal di girun sahara. Kemudian mereka membangun sebuah
daulah Adwi yang kuat dibawah pimpinan mereka yang mereka bernama Tumin,
dikenal di Cina, atau bahasa Turki dikenal dengan Bumin yang meninggal sekitar
tahun 552 M.[21]
Selama 5 abad
pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya
dalam menjaga dan melindungi kaum muslimin. Utsmaniyah merupakan pusat Khilafah
Islamiyah, karena merupakan pemerintahan Islam yang terkuat pada masa itu,
bahkan merupakan negara paling besar di dunia.[22]
Sultan Usman
meninggal pada tahun 1326 M dan digantikan oleh Orkhan, putranya yang
memerintah dari tahun 1326-1359 M. Pada masa pemerintahannya , Orkhan tetep
melaksanakan kebijakan pendahulunya untukmenaklukan seluruh Asia Kecil.
Selanjutnya, dengan kekuatan militer yang lebih tangguh, Orkhan mulai memerangi
Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Dengan peperangan dengan Bizantium, dapat
menaklukan Ismid, Ikhsyid, dan pesisir Marmora. [23]
a.
Ilmu
pengetahuan tidak mendapat perhatian besar, nemun tetap ada perubahan pada masa
Dinasti Utsmani. Selain itu, terjadi transformasi pendidikan dengan mendirikan
sekolah-sekolah dasar dan menengah (1881 M) perguruan tinggi (1869 M), serta
mendirikan fakultas Kedokteran dan Hukum.
b.
Seni
arsitektur berkembang sangat pesat, masjid yang indah dibangun, seperti Masjid
Agung Sulaiman, dan Masjid Ayyub al-Ansyari, yang semula adalah gereja Aya
Sophia. Semua masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah.[24]
c.
Dalam bidang seni, syair dan arsitektur daulah
Utsmaniyah mempunyai jasa tidak kecil. Dalam bidang seni bersyair hampir semua
Sultan Turki mempunyai minat yang besar.
Adapun ilmu pengetahuan dari para ilmuwan
bwear diantaranya:
1)
Haji
Kholifa, ia seorang prajurit yang berani, berpengetahuan luas dan pengarang
yang cakap. Kitab karangannya mengenai sejarah, ilmu bumi, sejarah hidup.
Diantaranya:
a)
Kasyafu
al-Dzunun, kamus yang memuat kira-kira 14.500
buah nama kitab dalam bahasa Arab yang disusun menurut abjad.
b)
Taqwinu al-Tawarikh
c)
Tuhfatu
al-Kibar Fi Asfari al-Bihar, tentang
armada daulah Utsmaniyah.
d)
Mizab
al-Haq Fi Ikhtiyari al-Ahaq, tentang
tasawuf.
2)
Daud
Inthaqy, ia adalah dokter yang terkenal pada zamannya, dan seorang pengarang
dalam bidangnya. Diantara karangannya:
a)
Tadzkirah
Ulil Albab wa al-Jumu’u lil-Ujbi al-Ujab,
tentang ilmu kedokteran sebanyak tiga jilid.
b)
An-Nuzhatu
al-Munhiyah Fi tasyhizil Azhan wa Ta’dili al-Amzijah, juga tentang ilmu ketokteran.[25]
a)
Kemunduran
Turki Utsamaniyah
Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan kemunduran pemerintahan Turki Utsamani. Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
·
Krisis
Moral Penguasa
Keberhasilan kerajaan
Turki Usmani dalam membina dan memajukan pemerintahannya berjalan secara
bertahap tetapi cukup mantap. Kemajuan itu mencapai puncaknya pada zaman
Sulaiman al-Qonuni di abad 16. Setelah sepeninggal Sulaiman al-Qonuni
tanda-tanda kemunduran Kerajaan Usmani mulai tampak.
·
Adanya
Pemberontakan Militer
Pemberontakan yang
terjadi, yaitu pada saat Sultan memcat perdana menteri Khasru Pasya dan
mengangkat Hafid Pasya sebagai penggantinya. Khasru Pasya kemudian pergi ke
markas tentara dan menceritakan kasus pemecatannya. Menurutnya ia di pecat
gara-gara tentara. Akhirnya pada tahun
1632 tentara berontak lagi. Mereka berhasil membunuh Hafid Pasya, perdana
menteri yang baru diangkat. Pemberontakan tersebut akhirnya dapat dipadamkan
dan Khasru Pasya dihukum mati karena dianggap biang keladinya.[26]
·
Terjadinya
stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
Kerajaan Usman kurang
dalam berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, karena hanya mengutamakan pengembangan kekuatan militer.
Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu dan teknologi
mrenyebabkan kerajaan tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa
yang lebih maju.
·
Heteroginitas
penduduk
Sebagai kerajaan
besar, Turki Usmanimenguasai wilayah yang sangat luas, mencakup asia Kecil,
Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, dan Yaman di Asia. Wilayah yang luas ini didiami
oleh penduduk yang beragama, baik dari segi agama, ras, etnis, maupun adat
istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragama dan terbesar di wilayah yang
luas itu, diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang teratur.
·
Wilayah
kekuasaan yang sangat luas
Administrasi
pemerintahan bagi suatu negara yang sangat luas wilayahnya sangat rumit dan
kompleks, sementara administrasi pemerintahan Kerajaan Utsmani tidak beres. Di
pihak lain para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yng sangat luas,
sehingga mereka terlibat perang terus-menerus dengan berbagai bangsa.[27]
·
Budaya
pungli (korupsi)
Pungli merupakan
perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan Usmani, setiap jabatan yng
hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” denagn sogokan kepada orang yang
berhak memberikan jabatan tersebut. Budaya pungli ini mengakibatkan dekadensi
moral yang merajalela dam membuat pejabat semakin rapuh.
·
Merosotnya
ekonomi
Akibat perang yang tak
pernah berhenti perekonomian negara merosot. Pendapatan berkurang sementara
belanja negara sangat besar untuk biaya perang.[28]
b)
Kehancuran
Turki Utsmaniyah
Pada
bulan Desember 1914, Turki Utsmani melibatkan diri dalam Perang Dunia dan
berada di pihak Jerman dan Austria. Bantuan ekonomi dan militer Jerman,
kekuatan terhadap kekuatan Rusia, serta keinginan untuk menyelamatkan kendali
Turki Utsmani menjadi alasan keterlibatan Turki dalam peristiwa tersebut.[29]
Setelah
perang Dunia I berakhir, psukan sekutu seolah melakukan pembagian wilayah
kekuasaan Turki Utsmani. Selanjutnya pihak sekutu mengadakan konferensi untuk
menentukan nasib akhir kerajaan Utsmani. Konferensi tersebut kemudian
menghasilkan perjanjian Sevres pada tahun 1920 M, dimana sultanyang
kekuasaannya ada dibawah kontrol negara sekutu dan ibu kotanya sendiri.[30]
Sejak
pasca-pemerintahan Sulaiman Al-Qonuni (1566 M) dan kemudian berakhir pada tahun
1924. Dalam masa yang panjang itu terjadi berbagai pergulatan antara kekuatan
penguasa Utsmani dan berbagai tantangan kekuatan, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar yang berusaha untuk menghentikan kerajaan ini.[31]
Kerajaan
Turki Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah
Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dinia
Islam, pemimpin suku Kayi, Sualiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk
menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Sulaiman
meminta perlindungan kepada Jalal Ad-Din, pemimpin terakhir dinasti khwarazm
Syah tersebut Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal
Ad-Din memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia Kecil, dan
disanalah mereka menetap. Sulaiman ingin pindah ke wilayah Syam setelah ancaman
Mongol reda.
Selama
5 abad pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan
satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslimin. Utsmaniyah merupakan pusat
Khilafah Islamiyah, karena merupakan pemerintahan Islam yang terkuat pada masa
itu, bahkan merupakan negara paling besar di dunia.
Sultan
Usman meninggal pada tahun 1326 M dan digantikan oleh Orkhan, putranya yang
memerintah dari tahun 1326-1359 M. Pada masa pemerintahannya , Orkhan tetep
melaksanakan kebijakan pendahulunya untuk menaklukan seluruh Asia Kecil.
Selanjutnya, dengan kekuatan militer yang lebih tangguh, Orkhan mulai memerangi
Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Dengan peperangan dengan Bizantium, dapat
menaklukan Ismid, Ikhsyid, dan pesisir Marmora.
Kusdiana,
Ading. 2013 Sejarah Dan Kebudayaan
Islam Periode Pertengahan.
Bandung: CV Pustaka Setia
Bandung: CV Pustaka Setia
Al-Aziz, Abdul
Syukur. 2014 Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap.
Jakarta: Saufa
Jakarta: Saufa
Sunanto,
Musyrifah. 2003 Sejarah Islam Klasik. PRENADA MEDIA
Mughni, Syafiq.
1997 Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki. Jakarta: Logos
Al-Usairy,
Ahmad. 2011 Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media
Fu’adi, Imam.
2012 Sejarah Peradaban Islami. Jogjakarta
Amin, Samsul
Munir. 2009 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta
Sulaiman,
Rusydi. 2015. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam.
Jakarta:Rajawali pers.
Jakarta:Rajawali pers.
http://sejarahperadabanislam13.blogspot.co.id/13/09/kerajaan-turki-usmani.html?m=1
di akses pada tanggal 13 nov 2017 pukul: 18.30.
di akses pada tanggal 13 nov 2017 pukul: 18.30.
PERADABAN
ISLAM PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. Slamet Untung, M. Ag.

Disusun Oleh :
1. Novitasari (2021116026)
2. Zidna Sabilla Najjah (2021116254)
3. Salma Urfa (2021116256)
4. Suryo Hadi Kusumo (2021116311)
Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... i
A.
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
B.
PEMBAHASAN............................................................................. 2
1.
Kawasan Selat Malaka............................................................... 2
2.
Dari Demak sampai Mataram....................................................... 3
3.
Kesultanan Banten....................................................................... 4
4.
Kesultanan
Banjarmasin (Banjar)................................................. 5
5.
Kerajaan
Goa-Talo, Bone, dan Wajo........................................... 6
6.
Kerajan-Kerajaan di Maluku................................................. …. 9
C.
PENUTUP......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12
Agama Islam merupakan agama yang sudah lama berkembang
di Indonesia, dan merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat
Indonesia. Dalam proses berkembangnya, Islam di Indonesia telah memberikan
kontribusi dalam pengembangan dan perubahan di berbagai bidang di kalangan
masyarakat Indonesia. Islam dipahami sebagaisalah satu bentuk keberagaman yang
memiliki karakteristik dan watak seperti ajarannya yang terbukayang dapat
menampung dan menerima ajaran agama terdahulu yang masih sesuaidengan ajaran
islam, yang bersifat reformatif danlain sebagainya. Hal ini sesuai dengan
ajaran Islamitu sendiri yang memposisikan semuaajaran sebagai rahmat bagi
seluruh alam. Namun, nyatanya di zaman sekarang, peran agama Islam dalam
mendewasakan negara ini seakan terlupakan oleh waktu. Sehingga,mayoritas umat
muslim Indonesia tidak pernah merasa bangga akan agamannya yang tidak diketahui
mereka bahwa agama mereka telah
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan negara ini. Oleh karena itu, makalah yang kami susun ini
akan membahas “Peradaban Islam Pada Masa Kerajaan-Kerajaan Islam Di Nusantara.
Selat Malaka merupakan salah satu jalur
perdagangan yang paling penting di era pra-modern. Secara geografis,selat ini
berbatasan dengan Semenanjung Malaya di bagian utara dan di sisi selatan dengan
Pulau Sumatera yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan. Hal
inilah yang menyebabkan sebagian besar lalu lintas perdagangan di kawasan
tersebut melewati selat sempit ini. Karena itu, wajar apabila pantai-pantai
wilayah tersebut menjadi kawasan perdagangan yang padat.
Islam yang berkembang di Malaka, sebuah
kerajaan yang didirikan oleh Parameswara. Kemudian, ia mengganti namanya
menjadi Muhammad Iskandar Syah setelah menikah dengan saudara perempuan raja
Pasai. Muhammad Iskandar Syah diganti oleh Muhammad Syah (1424-1444 M.);
Muhammad Syah digantikan oleh Abu Sa’id (1444-1445 M.); dan Abu Sa’id diganti
oleh Sultan Muzhaffar Syah (1445-1459 M.).Kerajaan ini letaknya berhadapan dengan Selat Malaka sehingga
sangat strategis sebagai jalur perdagangan dan pelayaran. Karena letaknya
tersebut, kerajaan ini sering kali menjadi tempat persinggahan para pedagang
Islam yang berasal dari berbagai negara. Kerajaan Malaka banyak dikunjungi oleh
para pedagang dari Gujarat, Cina, Arab, Persia, dan negara lainnya sehingga
kerajaan ini memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan ekonominya. Karena
kemajuannya dalam perdagangan, Kerajaan Malaka mampu mengalahkan kemajuan
Kerajaan Samudra Pasai.
Pada zaman Muzhaffar Syah, Islam disebarkan
secara langsung oleh raja (sultan) sehingga mengalami perkembangan pesat dan
mampu menguasai perdagangan. Ibukota kerajaan terletak di Johor. Pada tahun
1511 M. Portugis menguasai Malaka, sehingga mengurangi peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam.
Ibukota Malaka yang berada di Johor dipindahkan ke Kepulauan Riau untuk
mengakomodasikan kepentingan bangsa Aceh. Aceh kemudian menggantikan peran
Malaka sebagai pusat penyebaran Islam dan mempunyai peranan yang kuat.[32]
Malaka memiliki reputasi dalam
bidang keamanan, sebuah pemerintahan yang sangat tretib dan tempat pemasaran
yang kosmopolit dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang baik. tujuan adalah
menciptakan kondisi tersebbut adalah untuk menunjukkan kepedulian bagi kegiatan
perdagangan yang aman dan menguntungkan.[33]
Demak didirikan pada perempat terakhir abad ke-15 oleh seorang
asing yang beragama Islam. ”Sultan” Demak pertama, Raden Patah, adalah putra
Prabu Brawijaya Kertabhumi, raja Majapahit terakhir. Setelah Raden Patah, raja
berikutnya adalah Pati Unus (1518-1521). Setelah wafatnya Patih Yunus pada tahun 938 H/1531M, memerintahlah raja
yang paling terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono. Dan berikutnya lagi Sultan Trenggono. Di bawah
pemerintahan Sultan Trenggono Demak mengalami zaman keemasan. Wilayah Demak
meliputi daerah Jawa Timur dan Jawa Barat. Sultan Trenggono mengalahkan
penguasa-penguasa Tuban, Lamongan, Surabaya, Pasuruan, Panarukan, Madiun, dan
Blitar.
Setelah Sultan Trenggono meninggal tahun 1546, terjadi perebutan
kekuasaan di kalangan keluarga. Berturut-turut raja-raja yang memerintah
sesudahnya adalah Sultan Prawoto, Arya Penangsang, dan kemudian Jaka Tingkir
yang menobatkan dirinya sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya, memindahkan
pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Kerajaan Pajang yang ada di pedalaman
Jawa Tengah, merupakan pengganti Demak. Kemudian pengganti Kerajaan Pajang
adalah kerajaan Mataram yang pusatnya di kota Surakarta dan Yogyakarta.
Kerajaan Mataram didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Senopati berkuasa sampai
tahun 1601 M. sepeninggalnya, ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas
Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai
tahun 1613 M. Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung
yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo Sayidin Panataagama Khalifatullah ing
Tanah Jawi (1613-1646).[34]
Raja Mataram yang paling terkemuka adalah Sultan
Agung, cucu sang pendiri Mataram. Masa kekuasaanya berlangsung antara tahun 1022-1056 H/1613-1646 M. Dia
berhasil memperluas kekuasaan kebanyak negeri, menyebarkan Islam di Jawa Tengah
serta memantapkan kedudukannya di wilayah ini. Setelah kematian Sultan,
timbullah pertikaian di dalam pemerintahan, yang akhirnya memungkinkan Belanda
mengalahkan mereka.[35]
Raja-raja
Mataram:
a) Sultan Agung wafat tahun 1645
b) Amangkurat I (1645-1677).
c) Amangkurat II (1677-1703). wilayah Kerajaan
Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda.
Sejak sebelum zaman Islam, di bawah
kekuasaan raja-raja Sunda (dari Pajajaran atau mungkin sebelumnya) Banten sudah
menjadi kota yang agak berarti. Dalam tulisan Sunda kuno yaitu Carita
Parahyangan. Pada tahun 1524 atau 1525 M, Nurullah dari Pasei, yang kelak
menjadi Sunan gunung jati, berlayar dari Demak ke Banten untuk meletakkan dasar
bagi pengembangan agama Islam dan bagi perdagangn orang Islam.[36]
Kesultanan Banten merupakan kesultanan
terbesar yang ada di Jawa Barat. Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung
Jati Pada tahun 1524 M, ia kemudian kembali ke Cirebon, dan kekuasaannya
diserahkan kepada anaknya yaitu Sulta Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini
ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren. Ia meninggal pada
tahun 1570 M, kedudukannya digantikan oleh putranya yaitu pengeran Yusuf.
Pangeran Yusuf menaklukkan Pakuan pada tahun 1579 M sehingga banyak para
bangsawan Sunda yang masuk Islam. Raja Banten yang paling terkemuka adalah
Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masanya pemerintahan mencapai puncak keemasan dan
kebesaranya. Karena itulah, orang-orang Belanda memusatkan usaha mereka dalam
menghadapi kerajaan ini, hingga berhasil mengalahkan Banten pada tahun 1096 H/
1684 M. Adapun Peninggalan kesultanan ini ialah Masjid Agung Banten, Menara
Banten, Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.
Kesultanan banjar merupakan kesultanan
Islam yang terletak di pulau Kalimantan bagian selatan. Kesultanan inipada
awalnya bernama Daha, yaitu sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi
kesultanan Islam. Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 M dengan penguasa Raden
Samudra, yang masuk Islam dengan gelar Suryanullah atau Suryansyah. Wilayahnya
meliputi Sambas, Batanglawi, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Medawi dan
Sambangan.
Islam mulai masuk ke wilayah Kesultanan
Banjar pada tahun 1470 M, bersamaan dengan melemahnya Kerajaan Majapahit.
Penyebaran Islam secara luas baru dilakukan oleh Syekh Muhammad Arsyad Al-
Banjari, yaitu seorang ulama yang menjadi Mufti Besar Kalimantan. Kesultanan
Banjar mengalami kemunduran akibat terjadinya pergolakan masyarakat yang
menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah yaitu pada tahun (1857-1859 M)
sebagai sultan oleh Belanda. Pada tahun 1859-1905 M, terjadi perang Banjar yang
dipimpin oleh Pangeran Antasari pada tahun (1809-1862 M) untuk melawan Belanda.
Akibat dari perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada tahun 1860
M. adapun peninggalan Sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan
masjid desakuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Tamjidillah.[37]
Kerajaan ini berada di sebelah selatan kepulauan
Sulawesi yang dahulu merupakan kota pelabuhan yang penting. Pada awalnya
Kesultanan goa adalah sebuah Kerajaan. Namun, berubah menjadi Kesultanan pada
akhir abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639 M).
Kesultanan
ini terlibat peperangan melawan Belanda selama hampir kurang lebih 50 tahun,
dengan dipimpin oleh raja yang bernama Sultan Hasanudin. Dia berhasil
membukukan kemenangan besar atas mereka serta berhasil menggabungkan sejumlah
kepulauan kedalam kerajaanya. Pada kesempatan yang lain Belanda sebenarnya
gagal meraih kemenangan. Namun, setelah melaui fitnah yang di hembuskan
diantara raja dan para pengikut-pengikutnya, Belanda berhasil mengalahkan
kerajaan ini. Adapun peninggalan dari kesultanan Goa ialah berupa kompleks
makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makasar (Sulawesi
Selatan).[38]
Sultan pertama kerajaan
adalah Arumpone La
Tenri Pale (Sultan Abdullah). Selama masa pemerintahan La Tenripale
Towakkapeyang (1611-1631), ia menjalin hubungan baik dengan Sultan Alauddin
raja kerajaan Goa. Kemudian, kemudian digantikann keponakannya La Maddaremmeng
(1625 – 1640). La Maddaremmeng mengamalkan Islam lebih ketat dibanding kerajaan
lain termasuk Gowa-Tallo, di antara gebrakannya yang terkenal adalah menghapus
sistem perbudakan Ata, karena manusia dilahirkan tidak untuk diperbudak; juga
menghukum berat para penyembah berhala atau mensakralkan tempat dan benda-benda
tertentu; pelaku zina; pencurian; miras, dan berbagai bentuk kemungkaran
lainnya. Inilah sejarah awal penerapan syariat Islam secara formal. Bahkan
kerajaan Goa pernah menyerang keraajaan Bone karena tidak setuju dengan
penghapusan perbudakan.
Ketidakakuran antara kerajaan Bone
dan Goa masih terus berlanjut. La Tenri Tatta Arung Palakka MalampeE Gemme’na
Petta To RisompaE (1667 - 1696) adalah Raja Bone XV dicap pemerintah sebagai
pengkhianat. Oleh sebagian besar masyarakat Sulawesi Selatan yang tak memahami
sejarah yang sebenarnya memang akan mudah tergiring opini Arung Palakka sebagai
Pengkhianat berdasar fakta bahwa Arung Palakka-lah yang bersekutu dengan
Belanda menyerang Kerajaan Gowa. Kerajaan Bone mengalami masa keruntuhannya
ketika diserang Belanda. Meskipun mereka sudah berusaha untuk melawannya, namun
mereka akhirnya dapat dikalahkan oleh pasukan Belanda.[39]
Wajo memeluk Islam secara resmi pada tahun 1610
pada pemerintahan La Sangkuru patau mulajaji sultan Abdurahman dan
Dato Sulaiman menjadi Qadhi pertama Wajo. Setelah Dato Sulaiman kembali ke Luwu
melanjutkan dakwah yang telah dilakukan sebelumnya, Dato ri Tiro melanjutkan
tugas Dato Sulaiman. Setelah selesai Dato ri Tiro ke Bulukumba dan meninggal di
sana. Wajo terlibat Perang Makassar (1660-1669) disebabkan karena
persoalan geopolitik di dataran tengah Sulawesi yang tidak stabil dan posisi
Arung Matowa La Tenrilai To Sengngeng sebagai menantu Sultan Hasanuddin.
Kekalahan Gowa tidak menyebabkan La Tenrilai rela untuk menandatangani perjanjian
Bungaya, sehingga Wajo diserang oleh pasukan gabungan setelah terlebih dahulu
Lamuru yang juga berpihak ke Sultan Hasanuddin juga diserang. Kekalahan Wajo
menyebabkan banyak masyarakatnya pergi meninggalkan Wajo dan membangun
komunitas sosial ekonomi di daerah rantauannya. La Mohang Daeng Mangkona salah
satu panglima perang Wajo yang tidak terima kekalahan merantau ke Kutai dan
membuka lahan yang kini dikenal sebagai Samarinda.
Pada zaman Ishak Manggabarani, persekutuan Wajo dengan Bone membuat
keterlibatan Wajo secara tidak langsung pada Rumpa'na Bone. Saat itu Belanda
melancarkan politik pasifikasi untuk memaksa semua kerajaan di Sulawesi Selatan
tunduk secara totalitas. Kekalahan Bone melawan Kompeni juga harus ditanggung
oleh Wajo sehingga Wajo harus membayar denda perang pada Kompeni dan
menandatangani Korte Veklaring sebagai pembaruan dari Large
Veklaring.[40]
Sejak abad ke-14 M Islam telah datang ke Maluku. Menurut
Tome Pires, orang masuk Islam di Maluku kira-kira pada tahun 1460-1465 M.
Sementara De Graaf berpendapat, bahwa raja pertama yang benar-benar Muslim
adalah Zayn al-Abidin (1486-1500 M). Di Kepulauan Maluku terdapat 2 kerajaan
besar yang bercorak Islam, yaitu Ternate dan Tidore. Kedua kerajaan tersebut
terletak di sebelah barat Pulau Halmahera di Maluku Utara. Pusat kedua kerajaan
tersebut masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore, namun wilayah kekuasaanya
mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua.
Ternate berdiri abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin
(1486-1500). Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512. Portugis dan Belanda
bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka.
Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun
(1550-1570). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan
Khairun dibunuh oleh Portugis.Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan
Baabullah (1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari
Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore.
Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan
Mansur sebagai raja.Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa pemerintahan
Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke
Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.Dengan masuknya
Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku
jadi beragam ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di
Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah
dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
Pada abad
ke-16 merupakan zaman Ternate dan Tidore, yang bersaing dalam perdagangan.
Karena kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, seperti
cengkeh dan nila. Kekuasaan mereka merosot dengan kedatangan bangsa Barat.
Tidore bersekutu dengan Spanyol, sementara Ternateberteman dengan Portugis.
Persaiangan menyulut terjadinya perang. Sultan Khaerun dari Ternate berusaha
mengusir Portugis, perang terjadi, yang menimbulkan ibu kota Ternate pada tahun
1565 M terbakar. Dengan dalih akan mengadakan perjanjian perdamaian, Sultan
Khaerun diundang ke Loji Portugis, namun Sultan dibunuh pada tahun 1570 M.
Di bawah
pimpinan putra Sultan Khaerun (Sultan Babullah) rakyat Ternate mengangkat
senjata melawan Portugis dan berhasil mengusir Portugis pada tahun 1577 M.
KerajaanTernate mencapai masa kejayaan dibawah pimpinan Sultan Babullah. Sultan
dapat mengislamkan Sulawesi Utara, perdagangan lancar, persahabatan dengan
Negara tetangga terjalin dengan baik.[41]
Setelah
Kerajaan Ternate berhasilmeluaskan wilayahnya dan membentuk persekutuan,
Kerajaan Tidore juga mengikuti jejak Ternate dan berhasil memperluas pengarunya
ke Halmahera, Pulau Raja Ampat, Seram Timur dan Papua.
Setelah agama Islam masuk ke Indonesia, muncul
kerajaan-kerajaan baru yang menganut agama Islam. Kerajaan-kerajaan itu ada di
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Di Sumatra, banyak kerajaan,
terutama ada di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat.
Di Jawa, terdapat kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Banten.
Demak didirikan pada perempat terakhir abad ke-15 oleh seorang asing yang
beragama Islam. ”Sultan” Demak pertama, Raden Patah, adalah putra Prabu
Brawijaya Kertabhumi, raja Majapahit terakhir.. Kerajaan Pajang yang ada
di pedalaman Jawa Tengah, merupakan pengganti Demak. Kemudian pengganti
Kerajaan Pajang adalah kerajaan Mataram yang pusatnya di kota Surakarta dan
Yogyakarta. Kerajaan Mataram didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung
Jati Pada tahun 1524 M, ia kemudian kembali ke Cirebon, dan kekuasaannya
diserahkan kepada anaknya yaitu Sulta Hasanuddin. Di Kalimantan terdapat kesultanan Banjar. kesultanan
Banjar atau Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 M, dengan penguasa
Raden Samudra. Di Sulawesi terdapat
kerajaan Gowa-Tallo, Bone, Wajo. Di Maluku terdapat kerajaan Ternate dan
Tidore.
DAFTAR
PUSTAKA
Al- Azizi,
Abdul syukur. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta: Saufa.
Al-‘Usairy,
Ahmad. 2011. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media.
Munir, Samsul. 2011. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Pigeaud, TH
& De Graaf. 2003. Kerajaan Islam Pertama Di Jawa. Jakarta: Temprint.
Sunanto,
Musyrifah. 2014. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Supriyadi,
Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Tjandrasasmita, Uka. 2009. Arkeologi
Islam Nusantara. Jakarta: PT Gramedia.
http://islamicprabuwayangkomputer.blogspot.co.id/2016/11/kesultanan-wajo-sulawesi-selatan.html.
Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
http://theexclusivers.blogspot.co.id/2015/03/kerajaan-islam-di-sulawesi.html. Diakses
pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
PERADABAN ISLAM DI INDONESIA
SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban
Islam
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Slamet
Untung, M.Ag

Disusun Oleh:
1. M. Ugi Sofyan Fasa (2021116019)
2. Diah Wahyuningsih (2021116263)
3. Cesa Octavioleta (2021116269)
4. Kusakira Tupae (2021116379)
Kelas
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI........................................... ..............................................................
I
A.
PENDAHULUAN
..........................................................................................
II
B.
PEMBAHASAN
.............................................................................................
1
1.
Penjajahan
Belanda dan Jepang di Indonesia............................................. 1
2.
Kondisi
Sosial-Politik Pascakemerdekaan.................................................
5
3.
Peradaban Islam di
Indonesia Pasca kemerdekaan.................................... 8
C.
PENUTUP......................................................................................................
11
Daftar
Pustaka.................................................................................................
12
A. PENDAHULUAN
Dizaman modern ini masyarakat
Indonesia telah banyak yang melupakan sejarah-sejarah terutama sejarah
peradaban Islam di Indonesia. Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia telah
mencapai puncaknya dengan diproklamirkannya proklamasi oleh Ir. Soekarno,
sesungguhnya perjuangan bangsa ini masih banyak yang harus disempurnakan. Sejak
awal kebangkitan Nasional, posisi agama sudah mulai di bicarakan dalam
kaitannya dengan politik atau Negara.
Ada dua pendapat yang didukung
oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal itu. Satu golongan berpendapat,
negara Indonesia merdeka hendaknya merupakan sebuah negara “sekuler”, negara
yang dengan jelas memisahkan persoalan agama dan politik, sebagaimana
diterapkan di negara turki oleh Mustafa Kamal. Golongan lainnya bependapat,
negara Indonesia merdeka adalah “Negara Islam”.
Indonesia adalah Negara yang
memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam. Walaupun Indonesia tidak
memakai Islam sebagai Asas Negara, akan tetapi mayoritas kebudayaan yang
diusung oleh Islam sangat mendominasi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya
penduduk yang beragama Islam. Kebudayaan-kebudayaan yang berlaku itu
berangsur-angsur membentuk suatu peradaban Islam yang mampu membawa penduduk
Indonesia kepada kemajuan dan kecerdasan.
Peradaban Islam di Indonesia
Sesudah Kemerdekaan mengalami perubahan yang sangat pesat, perubahan tersebut
terjadi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan. Untuk mengetahui Peradaban
Islam di Indonesia sebelum dan Setelah Kemerdekaan mari kita diskusikan makalah
ini bersama.
B.
PEMBAHASAN
1.
Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
a.
Penjajahan
Belanda
Perkembangan dan pertumbuhan islam
di Indonesia menyebabkan berdirinya beberapa kerajaan Islam. Kemudian
karena Indonesia kaya raya, maka datanglah bangsa-bangsa Barat, diantaranya
Portugis di tahun 1512, kemudian disusul Spanyol pada tahun 1521, lalu Prancis
pada tahun 1529, dan Belanda tahun 1596, baru Inggris datang kemudian.
Maksudnya semula hendak berniaga di samping mengembangkan Kristen,
sebagai alat menanamkan pengaruh dan kekuasaan, di samping itu juga untuk
mengembangkan usaha perdagangan, yaitu ingin mendapatkan rempah-yang mahal harganya di Eropa. Namun akhirnya mereka
melakukan tekanan dan paksaan, sehingga Idonesia menjadi jajahan bangsa Barat
(Belanda) tiga setengah abad lamanya[42].
Pada bulan april 1995 berlayarlah empat
buah kapal belanda menuju kepulauan melayu dibawah pimpinan Cournelis De
Houtman. Apal itu kecil belum besar kapal portugis. Tujuan utama pejalanan itu
adalah ke jawa barat. Karena disana tidak ada pengaruh pada bulan juni 1956,
setelah berlayar lebih dari satu tahun, keempat kapal ekspedisi yang dipimpin
cornelis de Houtman tersebut, sampailah dipelabuhan banten. Tujuan mereka
adalah hendak mencari rempah-rempah dan berdagang, namun melihat kekayaan
bangsa indonesia yang berlimpah luah, mereka akhirnya bertujuan untuk menjajah
indonesia.
Menjelang kedatangan belanda diindonesia
pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 keadaan kerajaan-kerajaan islam
diindoneia tidaklah sama.perbedaan keadaan tersebut bukan hanya berkenaan
dengan kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan islam
dikerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di sumatra, penduduk sudh menganut islam
sejak tiga abad, sementara dimaluku dan sulawesi penyebaran agama islam baru
saja berlangsung.
Disumatra, setelah Malaka jatuh ketangan
portugis, percaturan politik dikawasan selat malaka merupakan perjuangan segi
tiga: Aceh, Portugis, dan Johor yang merupakan kelanjutan dari kerajaan Malaka
Islam. Pada abad ke 16, tampaknya Aceh menjadi dominan, terutama karena
pedagang muslim menghindar dari Malaka. Dan memilih aceh sebagai sebagai
pelabuhan transit. Aceh beruaha menarik perdagangan internasional dan antar
kepulauan nusantara. Bahkan ia mencoba menguasai pelabuhan-pelabuhan pengekspor
lada, yang ketika itu sedang banyak permintaan. Kemenangan Aceh atas Johor
membuat kerajaan terakhir ini pada tahun 1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.[43]
Pada masa kolonial belanda, perjuangan-perjuangan yang dilakukan
umat islam akibat diberlakukannya politik etnis yaitu membentuk suatu
oeganisasi-organisasi islam guna membendung sepek terjang kolonial belanda
antara lain 1. Budi utomo, 2. SDI (Sarekat Dagang Islam), 3. Muhammadiyah, 4.
Persatuan islam (persis), 5. Nahdlatul Ulama (NU)[44].
b.
Penjajahan
jepang
Penjajahan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari
uapaya Jepang dalam mewujudkan asia timur raya. Keterlibatan Jepang dalam
perang dunia ke II diawali oleh serangan Jepang terhadap pangakaln Amerika di
Hawai. Pangakalan Pearl Harbour di hancurkan oleh Jepang menyebabkan ke ikut
sertaan Amerika dalam perang dunia ke II. Tahun 1938-1945 terjadi perang dunia
II antara Jerman, Italia, dan Jepang berhadapan dengan Sekutu yang terdiri dari
Inggris, Perancis, Rusia, ditambah Amerika Serikat membuka font baru menghadapi
jepang yang menjatuhkan bom di Pearl Harbour, sebuah pangkalan militer Amerika.
Hindia-Belanda (Nusantara) dibawah jajahan Belanda melalui pidato Ratu
Wilhelmina mengumumkan perang kepada Jepang dengan demikian, tak heran kalau
Hindia-Belanda menjadi salah satu sasaran Jepang. Satu persatu wilayah
Hindia-Belanda yang menjadi sumber minyak dikuasai Jepang. Tanggal 1 maret 1942
tentara Jepang mendarat di Jawa. Bandung sebagai pusat pertahanan Belanda di
bombardir Jepang. Hindia-Belanda menyerah tanpa syarat dn Hindia-Belanda pada
mulai dijajah Jepang.[45]
Masa pendudukan jepang di indonesia dimulai pada tahun 1942 dan
berakhir pada tanggal 17 agustus 1945 seiring dengan proklamasi kemerdekaan
Indonesia.pendudukan jepang di indonesia diawali dengan pendaratan dikota
tarakan pada 10 januari 1942 selanjutnya menduduki minahasa dan kota-kota lain
diindonesia termasuk kota-kota dipulau jawa.Mendaratnya jepang di pulau jawa
diawali pada tanggal 1 maret 1942 di teluk banten ,dan tanggal 5 maret kota
Batavia jatuh ditangan jepang dan itulah awal dari kejayaan jepang di
indonesia.
Ketika jepang
menghadapi krisis kemungkinan akan kalah dalam perang pasifik yang kian
meningkat,tanggal 7 september 1944 memberi janji kemerdekaan Indonesia.Janji
itu diulang kembali pada tanggal 1 maret 1945.keadaan itu disadari benar oleh
pemimpin-pemimpin islam di Indonesia.federasi organisasi-organisasi islam
masyumi kemudian mengundang pertemuan pengurus untuk bersidang guna
mempersiapkan kaum muslimin bagi pembebasan negri dan agama mereka,yang
akhirnya menyetujui pembentukan pasukan hizbullah.sebagian diantara mereka juga
menjadi anggota badan penyelidik untuk memeper siapkan kemerdekaan
Indonesia.Badan yang didirikan 7 desember 1944 diketuai oleh radjiman
widyodiningrat,merupakan tonggak besar dalam perjalanan sejarah pergerakan
kemerdekaan.
Sehari
setelah kekalahan jepang dari sekutu
dengan ditandai dengan pengeboman kota hirosima dan Nagasaki oleh
tentara amerika akhirnya komando tertinggi jepang di Saigon menyetujui
pembentukan panitia untuk mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerinyahan dari
Balatentara Jepang. Soekarno, Hatta, dan Radjiman diundang ke Saigon. Disetujui
suatu majelis yang mempersiapkan kemerdekan untuk membentuk UUD akan bersidang
di Jakarta tanggal 19 Agustus dan tanggal 24 Agustus Indonesia mendapat
kemerdekaan dari Jepang[46].
Dari
kesepakatan itu di Jakarta dibentuk panitia persiapan kemeerdekaan Indonesia
tanggal 14 atau 15 Agustus. Sejak pertengahan Febuari terjadi pemberontakan
peta di Blitar yang membangkitkan semangat anti-jepang seperti pemuda
peta.akhirnya soekarno dan hatta mengambil operasi tanggung jawab ini,dan
proklamasi secara terbuka pada tanggal 17 agustus 1945.[47]
2.
Kondisi Sosial-Politik Pascakemerdekaan
a.
Kondisi Sosial
Bangsa indonesia semasa
penjajahan di tempatkan pada golongan kasta atau tingkatan yang rendah hal itu
terjadi semasa penjajahan Belanda, namun semasa pendudukan jepang bangsa
Indonesia di tempatkan pada kasta teratas, namun status sosial tersebut tidak menjamin
kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik malahan semakin buruk keadaan
kehidupan masyarakatnya. Namun semasa pasca kemerdekan diskriminasi rasial
dihapuskan dan semua warga Indonesia memiliki kedudukan,hak dan kewajiban yang
sama dalam semua bidang. Jika di lihat dari keadaan budayaya bangsa Indonesia
merupakan Negara yang kaya akan budaya karena bangsa Indonesia selalu
menerima budaya yang masuk dan tidak lupa untuk menyaring atau
menyeleksinya dan memodifikasinya atau mengabungkanya dengan kebudayaan yang
telah ada tanpa menghilangkan ciri khas dari budaya asli.[48]
b.
Kondisi Politik
Masa Revolusi
Hirosima dibom tanggal 7 Agustus
1945 pemerintah jepang membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Soekarno, Hatta dan Dr. Radjiman diundang menemui marsekal Terauchi
di Dalai (Vietnam). Dalam pertemuan itu
Soekarno, Hatta dan Dr. Radjiman mendapat jaminan bahwa kemerdekaan Indonesia tak jadi masalah lagi.
Ketika Soekarno dan kawan-kawan
sampai disaigon mereka mendengar tentang perkembangan perang, maka Hatta
menyadari bahwa kekalahan Jepang hanya tinggal menunggu waktu. Sekembalinya
keIndonesia Syarrir menemui Hatta dan mendesak Soekarno untuk mengumumkan
kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI yang dibentuk Jepang. Namun ususlan Syahrir tidak dapat diterima Soekarno. Ketika
Soekarno-Hatta ingin mencari kepastian apakah betul Jepang telah menyerah,
Laksmana Maeda tidak dapat menjawab karena belum ada instruksi dari Tokyo.
Karena itu Hatta meminta Soebardjo untuk mempersiapkan rapat PPKI yang akan di
adakan tanggal 16 Agustus 1945. Tanggal 15 agustus Soebardjo datang kerumah
Hatta yang sedang membuat teks proklamasi. Revolusi yang menjadi alat
tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah
Indonesia melainkan merupakan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia
tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari
identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan
untuk tatanan sosial yang lebih adil tampakknya akhirnya membuahkan hasil pada
masa –masa sesudah perang dunia II.[49]
Orde
Lama
Sejak masa
Demokrasi terpimpin, Indonesia mengalami masa yang disebut orde lama. Bahwa
pada tanggal 10 oktober 1956, keetika sidang majelis konstituate dibuka di
Bandung, Soekarno menyatakan bahwa demokrasi parlementer perlu diganti
demokrasi terpimpin. Walaupun mendapat tantangan dari kelompok islam yang
dipimpin oleh ketua Masyumi waktu itu (Muhmmad Natsir) yang menganggapnya
sebagai sistem diktator. Dalam
kondisi ekonomi dan politik tidak menentu, tersiar kabar Soekarno sakit. D.N.
Aidit tealh menyusun suatu rencana melakukan tindakan kekerasan. Sasarannya
adalah para pemimpin pusat angktan darat dengan menciptakan desas-desus bahwa
dikalangan angkatan darat telah dibentuk dewan jendral yang akan melakukan
kudeta terhadap Soekarno. PKI harus bergerak cepat. pada tannggal 30 september
malam, dibawah komando Syam, ketua biro khusus CC PKI, kolonel untung dan
pasukannya melakukan penculikan dan pembunuhan sejumlah jendral angkatan darat
di Jakarta, kemudian menjalar ke Jawa tengah dan Yogyakarta. Peristiwa itu
terkenal dengan nama G30S PKI. Namun peristiwa itu denngan cepat dilumpuhkan.
Orde
Baru
Orde Baru
mengalami banyak perubahan. Restruksisasi politik, dilakukan tidak hanya dalam
penyederhanaan partai politik tetapi juga dalam bentuk penyadaran pentingnya
persatuan. Kesadaran tumbuh di kalangan generasi muda Islam. kalangan santri
yang lahir sekitar tahun 1945 dan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi,
baik dalam negeri, Timur Tengah atau Barat dan tidak terlibat dalam pengalaman
Orde Lama. Mereka berpendapat bahwa perpecahan politik masa Orde Lama serta
Perjuangan “negara Islam” tidak perlu dalam bentuk formal seperti masa lalu.
Dalam masalah ekonomi, pemerintah
membuat Baziz (Badan Amil Zakat Infak dan Sodaqah) dengan harapan
pemanfaatannya dapat dikoordinasi menjadi berskala besar dan produktif , dapat
pula menjadi modal bagi pengembangan ekonomi umat. Namun, Soeharto adalah
seorang yang dikatakan melamjutkan politik Snouck Hurgronje yang berpendapat
bahwa umat Islam haru diberi fasilitas. Dengan begitu umat tersebut berkembang
dan asyik dalam bidang sosial keagamaan saja, tetapi dibidang politk tidak
diberi kesempatan Soeharto dalam perkembangan pemerintahannya.
Semua kemajuan umat Islam pada masa
Orde Baru ini sebenarnya adalah sesuatu yang diluar kemampuan pengawasan
Soeharto dan aparatnya. sebab Soehartodengan kekuatan ABRI-nya sebenarnya
merekayasa segala macam cara bahkan dengan kekerasan, sehingga berkuasa selama
32 tahun. KKN merajalela, hutang atas nama negara dalam jumlah yang sangat
besar, korupsi yang luar biasa, dan hancurnya etika nasional.
Masa Reformasi
Jatuhnya
pemerintah Orde Baru yang otoriter membawa harapan munculnya pemerintahan pasca
Orde Baru yang demokratis. Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan partai
politik. Tercatat ada 48 partai baru yang mengikuti Pemilu 1999, termasuk di
dalamnya partai-partai Islam. Keadaannya ini juga mempengaruhi ulama untuk
kembali aktif di dunia politik dengan terjun langsung untuk memenangkan partai
tertentu sesuai dengan posisinya.
Kehadiran
ulama dalam politik seharusnya berdampak positif, dalam pengertian memberikan
sumbangan bagi terciptanya bangunan struktur politik yang bermoral, karena
ulama adalah simbol moral. Namun, ketika ulama itu terpolarisasi sedemikian
rupa, sehingga sering antara seorang ulama dengan ulama lain saling berhadapan
dalam membela partainya masing-masing. Kondisi ini akan menimbulkan perpecahan
dan dampaknya membingungkan rakyat, paling tidak akan memperlemah kekuatah umat
Islam sendiri yang akhirnya sering dimanfaatkan oleh golongan (partai) lain.[50]
3.
Peradaban
Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan
a.
Departemen agama
Departemen agama (dulu namanya kementrian agama) didirikan pada masa
kabinet syahrir yang mengambil keputusan tanggal 3 januari 1946 untuk
memberikan sebuah konsesi kepada kaum muslimin dan dengan mentri pertamanya
yaitu M.Rasyidi.Sebelum terbentuknya kementrian ini,ada pembahasan mengenai
apakah kementrian ini akan dinamakan kementrian agama islam ataukah kementrian
agama.Akhirnya diputuskan menjadi kementrian agama.
b.
Pendidikan
Setelah
Indonesia merdeka,terutama setelah berdirinya departemen agama,persoalan
pendidikan agama islam mulai mendapatkan perhatian lebih serius.Badan pekerja
komite nasional pusat dalam bulan Desember 1945 menganjurkan agar pendidikan
madrasah diteruskan.Badan ini juga mendesak agar memberikan bantuan kepada madrasah.
c.
Hukum Islam
Lembaga Islam yang
sangat penting yang juga ditangani oleh Departemen Agama adalah Hukum atau
Syari’at. Pengadilan Islam di Indonesia membatasi dirinya pada soal-soal hukum
muamalat yang bersifat pribadi. Hukum muamalat terbatas pada persoalan nikah,
cerai dan rujuk, hukum waris (faraidh), wakaf, hibah, dan baitul mal.
Keberadaan lembaga
peradilan agama di masa Indonesia merdeka adalah kelanjutan dari masa kolonial
belanda. Pada masa pendudukan jepang, pengadilan agama tidak mengalami perubahan.
Setelah Indonesia merdeka jumlah pengadilan agama bertambah, tetapi
administrasinya tidak segera dapat diperbaiki. Para hakim Islam nampak ketat
dan kaku karena hanya berpegang pada madzhab Syafi’i. Sementara itu, belum ada
kitab undang-undang yang seragam yang dapat dijadikan pegangan para hakim dan
pengadilan Agama di dominasi oleh golongan tradisionalis. Karena itulah, sekolah
Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) dan Fakultas Syari’ah di
perguruan-perguruan tinggi didirikan.
d.
Haji
Setelah Indonesia merdeka,pada tahun
1950 sebuah yayasan yaitu yayasan perjalanan haji Indonesia,didirikan di
Jakarta. Pemerintah memberikan kuasa kepada yayasan itu untuk menyelenggarakan
perjalanan haji.sebuah bank,bank haji Indonesia dan sebuah perusahaan
kapal,pelayaran muslimin Indonesia (MUSI) didirikan.
e.
Majlis Ulama Indonesia (MUI).
Disamping departemen agama,cara lain pemerintahan Indonesia dalam
menyelenggarakan administrasi islam ialah mendirikan majlis ulama.Suatu program
pemerintah,apalagi yang berkenaan dengan agama hanya bisa berhasil dengan baik bila disokong oleh ulama. Karena itu, kerjasama antara pemerintah dan ulama perlu berjalan dengan baik.[51]
C.
PENUTUP
Dengan diproklamirkannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menandakan berdirinya
sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih harus mendapat pengakuan
dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka betul-betul sah.
Seiring perjalanannya
pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat pengakuan tersebut,
gejolak-gejolak yang terjadi seperti gejolak Ekonomi, Sosial, dan Ekonomi
terjadi, namun dengan berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja
terjadi perpecahan, berbagai gejolak tersebut dapat diatas.
Hal seperti itulah yang patut dicontoh bangsa
Indonesia masa sekarang dalam membangun bangsa ini, walaupun banyak
permasalahan, banyak tekanan dari berbagai aspek dan pihak, tetapi para-para
pemimpin bangsa terdahulu mampu mengatasi dan memperjuangkan kedaulatan dan
keseimbangan NKRI. Maka dari itu kita sebagai agen penerus dan pembangun bangsa
wajib meneruskan serta memperbaharui apa yang telah pemimpin-pemimpin kita
lakukan guna mengharumkan nama Indonesia, membangun bangsa agar Indonesia
berkembang dan menjadi negara maju, demi satu nama untuk “ INDONESIA “
DAFTAR PUSTAKA
Amin
Samsul Munir, 2009. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta: Amzah.
Haidar M.Ali, 1994. Nahdlatul
Ulama Dan Islam Di Indonesia, Jakarta:Pt
Gramedia Pustaka Utama,
http://rinaldyvirgiawan99.blogspot.co.id/2012/09/kondisi-keadaan-indonesia-pasca
-sesudah.html, 20/11/17, pkl 11:42
-sesudah.html, 20/11/17, pkl 11:42
Ricklefs,
C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Pt. Serambi Ilmu Semesta
Sunanto.
Musyrifah. 2005 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Yatim
Badri. 2014, Sejarah Peradaban
Islam Dirasah Islamiah II, Jakarta:Raja
Wali Pers
[1]
Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Jogjakarta:Teras, 2012), hlm.
243-247.
[2] M.
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Jogjakarta:Pustaka
Book Publiser, 2004), hlm. 271-272.
[3]
Abdul Syukur Al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta:
Saufa, 2014). Hlm. 359-360.
[4]
Abdul Syukur Al-Azizi, Ibid., hlm. 361-362.
[5]
Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 445.
[6]
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT Pustaka Rizki
Putra, 2002), hlm. 143.
[7]
Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 250.
[8] Ahmad
al-‘Usairy, Op.Cit., hlm. 445.
[9]
Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 251-252.
[10]
Ahmad al-‘Usairy, Op.Cit., hlm. 446.
[11]
Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 253.
[12]
Imam Fu’adi, Ibid., hlm. 254-255.
[13]
Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan
Islam Periode Pertengahan, (Bandung:
CV Pustaka Setia. 2013), hlm.242-243.
[14]
Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang,1995),
hlm. 355-383.
[15]
Abdul Syukur Al-Azizi, Op.Cit., hlm. 364-371
[16]
Ading Kusdiana. Op.Cit. Hlm. 260.
[17]
Fatah Syukur, Op.Cit. 161.
[18]
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2009), hlm. 194-195
[19]Rusydi
Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam,
(Jakarta:Rajawali pers,2015), hlm 274-275.
[20]Syafiq
A. Mughni,Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki, (Jakarta: Logos, 1997),
hlm. 51
[21]Imam
Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012), hlm. 165
[22]Ahmad
al-Usairy, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 351
[23]Ading
Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV
Pustaka Setia . 2013), hlm 124
[24]AbdulSyukur
Al-Aziz. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa
2014), hlm. 418-419
[25]Musyrifah
Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (PRENADA MEDIA 2003), hlm. 249-250
[26]Imam
Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012), hlm. 192-196
[27]Samsul
Munir Amin,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2009), hlm. 208-209
[28]http://sejarahperadabanislam13.blogspot.co.id/13/09/kerajaan-turki-usmani.html?m=1 di
akses pada tanggal 13 nov 2017 pukul :18.30.
[29]AbdulSyukur
Al-Aziz, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa
2014), hlm. 420
[30]Imam
Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012), hlm. 208
[31]Ading
Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV
Pustaka Setia . 2013), hlm. 159
[32]
Dedi Supriydi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2016),
hlm. 209.
[33] Uka
Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta: PT Gramedia, 2009),
hlm. 55-57.
[34]
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 337.
[35]
Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm.
450-451.
[36] De
Graaf & TH. Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, (Jakarta:
Temprint, 2003), hlm. 134.
[37]
Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (
Jogjakarta: Saufa, 2014), hlm. 444.
[38]
Op.cit, hlm. 451.
[39]http://theexclusivers.blogspot.co.id/2015/03/kerajaan-islam-di-sulawesi.html, diakses
pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
[40] http://islamicprabuwayangkomputer.blogspot.co.id/2016/11/kesultanan-wajo-sulawesi-selatan.html,
diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
[41]
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014), hlm. 26.
[42]
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, ( Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2009), hlm.232-234
[43]
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban
Islam. (Jakarta: Amzah. 2009), Hlm 374-375
[44] Ibid, Fatah Syukur, Hlm 232-234
[45]Musyrifah
Sunanto. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA,
2005)hlm.. 34-35
[46]
M.Ali Haidar, Nahdlatul Ulama Dan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama,1994), hlm.239-252
[47] Ibid.,
M.Ali Haidar, hlm. 239-252
[49]
Mundzirin Yusuf,dkk, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
PUSTAKA, 2006), hlm. 261-262
[50] Ibid.,
hlm. 276-278.
[51]
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: Raja
Wali Pers, 2014), hlm. 306-320
[42]
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, ( Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2009), hlm.232-234
[43]
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban
Islam. (Jakarta: Amzah. 2009), Hlm 374-375
[44] Ibid, Fatah Syukur, Hlm 232-234
[45]Musyrifah
Sunanto. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA,
2005)hlm.. 34-35
[46]
M.Ali Haidar, Nahdlatul Ulama Dan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama,1994), hlm.239-252
[47] Ibid.,
M.Ali Haidar, hlm. 239-252
[49]
Mundzirin Yusuf,dkk, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
PUSTAKA, 2006), hlm. 261-262
[50] Ibid.,
hlm. 276-278.
[51]
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: Raja
Wali Pers, 2014), hlm. 306-320
Tidak ada komentar:
Posting Komentar