Senin, 05 Maret 2018

Kumpulan Komplite Makalah Sejarah Peradaban Islam

PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN MONGOLIYAH DI INDIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Untung, M. Ag.
Description: STAIN logo polos
Disusun Oleh :
Syafiqurrahman         (2021115357)
Chalimatus Sa’diyah (2021116287)
Pramita Intisiam        (2021116044)

Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/ PROGRAM STUDI PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN 2017



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................          I
A.    PENDAHULUAN..........................................................................          1  
B.     PEMBAHASAN.............................................................................          2
1.      Kelahiran Kerajaan Mongoliyah / Dinasti Mughol di India.......          2
2.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan................................................        5
3.      Kemunduran Dinasti Mughal.......................................................        10
C.     PENUTUP.........................................................................................        12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................        13



















A.  PENDAHULUAN
India merupakan wilayah yang memiliki peradaban yang tergolong tertua di dunia, sehingga wajar apabila India tidak pernah absen dalam perkembangan sejarah di dunia, baik itu masa kuno maupun modern. Islam pernah mengukir sejarah di wilayah ini, dengan berbagai kerajaan yang ada, dimulai dari Mamluk di India hingga yang terbesar yaitu Mughal.
Meskipun Islam bukan merupakan kekuatan luar pertama yang masuk dan menduduki kawasan ini, akan tetapi peradaban Islam mampu memberi warna pada kebudayaan setempat. Peradaban Islam mampu mengakar dan memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan masyarakat.

B.  PEMBAHASAN
1.    Kelahiran Kerajaan Mongoliyah / Dinasti Mughol di India
Terdapat beberapa dinasti Islam yang berkuasa sebelum pemerintahan dinasti Mughol di India, dinasti-dinasti tersebut adalah dinasti Ghazwaniyah (976-1020 M), dinasti Ghouriyah (1148-1206 ), Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1290-1320 M), Tughluq (1320-1413 M), Sayyid (1414-1451 M), dan dinasti Lodi (1451-1526 M)[1].
 Dinasti Lodi didirikan oleh Bahlul Lodi yang berkuasa selama 38 tahun. Ia meninggal pada tahun 1389, dan kemudian digantikan oleh putra keduanya yaitu M. Nizam Khan yang mendapat gelar Iskander Lodi dan meninggal pada tahun 1517 M setelah berhasil memimpin selama 28 tahun. Setelah kematian Iskander Lodi, putranya, Ibrahim Lodi naik tahta. Pasa masanya negri ini mengalami kekacauan, dan pada tahun 1526 M, Babur Mongoliya menyerbu india dan berhasil merebut kekuasaan Lodi. Beralihnya kekuasaan Lodi ke tangan Babur tersebutlah yang menjadi awal dari berdirinya dinasti Mughol.[2]
Dinasti Mughol merupakan dinasti yang berkuasa cukup lama di anak Benua India, yaitu pada abad ke-16 hingga abad ke-19 M. kata “Mughol” berasal dari bahasa Persia yang merupakan panggilan bagi bangsa Mongol. Dinasti ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Mongol. Babur adalah nama kecil dari Zahiruddin, yang artinya “singa”, ia lahir pada 24 Februari 1438 M. ayahnya bernama Umar Mirza, keturunan langsung dari Miransyah, putra ketiga dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan.
Berdirinya dinasti Mughal menyebabkan bersatunya raja-raja Hindu Rajputh di seluruh India dan menyususun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Akan tetapi, gabungan ini dapat dikalahkan. Sementara di Afghanistan, golongan yang setia kepada keluarga Ibrahim Lodi, mengangkat Saudara kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi sultan. Sultan Mahmud bergabung dengan raja-raja Hindu tersebut. Babur harus berhadapan dengan pasukan koalisi, namun ia tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi dalam pertempuran dekat Gogra pada tahun 1529 M. akan tetapi, ia tidak lama menikmati hasil perjuangannya. Ia meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun.[3]
Setelah Babur meninggal, ia digantikan oleh anaknya, Nashiruddin Humayun (1530-1539 M). Dalam menjalankan pemerintahannya, Humayun menghadapi banyak rintangan dan tantangan. Sepanjang kepemimpinannya, Dinasti Mughal banyak berperang melawan musuh. Di antaranya adalah peperangan dengan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang  memisahkan diri dari Delhi. Namun, pemberontakan ini dapat dipadamkan, lalu Bahadur Syah melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai.
Pada tahun 1540 M, kembali terjadi pertempuran dengan Syer Khan di Knauj. Dalam peperangan ini, Humayun megalami kekalahan dan terpaksa melarikan diri ke Kandahar, selanjutnya ke Persia, dan meminta bantuan kepada sultan Safawiyah, yaitu Syah Tahmasph untuk memberikan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara, maka pada tahun 1555 M, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya, dan akhirnya ia berhasil menaklukan kota ini dan memerintah kembali pada tahun 1556 M.
Tak lama setelah memimpin kembali Dinasti Mughal, Humayun meninggal dunia dan digantikan oleh putranya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar atau yang lebih di kenal dengan sebutan Akbar yang baru berusia  14 tahun. Akbar dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M, dan memerintah dari 1556-1605 M. karena Akbar masih sangat muda, maka ia hanya menjadi wali sultan. Untuk menjalankan pemerintahan, diangkatlah Bairam Khan. Setelah dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang teah memiliki pengaruh kuat. Seteah Bairam dikalahkan, ia melakukan perluasan wilayah kekuasaan di Chundar, Ghong, Chritor, Ranthabar, Gujarat, Surat, Bengal, Deccan, Narhaa, dan Ashgar.
Wilayah yang sangat luas itu diperintah melalui sistem pemerintahan militer yang ia terapkan, sehingga stabilitas poitik tetap terjaga. Selain itu akbar berhasil menerapkan bentuk politik sulakhul (toleransi universal), yaitu politik yang mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukannya, tidak dapat dibedakan oleh etnis dan agama. Masa kepemimpinannya merupakan puncak kejayaan dinasti Mughal.[4] Namun demikian, Akbar dianggap telah menyimpang dari akidah yang benar, karena di telah membuat sebuah agama baru yang diberi nama Din Ilahi atau “agama Tuhan” yang bersandarkan pada ajaran Majusi dan Hindu.[5] Akbar meninggal pada tahun 1605 M.
Setelah Akbar meninggal dunia, kemajuan yang telah dicapai Akbar dianjutkan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jahangir (1605-1628 M), Syah Jahan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).[6] oorientasi ketiga sultan tersebut lebih banyak berfokus pada upaya mempertahankan wilayah, pembangunan sektor ekonomi, pengembangan budaya, seni, dan arsitektur. Ekspansi keluar kurang mendapat perhatian.[7]
             Jahangir merupakan putra dari Akbar. Meskipun meskipun begitu, dia tidak mengikuti jaan ayahnya yang menyimpang, dia memiliki akidah yang lurus. Pada masanya orang-orang Portugis, Inggris, dan Belanda berlomba-lomba melakukan perdagangan di India.[8]
            Setelah Jahangir meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama Syah Jaihan. Dalam catatan sejarah, Syah Jaihan dikenal sebagai seorang sultan yan romantis. Ia mengabadikan namanya dan nama permaisurinya, yaitu Mumtaz Mahal dalam makam Taj Mahal di Agra. Pada masa pemerintahannya, sudah ada orang portugis di India. Para pemukim Portugis banyak yang menyalah gunakan kebaikan yang diberikan oleh penguasa Mughal, seperti memungut pajak yang berat nagi para pedagang setempat, menculik anak-anak untuk dibaptis dan tidak segan-segan melakukan perampokan. Akhirnya Syah Jahan marah dan mengusir mereka sembari merebut kembali tempat pemukiman nereka di Hughli Benggala.[9]
            Setelah Syah Jahan meninggal, kekaisaran mughal dilanjutkan oleh putranya, Aurangsep (1658-1707 M). dia adalah seorang yang zuhud dan adil serta sangat memperhatikan syariat Islam dan adab-adabnya.[10] Pada masanya, terdapat dinamika politik yang terjadi di India yang secara realistik mengalami perubahan-perubahan yang mana hal tersebut juga menjadi awal berakhirnya kekuasaan muslim di India.[11] Setelah meninggalnya Aurangsep pada tahun 1707 M, sultan-sultan berikutnya tidak dapat mempertahankan eksistensi kesultanan Mughal sehingga dinasti Mughal mengalami kemunduran.

2.    Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sebelum munculnya kerajaan mughal, pendidikan hanya dilakukan secara perseorangan. Namun, setelah muncul kerajaan mughal, pendidikan mendapat perhatian yang besar dari sultan. Kerajaan mughal sangat mendorong pendidikan rakyatnya. Pada zaman pemerintahan Mughal dipimpin Syah Jahan dan Aurangzeb, mereka membangun sekolah-sekolah tinggi di samping juga pusat pengajaran di Lueknow. Hal ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan atau dunia intelektual pemerintahan Mughal di India cukup eksis.[12]
Para Ahli sejarah pada zaman itu banyak pengarang kitab-kitab yang tinggi nilainya sebagai sumber sejarah untuk dijadikan bahan penelitian para ilmuwan sekarang. Banyak terjemahan dari bahasa India ke bahasa Persia yang dikerjakan dengan bantuan dari Raja-raja Mughal. Seperti menerjemahkan  buku Ram Charitmanas (Ramayana) dan buku Mahabharata yang dilakukan pada masa Sultan Akbar. Akbar pulalah yang menyuruh menerjemahkan kitab Injil dan kitab Upanishad ke dalam bahasa Persia. Itulah sebabnya Keneth Morgan menilai bahwa sejak persia di bawah mughal telah mencapai tingkat kesempurnaan yang tinggi.[13]
Dalam zaman mughol, perkembangan ilmu dalam segala bidang, terutama yang erat kaitannya dengan aqidah dan syari’ah, telah meluas dan memanjang, yang pada umumya hanya memberi uraian dan tambahan penjelasan terhadap kitab-kitab yang telah dikarang pada zaman-zaman sebelumnya. Mengenai perkembangan ilmu dalam zaman mughol ini, dapat dijelaskan dengan rigkas sebagai berikut:
1.    Hadits
Di antara ahli hadits dan pengarang-pengarang yang ada hubungannya dengan hadits, yang termasyhur di antaranya yaitu:
a.    Muhibuddin ath-Thaabary al-Makky (wafat 684 H). Karangan-karangannya anta lain: kitab al-Riyadh al-Nadharah fi Fadhail al-Asyrah, tentang sahabat sepuluuh yang dijanjikan surga, dan Zakhir al-Uqba fi Manaqib Zawi al-Qurba, tentang ahli famili Nabi.
b.    Izzudin bin Jama’ah al-Kanany (wafat 767 H). Kitab-kitab karangannya: al-Mukhtasar al-Shaghir fi Sirah al-Basyir al-Nazir, Muntakhab Nuzhah al-Albab.
c.    Yahya Bin Abi Bakar Amiry Al-Yamany (wafat 893 H). Kitab karangannya: kitab al-Riyadh al0Musthabah, tentang riwayat Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
2.    Ilmu Qur’an dan cabang-cabangnya
Dalam zaman Mughol ini, juga banyak muncul ulama-ulama yang memperluas dan memperdalam ilmu-ilmu Al-Quran dengan segala cabang-cabangnya. Diantara mereka itu yaitu:
a.    Abdullah bin Umar Baldhawy (wafat tahun 675 H). Kitab-kitab karanannya antara lain: Anwarut Tanzil wa Asrorut Takwil yang membahas tentang tafsir,  kitab Minhaj Al-Wushul ila Ilmi Ushul,Nidhomul Tawarikh, Risalah fi Maudhu’atil Ulum.
b.    Abu Hayyan al-Gharnathly (wafat tahun 754 H). Di antara karangan-karangannya ialah: al-Bahrul Muhith, tentang tafsir Qiran.
3.    Tasawuf
Di antara ulama atau pengarang ilmu tasawuf yang terkenal dizaman ini antara lain:
a.    Tajuddin bin Atha al-Iskandary asy-Syazly, (wafat tahun 709 H), beliau adalah seseorang yang sangat berpengethuan luas, karangannya lebih dari 20 buah, salah satunya adalah al-hikam Athaiyah yang membahas tentang sufiyah.
b.    Jamaluddin abdulrazik al-Kaslani (wafat tahun 730 H). Diantara karangannya adalah: ishthilahatush Shufiyah, Risalah fil Qodho wal Qodar.
c.    Afifuddin Abdullah bin As’ad al-Yafi’y (wafat yahun 767 H). Di antara karangannya tentang tasawuf ialah: Raudhur Rayahin, yang mengandung lebih dari 500 riwayat tentang ahli tasawuf.
4.    Ath-Thib
Di antara tabib-tabib dan pengarang-pengarang thib yang terkenal dalam zaman ini, antara lain:
a.    Izzuddin as-Suwaidy (wafat tahun 690 H), kitabnya tentag kedokteran: at-Tazkirah al-Hidayah.
b.    Alaudin bin al-Fafis (wafat tahun 678 H). Kitabnya tentang makanan: al-Mukhtar Minal Aghziyah, Dan Mujiz al-Qonun.
c.    Alkhawy bin Kutuby (wafat tahun 711 H) yang lebih terkenal dengan  nama Ibnu al-Akbir. Karangannya yang sangat bernilai yaitu: Ma La Yasa’u ath-Thabib Jahlalu, tentang penyakit dan obat.
5.    Falsafah
Di antarapara ahli / pengarang falsafah  yang sangat menonjol di zaman ini, yaitu:
a.    Jamamuddin al-Katiby al-Qazwainy (wafat tahun 675 H). Kitab-kitabnya: ar-Risalah asy-Syamsiyah fil Qawaidil Manthiqiyah, Hikmatul Ain Fith Thabi’ah wama Fauqaha.
b.    Sirajuddin Abu Tsana Arwamy (wafat tahun 673 H), kitabnya yang terkenal yaitu: Mathali’ul anwar fil Hikmah wal Manthiq.
6.    Ilmu Pasti/ Ilmu Bintang
Di antara para ahli / pengarang ilmu pasti atau bintang yang terkenal pada zaman ini yaitu:
a.       Quthbuddin Mahmud asy-Syirazy (wafat tahun 710 H). Karangannya: Nihayatul Idrak fi Dirayatil Aflak.
b.      Ibnu al-Banna al-Marakisyy (wafat tahun 721 H). Salah satu kitab karangannya: Talkhish A’malil Hisab.
c.       Ibnu Syatir al-Muwaqqat (wafat tahun 777H), yang banyak mengarang tentang ilmu bintang, ilmu pasti, dan ilmu bumi.
7.     Ilmu Thabi’iyat dan Teknik
Di antara para ahli/pengarang ilmu thabi’iyat (ilmu nabat, hayawan, ilmu alam) dan teknik yang terkenal pada zaman ini antara lain:
a.       Abdurrahman bun Daud al-Andalusy. Kitabnya yang terkenal: Nuzwah an-Nusus wal afkar fi ma’rifatin Nabaat wal ahjar.
b.      Tibagha al-Jarkasy. Kitabnya yang terkenal ialah: kiab al-fallahah, tentang pertanian.
c.       Ridwan bun Muhammad al-Khurasany. Kitabnya: Ilmus Sa’aat wal Amal Biha, tentang teori dan praktek membuat jam.
d.      Abdul Iz bin Ismail bun Razaz al-Jurury. Kitabnya yang terkenal: Kitabul Hiyal atau al-Jamil Bainal Ilm wal Amal, tentang mekanika.
e.       Kmaluddin Muhammad bin Isa ad Damiry. Kitabnya: kitab Hayatul Hayawan al-Kubra, tentang ilmu hewan.
8.      Ilmu Peperangan/ Berburu
Di antara ilmu-ilmu yang tumbuh dan berkembang baik dalam zaman ini, yaitu ilmu ketentaraan atau ilmu peperangan, termasuk ilmu kecakapan berkuda dan ilmu perburuan. Di antara para ahli/pengarang ilmu-ilmu tersebut antara lain:
a.    Amir Lajin bin Abdullah Zahaby al-Hisamy ath-Tharablusy. Karangan terbesarnya adalah: Tufhah al-Mujahidin fil Amal bil Mayaadin, yang membahas tentang pendidikan tentara.
b.    Imamuddin Musa bin Muhammad al-Yusufly al-Mishry. Kitabnya: Kasyf al-Kurub fi Ma’rifah al-Huruf, tentang teknik perang dan organisasi tentara serta masalah persenjataan.
c.    Badaruddin Baktut ar-Rimah al-Khazandary. Kitabnya yang terkenal: kitab al-Furusiyah, tentang ilmu keahlian menunggang kuda.
d.   Muhammad bin al-Mankaly. Salah satu kitab karangannya adalah anas al-malabu, tentang perburuan.
9.    Ilmu Politik/ Tatausaha
Salah satu ahli/ penngarang ilmu dalam bidang ini adalah  mahmud  bin Ismail al-Jizy, yang mengarang kitab ad-Durratul Gharra fi Nashaih al-Muluk wal Wulah wal-Wuzara, yaitu kitab yang membahas tentang pedoman memerintah bagi para raja, gubernur dan menteri.
10.    Ilmu Bahasa
Dalam zaman ini, muncul pengarang-pengarang ternama dalam bidang bahasa, seperti pengarang lisanul arab, al-Qamus, alfiyah, dll.
11.    Ilmu Tarikh, kritik Tarikh, dan falsafah tarikh
12.    Juhrafi (ilmu bumi)
13.    Mausu’at/Majmi’, yaitu kumpulan berbagai macam ilmu dan pengetahuan.
14.    Ilmu seni budaya, seperti seni bahasa (yang di dalamnya terdapat puisi dan prosa), seni suara, seni rupa, seni pahat, dan seni lukis.[14]
Adapun Karya seni terbesar yang dicapai dinasti Mughal adalah karya arsitekturnya yang Indah dan mengagumkan, seperti: Taj Mahal, Humayun’s Tomb, Jama’ Masjid, Qutub Minar, Shalimar Garden, dan Red Fort atau Lal Qila[15]

3.    Kemunduran Dinasti Mughal
Adapun faktor yang mendorong kemunduran dinasti Mughol anatara lain:
a.    Munculnya Perebutan Kekuasaan Pada Periode Sultan Yang Lemah Dan Serakah. Masalah perebutan kekuasaan bukanlah hal baru. Penguasa kerajaan mughal sesudah Aurangzeb pada umumnya tergolong raja-raja yang lemah yang tidak sanggup menghadapi kenyataan dan tidak mampu mengatasi kesulitan.
d.   Kebijakan represif Aurangzeb yang berimplikasi terhadap kemunculan gerakan pemberontakan, karena golongan hindu tidak diberi kesempatan untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan.[16]
e.    Terdapat serangan-seragan terhadap dinasti Mughal, seperti serangan yang dilakukan oleh nadhir Syah (penguasa Persia) yang menyebabkan Prestis Mughal semakin menurun, dan serangan dari pasukan Afghanistan yang dipilih oleh Ahmad Khan Durroni yan menyebabkan jatuhnya kekuasaan Mughal ke  dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap tetap di izinkan berkuasa di Delhi tetapi dengan jabatan sebagai Sultan
f.     Perlawanan perusahaan inggris (EIC) terhadap terhadap pemerintahan Mongol.[17]

C.  PENUTUP
Dinasti Mughal didirikan oleh Zahiruddin Babur. Berdiri setelah berhasil menghancurkan dinasti Lodi dengan pemimpin terakhirnya yaitu Ibrahim Lodi. Setelah Zahiruddin wafat, ia digantikan oleh keturunan-keturunannya, yaitu Humayyun, Jalaluddin Akbar, Jahangir, Syah Jahan,  Aurangzeb, sampai yang terakhir yaitu Bahasur Syah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa dinasti Mughol tergolong cukup eksis, hal ini ditandai dengan didirikannya sekolah-sekolah tinggi tepatnya pada masa Syah Jahan dan Aurangzeb.
Dinasti Mughal mulai mengalami kemunduran setelah wafatnya Aurangzeb, karna pemimpin-pemimpin setelahnya tergolong pemimpin yang lemah sehingga tidak bisa mempertahankan dinasti Mughol.





















DARTAR PUSTAKA

Al-Azizi, Abdul Syukur . 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Jakarta: Saufa.
al-‘Usairy, Ahmad. 2011.  Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media.
Fu’adi, Imam. 2012. Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta:Teras.
Hasjmy. 1995. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang
Karim, M. Abdul. 2004. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Jogjakarta:Pustaka Book Publiser.
Kusdiana, Ading. 2013. Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. Bandung: CVPustaka Setia.
Syukur, Fatah . 2002. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
















PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN TURKI UTSMANI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosenpengampu: Dr. Moh. Slamet Untung, M. Ag 
Description: IAIN_Pekalongan_lambang.jpg
Disusun Oleh:
1.             Irwan syaefudin (2021115242)
2.             Nurul Khafifah (2021116067)
3.             Iin Sakinah         (2021116249)

Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................          i
A.    PENDAHULUAN..........................................................................          1  
B.     PEMBAHASAN.............................................................................          2
1.      Kelahiran Kerajaan Turki Utsmaniyah.......................................          2
2.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan................................................        4
3.      Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Turki Utsmaniyah.........        5
C.     PENUTUP.........................................................................................        9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................        10
















A.   PENDAHULUAN
Sejarah mengenai peradaban Islam ini memberikan manfaat yang sangat besar. Bagi para umat Islam di dunia. Diman melalui sejarah peradaban Islam terdapat berbagai cerita atau kronologi mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaiatn dengan agama Islam baik itu pada zaman Rasulullah, pada masa khulafaurrasyidin, atau setelah para sahabat meninggal dunia.
Salah satu yang dikaji dalam sejarah peradaban Islam ialah mengenai kerajaan-kerajaan yang berdiri sepeninggal Rasulullah dan para sahabatnya, diantaranya kerajaan Turki Usmani. Kerajaan Turki Usmani dipimpin oleh banyak khalifah karena kerajaan ini berdiri dalam waktu yang lama.

B. PEMBAHASAN 
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira 3 abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan Aladdin terbunuh. Kerajaan Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usmani kemudian menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.
Penguasa pertama adalah Usman yang disebut juga dengan Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (Raja besar keluarga Usman) tahun 669 H (1300 M) setapak dengan setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota Turki usmani. [18]           
 Kerajaan turki usmani telah muncul dalam periode yang biasanya di sebut periode Mongol. Negara bagian yang di pimpin oleh usman pendiri dianasti di akhir abad ke 13,pada awalnya hanyalah salah satu bagian terkecil dari pemerintah turkis dari Anatolia. Militer berhasil dibatalkan membuka jalan kekuasaan di Asia kecil, penaklukan konstantinopel (1453 M) – berakhirnya kerajaan Byzantium – penaklukan Syiria dan Mesir (1516- 1517 M) – erakhirnya kekuasaan mamluk – adalah faze dimana utsmani memunculkan kekuasaan ditimur dekat kekuasaan yang merangkum seluruh daerah arab klasik – budaya islam. Perkembangan kerajaan dari abad ke-18 dikelompokkan melalui usaha menghadapi tantangan eropa dalam hal ekonomi, teknologi, dan kebudayan, melalui kefleksibilitasan daerah ekonomi dan melalui reformas dalam institusi kerajaan.[19]
Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dinia Islam, pemimpin suku Kayi, Sualiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Sulaiman meminta perlindungan kepada Jalal Ad-Din, pemimpin terakhir dinasti khwarazm Syah tersebut Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal Ad-Din memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia Kecil, dan disanalah mereka menetap. Sulaiman ingin pindah ke wilayah Syam setelah ancaman Mongol reda. [20]
 Dalam catatan sejarah, bangsa Turki Utsmani berasal dari keluarga Qabey yaitu salah satu kabilah Al-Ghaz Al-Turki, orang Turki yang suka berperang. Semula mereka tinggal di daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina sampai kepinggiran lautan hitam. Mereka ini semacam suku Badwi, yang mampu tinggal di girun sahara. Kemudian mereka membangun sebuah daulah Adwi yang kuat dibawah pimpinan mereka yang mereka bernama Tumin, dikenal di Cina, atau bahasa Turki dikenal dengan Bumin yang meninggal sekitar tahun 552 M.[21]
Selama 5 abad pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslimin. Utsmaniyah merupakan pusat Khilafah Islamiyah, karena merupakan pemerintahan Islam yang terkuat pada masa itu, bahkan merupakan negara paling besar di dunia.[22]
Sultan Usman meninggal pada tahun 1326 M dan digantikan oleh Orkhan, putranya yang memerintah dari tahun 1326-1359 M. Pada masa pemerintahannya , Orkhan tetep melaksanakan kebijakan pendahulunya untukmenaklukan seluruh Asia Kecil. Selanjutnya, dengan kekuatan militer yang lebih tangguh, Orkhan mulai memerangi Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Dengan peperangan dengan Bizantium, dapat menaklukan Ismid, Ikhsyid, dan pesisir Marmora. [23]

a.    Ilmu pengetahuan tidak mendapat perhatian besar, nemun tetap ada perubahan pada masa Dinasti Utsmani. Selain itu, terjadi transformasi pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar dan menengah (1881 M) perguruan tinggi (1869 M), serta mendirikan fakultas Kedokteran dan Hukum.
b.    Seni arsitektur berkembang sangat pesat, masjid yang indah dibangun, seperti Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Ayyub al-Ansyari, yang semula adalah gereja Aya Sophia. Semua masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah.[24]
c.     Dalam bidang seni, syair dan arsitektur daulah Utsmaniyah mempunyai jasa tidak kecil. Dalam bidang seni bersyair hampir semua Sultan Turki mempunyai minat yang besar.
    Adapun ilmu pengetahuan dari para ilmuwan bwear diantaranya:
1)      Haji Kholifa, ia seorang prajurit yang berani, berpengetahuan luas dan pengarang yang cakap. Kitab karangannya mengenai sejarah, ilmu bumi, sejarah hidup. Diantaranya:
a)    Kasyafu al-Dzunun, kamus yang memuat kira-kira 14.500 buah nama kitab dalam bahasa Arab yang disusun menurut abjad.
b)   Taqwinu al-Tawarikh
c)    Tuhfatu al-Kibar Fi Asfari al-Bihar, tentang armada daulah Utsmaniyah.
d)   Mizab al-Haq Fi Ikhtiyari al-Ahaq, tentang tasawuf.
2)      Daud Inthaqy, ia adalah dokter yang terkenal pada zamannya, dan seorang pengarang dalam bidangnya. Diantara karangannya:
a)    Tadzkirah Ulil Albab wa al-Jumu’u lil-Ujbi al-Ujab, tentang ilmu kedokteran sebanyak tiga jilid.
b)   An-Nuzhatu al-Munhiyah Fi tasyhizil Azhan wa Ta’dili al-Amzijah, juga tentang ilmu ketokteran.[25]
a)    Kemunduran Turki Utsamaniyah
     Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran pemerintahan Turki Utsamani. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
·           Krisis Moral Penguasa
       Keberhasilan kerajaan Turki Usmani dalam membina dan memajukan pemerintahannya berjalan secara bertahap tetapi cukup mantap. Kemajuan itu mencapai puncaknya pada zaman Sulaiman al-Qonuni di abad 16. Setelah sepeninggal Sulaiman al-Qonuni tanda-tanda kemunduran Kerajaan Usmani mulai tampak.
·           Adanya Pemberontakan Militer
       Pemberontakan yang terjadi, yaitu pada saat Sultan memcat perdana menteri Khasru Pasya dan mengangkat Hafid Pasya sebagai penggantinya. Khasru Pasya kemudian pergi ke markas tentara dan menceritakan kasus pemecatannya. Menurutnya ia di pecat gara-gara tentara.  Akhirnya pada tahun 1632 tentara berontak lagi. Mereka berhasil membunuh Hafid Pasya, perdana menteri yang baru diangkat. Pemberontakan tersebut akhirnya dapat dipadamkan dan Khasru Pasya dihukum mati karena dianggap biang keladinya.[26]
·           Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
       Kerajaan Usman kurang dalam berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, karena hanya  mengutamakan pengembangan kekuatan militer. Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu dan teknologi mrenyebabkan kerajaan tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
·           Heteroginitas penduduk
       Sebagai kerajaan besar, Turki Usmanimenguasai wilayah yang sangat luas, mencakup asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, dan Yaman di Asia. Wilayah yang luas ini didiami oleh penduduk yang beragama, baik dari segi agama, ras, etnis, maupun adat istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragama dan terbesar di wilayah yang luas itu, diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang teratur.
·           Wilayah kekuasaan yang sangat luas
       Administrasi pemerintahan bagi suatu negara yang sangat luas wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi pemerintahan Kerajaan Utsmani tidak beres. Di pihak lain para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yng sangat luas, sehingga mereka terlibat perang terus-menerus dengan berbagai bangsa.[27]
·           Budaya pungli (korupsi)
       Pungli merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan Usmani, setiap jabatan yng hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” denagn sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut. Budaya pungli ini mengakibatkan dekadensi moral yang merajalela dam membuat pejabat semakin rapuh.
·           Merosotnya ekonomi
   Akibat perang yang tak pernah berhenti perekonomian negara merosot. Pendapatan berkurang sementara belanja negara sangat besar untuk biaya perang.[28]
b)   Kehancuran Turki Utsmaniyah
Pada bulan Desember 1914, Turki Utsmani melibatkan diri dalam Perang Dunia dan berada di pihak Jerman dan Austria. Bantuan ekonomi dan militer Jerman, kekuatan terhadap kekuatan Rusia, serta keinginan untuk menyelamatkan kendali Turki Utsmani menjadi alasan keterlibatan Turki dalam peristiwa tersebut.[29]
Setelah perang Dunia I berakhir, psukan sekutu seolah melakukan pembagian wilayah kekuasaan Turki Utsmani. Selanjutnya pihak sekutu mengadakan konferensi untuk menentukan nasib akhir kerajaan Utsmani. Konferensi tersebut kemudian menghasilkan perjanjian Sevres pada tahun 1920 M, dimana sultanyang kekuasaannya ada dibawah kontrol negara sekutu dan ibu kotanya sendiri.[30]
Sejak pasca-pemerintahan Sulaiman Al-Qonuni (1566 M) dan kemudian berakhir pada tahun 1924. Dalam masa yang panjang itu terjadi berbagai pergulatan antara kekuatan penguasa Utsmani dan berbagai tantangan kekuatan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang berusaha untuk menghentikan kerajaan ini.[31]

Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dinia Islam, pemimpin suku Kayi, Sualiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Sulaiman meminta perlindungan kepada Jalal Ad-Din, pemimpin terakhir dinasti khwarazm Syah tersebut Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal Ad-Din memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia Kecil, dan disanalah mereka menetap. Sulaiman ingin pindah ke wilayah Syam setelah ancaman Mongol reda.
Selama 5 abad pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslimin. Utsmaniyah merupakan pusat Khilafah Islamiyah, karena merupakan pemerintahan Islam yang terkuat pada masa itu, bahkan merupakan negara paling besar di dunia.
Sultan Usman meninggal pada tahun 1326 M dan digantikan oleh Orkhan, putranya yang memerintah dari tahun 1326-1359 M. Pada masa pemerintahannya , Orkhan tetep melaksanakan kebijakan pendahulunya untuk menaklukan seluruh Asia Kecil. Selanjutnya, dengan kekuatan militer yang lebih tangguh, Orkhan mulai memerangi Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Dengan peperangan dengan Bizantium, dapat menaklukan Ismid, Ikhsyid, dan pesisir Marmora.



















Kusdiana, Ading. 2013  Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan.
            
Bandung: CV Pustaka Setia
Al-Aziz, Abdul Syukur. 2014 Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap.
           
Jakarta: Saufa
Sunanto, Musyrifah. 2003 Sejarah Islam Klasik. PRENADA MEDIA
Mughni, Syafiq. 1997 Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki. Jakarta: Logos
Al-Usairy, Ahmad. 2011 Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media
Fu’adi, Imam. 2012 Sejarah Peradaban Islami. Jogjakarta
Amin, Samsul Munir. 2009 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta
Sulaiman, Rusydi. 2015. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam.
          
Jakarta:Rajawali pers.
http://sejarahperadabanislam13.blogspot.co.id/13/09/kerajaan-turki-usmani.html?m=1 
           di akses pada tanggal 13 nov 2017 pukul: 18.30.










PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. Slamet Untung, M. Ag.
Description: STAIN logo polos
Disusun Oleh :
1.      Novitasari                                (2021116026)
2.      Zidna Sabilla Najjah               (2021116254)
3.      Salma Urfa                              (2021116256)
4.      Suryo Hadi Kusumo               (2021116311)

Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................          i
A.    PENDAHULUAN..........................................................................          1  
B.     PEMBAHASAN.............................................................................          2
1.      Kawasan Selat Malaka...............................................................          2
2.      Dari Demak sampai Mataram.......................................................        3
3.      Kesultanan Banten.......................................................................        4
4.      Kesultanan Banjarmasin (Banjar).................................................        5
5.      Kerajaan Goa-Talo, Bone, dan Wajo...........................................        6
6.      Kerajan-Kerajaan di Maluku................................................. ….         9

C.     PENUTUP.........................................................................................        11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................        12












Agama Islam merupakan agama yang sudah lama berkembang di Indonesia, dan merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia. Dalam proses berkembangnya, Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi dalam pengembangan dan perubahan di berbagai bidang di kalangan masyarakat Indonesia. Islam dipahami sebagaisalah satu bentuk keberagaman yang memiliki karakteristik dan watak seperti ajarannya yang terbukayang dapat menampung dan menerima ajaran agama terdahulu yang masih sesuaidengan ajaran islam, yang bersifat reformatif danlain sebagainya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islamitu sendiri yang memposisikan semuaajaran sebagai rahmat bagi seluruh alam. Namun, nyatanya di zaman sekarang, peran agama Islam dalam mendewasakan negara ini seakan terlupakan oleh waktu. Sehingga,mayoritas umat muslim Indonesia tidak pernah merasa bangga akan agamannya yang tidak diketahui mereka  bahwa agama mereka telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan negara ini.  Oleh karena itu, makalah yang kami susun ini akan membahas “Peradaban Islam Pada Masa Kerajaan-Kerajaan Islam Di Nusantara.

Selat Malaka merupakan salah satu jalur perdagangan yang paling penting di era pra-modern. Secara geografis,selat ini berbatasan dengan Semenanjung Malaya di bagian utara dan di sisi selatan dengan Pulau Sumatera yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar lalu lintas perdagangan di kawasan tersebut melewati selat sempit ini. Karena itu, wajar apabila pantai-pantai wilayah tersebut menjadi kawasan perdagangan yang padat.
Islam yang berkembang di Malaka, sebuah kerajaan yang didirikan oleh Parameswara. Kemudian, ia mengganti namanya menjadi Muhammad Iskandar Syah setelah menikah dengan saudara perempuan raja Pasai. Muhammad Iskandar Syah diganti oleh Muhammad Syah (1424-1444 M.); Muhammad Syah digantikan oleh Abu Sa’id (1444-1445 M.); dan Abu Sa’id diganti oleh Sultan Muzhaffar Syah (1445-1459 M.).Kerajaan ini letaknya berhadapan dengan Selat Malaka sehingga sangat strategis sebagai jalur perdagangan dan pelayaran. Karena letaknya tersebut, kerajaan ini sering kali menjadi tempat persinggahan para pedagang Islam yang berasal dari berbagai negara. Kerajaan Malaka banyak dikunjungi oleh para pedagang dari Gujarat, Cina, Arab, Persia, dan negara lainnya sehingga kerajaan ini memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan ekonominya. Karena kemajuannya dalam perdagangan, Kerajaan Malaka mampu mengalahkan kemajuan Kerajaan Samudra Pasai.
Pada zaman Muzhaffar Syah, Islam disebarkan secara langsung oleh raja (sultan) sehingga mengalami perkembangan pesat dan mampu menguasai perdagangan. Ibukota kerajaan terletak di Johor. Pada tahun 1511 M. Portugis menguasai Malaka, sehingga mengurangi  peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam. Ibukota Malaka yang berada di Johor dipindahkan ke Kepulauan Riau untuk mengakomodasikan kepentingan bangsa Aceh. Aceh kemudian menggantikan peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam dan mempunyai peranan yang kuat.[32]
Malaka memiliki reputasi dalam bidang keamanan, sebuah pemerintahan yang sangat tretib dan tempat pemasaran yang kosmopolit dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang baik. tujuan adalah menciptakan kondisi tersebbut adalah untuk menunjukkan kepedulian bagi kegiatan perdagangan yang aman dan menguntungkan.[33]

Demak didirikan pada perempat terakhir abad ke-15 oleh seorang asing yang beragama Islam. ”Sultan” Demak pertama, Raden Patah, adalah putra Prabu Brawijaya Kertabhumi, raja Majapahit terakhir. Setelah Raden Patah, raja berikutnya adalah Pati Unus (1518-1521). Setelah wafatnya Patih Yunus  pada tahun 938 H/1531M, memerintahlah raja yang paling terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono. Dan berikutnya lagi Sultan Trenggono. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono Demak mengalami zaman keemasan. Wilayah Demak meliputi daerah Jawa Timur dan Jawa Barat. Sultan Trenggono mengalahkan penguasa-penguasa Tuban, Lamongan, Surabaya, Pasuruan, Panarukan, Madiun, dan Blitar.
Setelah Sultan Trenggono meninggal tahun 1546, terjadi perebutan kekuasaan di kalangan keluarga. Berturut-turut raja-raja yang memerintah sesudahnya adalah Sultan Prawoto, Arya Penangsang, dan kemudian Jaka Tingkir yang menobatkan dirinya sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya, memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Kerajaan Pajang yang ada di pedalaman Jawa Tengah, merupakan pengganti Demak. Kemudian pengganti Kerajaan Pajang adalah kerajaan Mataram yang pusatnya di kota Surakarta dan Yogyakarta.
Kerajaan Mataram didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Senopati berkuasa sampai tahun 1601 M. sepeninggalnya, ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 1613 M. Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo Sayidin Panataagama Khalifatullah ing Tanah Jawi (1613-1646).[34]
Raja Mataram yang paling terkemuka adalah Sultan Agung, cucu sang pendiri Mataram. Masa kekuasaanya berlangsung  antara tahun 1022-1056 H/1613-1646 M. Dia berhasil memperluas kekuasaan kebanyak negeri, menyebarkan Islam di Jawa Tengah serta memantapkan kedudukannya di wilayah ini. Setelah kematian Sultan, timbullah pertikaian di dalam pemerintahan, yang akhirnya memungkinkan Belanda mengalahkan mereka.[35]
Raja-raja Mataram:
a)      Sultan Agung wafat tahun 1645
b)      Amangkurat I (1645-1677).
c)      Amangkurat II (1677-1703). wilayah Kerajaan Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda.

Sejak sebelum zaman Islam, di bawah kekuasaan raja-raja Sunda (dari Pajajaran atau mungkin sebelumnya) Banten sudah menjadi kota yang agak berarti. Dalam tulisan Sunda kuno yaitu Carita Parahyangan. Pada tahun 1524 atau 1525 M, Nurullah dari Pasei, yang kelak menjadi Sunan gunung jati, berlayar dari Demak ke Banten untuk meletakkan dasar bagi pengembangan agama Islam dan bagi perdagangn orang Islam.[36]
Kesultanan Banten merupakan kesultanan terbesar yang ada di Jawa Barat. Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati Pada tahun 1524 M, ia kemudian kembali ke Cirebon, dan kekuasaannya diserahkan kepada anaknya yaitu Sulta Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren. Ia meninggal pada tahun 1570 M, kedudukannya digantikan oleh putranya yaitu pengeran Yusuf. Pangeran Yusuf menaklukkan Pakuan pada tahun 1579 M sehingga banyak para bangsawan Sunda yang masuk Islam. Raja Banten yang paling terkemuka adalah Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masanya pemerintahan mencapai puncak keemasan dan kebesaranya. Karena itulah, orang-orang Belanda memusatkan usaha mereka dalam menghadapi kerajaan ini, hingga berhasil mengalahkan Banten pada tahun 1096 H/ 1684 M. Adapun Peninggalan kesultanan ini ialah Masjid Agung Banten, Menara Banten, Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.

Kesultanan banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di pulau Kalimantan bagian selatan. Kesultanan inipada awalnya bernama Daha, yaitu sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi kesultanan Islam. Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 M dengan penguasa Raden Samudra, yang masuk Islam dengan gelar Suryanullah atau Suryansyah. Wilayahnya meliputi Sambas, Batanglawi, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Medawi dan Sambangan.
Islam mulai masuk ke wilayah Kesultanan Banjar pada tahun 1470 M, bersamaan dengan melemahnya Kerajaan Majapahit. Penyebaran Islam secara luas baru dilakukan oleh Syekh Muhammad Arsyad Al- Banjari, yaitu seorang ulama yang menjadi Mufti Besar Kalimantan. Kesultanan Banjar mengalami kemunduran akibat terjadinya pergolakan masyarakat yang menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah yaitu pada tahun (1857-1859 M) sebagai sultan oleh Belanda. Pada tahun 1859-1905 M, terjadi perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari pada tahun (1809-1862 M) untuk melawan Belanda. Akibat dari perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada tahun 1860 M. adapun peninggalan Sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid desakuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah.[37]

Kerajaan ini berada di sebelah selatan kepulauan Sulawesi yang dahulu merupakan kota pelabuhan yang penting. Pada awalnya Kesultanan goa adalah sebuah Kerajaan. Namun, berubah menjadi Kesultanan pada akhir abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639 M).
Kesultanan ini terlibat peperangan melawan Belanda selama hampir kurang lebih 50 tahun, dengan dipimpin oleh raja yang bernama Sultan Hasanudin. Dia berhasil membukukan kemenangan besar atas mereka serta berhasil menggabungkan sejumlah kepulauan kedalam kerajaanya. Pada kesempatan yang lain Belanda sebenarnya gagal meraih kemenangan. Namun, setelah melaui fitnah yang di hembuskan diantara raja dan para pengikut-pengikutnya, Belanda berhasil mengalahkan kerajaan ini. Adapun peninggalan dari kesultanan Goa ialah berupa kompleks makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makasar (Sulawesi Selatan).[38]
Sultan pertama kerajaan adalah Arumpone La Tenri Pale (Sultan Abdullah). Selama masa pemerintahan La Tenripale Towakkapeyang (1611-1631), ia menjalin hubungan baik dengan Sultan Alauddin raja kerajaan Goa. Kemudian, kemudian digantikann keponakannya La Maddaremmeng (1625 – 1640). La Maddaremmeng mengamalkan Islam lebih ketat dibanding kerajaan lain termasuk Gowa-Tallo, di antara gebrakannya yang terkenal adalah menghapus sistem perbudakan Ata, karena manusia dilahirkan tidak untuk diperbudak; juga menghukum berat para penyembah berhala atau mensakralkan tempat dan benda-benda tertentu; pelaku zina; pencurian; miras, dan berbagai bentuk kemungkaran lainnya. Inilah sejarah awal penerapan syariat Islam secara formal. Bahkan kerajaan Goa pernah menyerang keraajaan Bone karena tidak setuju dengan penghapusan perbudakan.
Ketidakakuran antara kerajaan Bone dan Goa masih terus berlanjut. La Tenri Tatta Arung Palakka MalampeE Gemme’na Petta To RisompaE (1667 - 1696) adalah Raja Bone XV dicap pemerintah sebagai pengkhianat. Oleh sebagian besar masyarakat Sulawesi Selatan yang tak memahami sejarah yang sebenarnya memang akan mudah tergiring opini Arung Palakka sebagai Pengkhianat berdasar fakta bahwa Arung Palakka-lah yang bersekutu dengan Belanda menyerang Kerajaan Gowa. Kerajaan Bone mengalami masa keruntuhannya ketika diserang Belanda. Meskipun mereka sudah berusaha untuk melawannya, namun mereka akhirnya dapat dikalahkan oleh pasukan Belanda.[39]
Wajo memeluk Islam secara resmi pada tahun 1610 pada pemerintahan La Sangkuru patau mulajaji sultan Abdurahman dan Dato Sulaiman menjadi Qadhi pertama Wajo. Setelah Dato Sulaiman kembali ke Luwu melanjutkan dakwah yang telah dilakukan sebelumnya, Dato ri Tiro melanjutkan tugas Dato Sulaiman. Setelah selesai Dato ri Tiro ke Bulukumba dan meninggal di sana. Wajo terlibat Perang Makassar (1660-1669) disebabkan karena persoalan geopolitik di dataran tengah Sulawesi yang tidak stabil dan posisi Arung Matowa La Tenrilai To Sengngeng sebagai menantu Sultan Hasanuddin. Kekalahan Gowa tidak menyebabkan La Tenrilai rela untuk menandatangani perjanjian Bungaya, sehingga Wajo diserang oleh pasukan gabungan setelah terlebih dahulu Lamuru yang juga berpihak ke Sultan Hasanuddin juga diserang. Kekalahan Wajo menyebabkan banyak masyarakatnya pergi meninggalkan Wajo dan membangun komunitas sosial ekonomi di daerah rantauannya. La Mohang Daeng Mangkona salah satu panglima perang Wajo yang tidak terima kekalahan merantau ke Kutai dan membuka lahan yang kini dikenal sebagai Samarinda.
Pada zaman Ishak Manggabarani, persekutuan Wajo dengan Bone membuat keterlibatan Wajo secara tidak langsung pada Rumpa'na Bone. Saat itu Belanda melancarkan politik pasifikasi untuk memaksa semua kerajaan di Sulawesi Selatan tunduk secara totalitas. Kekalahan Bone melawan Kompeni juga harus ditanggung oleh Wajo sehingga Wajo harus membayar denda perang pada Kompeni dan menandatangani Korte Veklaring sebagai pembaruan dari Large Veklaring.[40]

Sejak abad ke-14 M Islam telah datang ke Maluku. Menurut Tome Pires, orang masuk Islam di Maluku kira-kira pada tahun 1460-1465 M. Sementara De Graaf berpendapat, bahwa raja pertama yang benar-benar Muslim adalah Zayn al-Abidin (1486-1500 M). Di Kepulauan Maluku terdapat 2 kerajaan besar yang bercorak Islam, yaitu Ternate dan Tidore. Kedua kerajaan tersebut terletak di sebelah barat Pulau Halmahera di Maluku Utara. Pusat kedua kerajaan tersebut masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore, namun wilayah kekuasaanya mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua.
Ternate berdiri abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin (1486-1500). Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512. Portugis dan Belanda bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka. Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis.Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore.
Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur sebagai raja.Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
Pada abad ke-16 merupakan zaman Ternate dan Tidore, yang bersaing dalam perdagangan. Karena kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, seperti cengkeh dan nila. Kekuasaan mereka merosot dengan kedatangan bangsa Barat. Tidore bersekutu dengan Spanyol, sementara Ternateberteman dengan Portugis. Persaiangan menyulut terjadinya perang. Sultan Khaerun dari Ternate berusaha mengusir Portugis, perang terjadi, yang menimbulkan ibu kota Ternate pada tahun 1565 M terbakar. Dengan dalih akan mengadakan perjanjian perdamaian, Sultan Khaerun diundang ke Loji Portugis, namun Sultan dibunuh pada tahun 1570 M.
Di bawah pimpinan putra Sultan Khaerun (Sultan Babullah) rakyat Ternate mengangkat senjata melawan Portugis dan berhasil mengusir Portugis pada tahun 1577 M. KerajaanTernate mencapai masa kejayaan dibawah pimpinan Sultan Babullah. Sultan dapat mengislamkan Sulawesi Utara, perdagangan lancar, persahabatan dengan Negara tetangga terjalin dengan baik.[41]
Setelah Kerajaan Ternate berhasilmeluaskan wilayahnya dan membentuk persekutuan, Kerajaan Tidore juga mengikuti jejak Ternate dan berhasil memperluas pengarunya ke Halmahera, Pulau Raja Ampat, Seram Timur dan Papua.
                                                                                
Setelah agama Islam masuk ke Indonesia, muncul kerajaan-kerajaan baru yang menganut agama Islam. Kerajaan-kerajaan itu ada di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Di Sumatra, banyak kerajaan, terutama ada di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat.
Di Jawa, terdapat kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Banten. Demak didirikan pada perempat terakhir abad ke-15 oleh seorang asing yang beragama Islam. ”Sultan” Demak pertama, Raden Patah, adalah putra Prabu Brawijaya Kertabhumi, raja Majapahit terakhir.. Kerajaan Pajang yang ada di pedalaman Jawa Tengah, merupakan pengganti Demak. Kemudian pengganti Kerajaan Pajang adalah kerajaan Mataram yang pusatnya di kota Surakarta dan Yogyakarta. Kerajaan Mataram didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati Pada tahun 1524 M, ia kemudian kembali ke Cirebon, dan kekuasaannya diserahkan kepada anaknya yaitu Sulta Hasanuddin. Di Kalimantan terdapat kesultanan Banjar. kesultanan Banjar atau Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 M, dengan penguasa Raden Samudra. Di Sulawesi terdapat kerajaan Gowa-Tallo, Bone, Wajo. Di Maluku terdapat kerajaan Ternate dan Tidore.

DAFTAR PUSTAKA

                                                                               
Al- Azizi, Abdul syukur. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta: Saufa.
Al-‘Usairy, Ahmad. 2011. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media.
Munir, Samsul. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Pigeaud, TH & De Graaf. 2003. Kerajaan Islam Pertama Di Jawa. Jakarta: Temprint.
Sunanto, Musyrifah. 2014. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Tjandrasasmita, Uka. 2009. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: PT Gramedia.
http://theexclusivers.blogspot.co.id/2015/03/kerajaan-islam-di-sulawesi.html. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.












PERADABAN ISLAM DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN
                                         Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Slamet Untung, M.Ag
Description: IAIN Pekalongan (Logo & Teks)
Disusun Oleh:
1.      M. Ugi Sofyan Fasa               (2021116019)
2.      Diah Wahyuningsih                (2021116263)
3.      Cesa Octavioleta                     (2021116269)
4.      Kusakira Tupae                       (2021116379)

Kelas
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................... .............................................................. I 
A.    PENDAHULUAN .......................................................................................... II
B.     PEMBAHASAN ............................................................................................. 1
1.    Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia............................................. 1
2.    Kondisi Sosial-Politik Pascakemerdekaan................................................. 5
3.    Peradaban Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan.................................... 8
C.     PENUTUP...................................................................................................... 11
Daftar Pustaka................................................................................................. 12















A.  PENDAHULUAN
Dizaman modern ini masyarakat Indonesia telah banyak yang melupakan sejarah-sejarah terutama sejarah peradaban Islam di Indonesia. Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya dengan diproklamirkannya proklamasi oleh Ir. Soekarno, sesungguhnya perjuangan bangsa ini masih banyak yang harus disempurnakan. Sejak awal kebangkitan Nasional, posisi agama sudah mulai di bicarakan dalam kaitannya dengan politik atau Negara.
Ada dua pendapat yang didukung oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal itu. Satu golongan berpendapat, negara Indonesia merdeka hendaknya merupakan sebuah negara “sekuler”, negara yang dengan jelas memisahkan persoalan agama dan politik, sebagaimana diterapkan di negara turki oleh Mustafa Kamal. Golongan lainnya bependapat, negara Indonesia merdeka adalah “Negara Islam”.
Indonesia adalah Negara yang memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam. Walaupun Indonesia tidak memakai Islam sebagai Asas Negara, akan tetapi mayoritas kebudayaan yang diusung oleh Islam sangat mendominasi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya penduduk yang beragama Islam. Kebudayaan-kebudayaan  yang berlaku itu berangsur-angsur membentuk suatu peradaban Islam yang mampu membawa penduduk Indonesia kepada kemajuan dan kecerdasan.
Peradaban Islam di Indonesia Sesudah Kemerdekaan mengalami perubahan yang sangat pesat, perubahan tersebut terjadi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan. Untuk mengetahui Peradaban Islam di Indonesia sebelum dan Setelah Kemerdekaan mari kita diskusikan makalah ini bersama.



B.  PEMBAHASAN
1.    Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
a.    Penjajahan Belanda
Perkembangan dan pertumbuhan islam  di Indonesia menyebabkan berdirinya beberapa kerajaan Islam. Kemudian karena Indonesia kaya raya, maka datanglah bangsa-bangsa Barat, diantaranya Portugis di tahun 1512, kemudian disusul Spanyol pada tahun 1521, lalu Prancis pada tahun 1529, dan Belanda tahun 1596, baru Inggris datang kemudian.
Maksudnya semula hendak berniaga di samping mengembangkan Kristen, sebagai alat menanamkan pengaruh dan kekuasaan, di samping itu juga untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu ingin mendapatkan rempah-yang mahal  harganya di Eropa. Namun akhirnya mereka melakukan tekanan dan paksaan, sehingga Idonesia menjadi jajahan bangsa Barat (Belanda) tiga setengah abad lamanya[42].
Pada bulan april 1995 berlayarlah empat buah kapal belanda menuju kepulauan melayu dibawah pimpinan Cournelis De Houtman. Apal itu kecil belum besar kapal portugis. Tujuan utama pejalanan itu adalah ke jawa barat. Karena disana tidak ada pengaruh pada bulan juni 1956, setelah berlayar lebih dari satu tahun, keempat kapal ekspedisi yang dipimpin cornelis de Houtman tersebut, sampailah dipelabuhan banten. Tujuan mereka adalah hendak mencari rempah-rempah dan berdagang, namun melihat kekayaan bangsa indonesia yang berlimpah luah, mereka akhirnya bertujuan untuk menjajah indonesia.

Menjelang kedatangan belanda diindonesia pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 keadaan kerajaan-kerajaan islam diindoneia tidaklah sama.perbedaan keadaan tersebut bukan hanya berkenaan dengan kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan islam dikerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di sumatra, penduduk sudh menganut islam sejak tiga abad, sementara dimaluku dan sulawesi penyebaran agama islam baru saja berlangsung.
Disumatra, setelah Malaka jatuh ketangan portugis, percaturan politik dikawasan selat malaka merupakan perjuangan segi tiga: Aceh, Portugis, dan Johor yang merupakan kelanjutan dari kerajaan Malaka Islam. Pada abad ke 16, tampaknya Aceh menjadi dominan, terutama karena pedagang muslim menghindar dari Malaka. Dan memilih aceh sebagai sebagai pelabuhan transit. Aceh beruaha menarik perdagangan internasional dan antar kepulauan nusantara. Bahkan ia mencoba menguasai pelabuhan-pelabuhan pengekspor lada, yang ketika itu sedang banyak permintaan. Kemenangan Aceh atas Johor membuat kerajaan terakhir ini pada tahun 1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.[43]
Pada masa kolonial belanda, perjuangan-perjuangan yang dilakukan umat islam akibat diberlakukannya politik etnis yaitu membentuk suatu oeganisasi-organisasi islam guna membendung sepek terjang kolonial belanda antara lain 1. Budi utomo, 2. SDI (Sarekat Dagang Islam), 3. Muhammadiyah, 4. Persatuan islam (persis), 5. Nahdlatul Ulama (NU)[44].
b.    Penjajahan jepang
            Penjajahan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari uapaya Jepang dalam mewujudkan asia timur raya. Keterlibatan Jepang dalam perang dunia ke II diawali oleh serangan Jepang terhadap pangakaln Amerika di Hawai. Pangakalan Pearl Harbour di hancurkan oleh Jepang menyebabkan ke ikut sertaan Amerika dalam perang dunia ke II. Tahun 1938-1945 terjadi perang dunia II antara Jerman, Italia, dan Jepang berhadapan dengan Sekutu yang terdiri dari Inggris, Perancis, Rusia, ditambah Amerika Serikat membuka font baru menghadapi jepang yang menjatuhkan bom di Pearl Harbour, sebuah pangkalan militer Amerika. Hindia-Belanda (Nusantara) dibawah jajahan Belanda melalui pidato Ratu Wilhelmina mengumumkan perang kepada Jepang dengan demikian, tak heran kalau Hindia-Belanda menjadi salah satu sasaran Jepang. Satu persatu wilayah Hindia-Belanda yang menjadi sumber minyak dikuasai Jepang. Tanggal 1 maret 1942 tentara Jepang mendarat di Jawa. Bandung sebagai pusat pertahanan Belanda di bombardir Jepang. Hindia-Belanda menyerah tanpa syarat dn Hindia-Belanda pada mulai dijajah Jepang.[45]
Masa pendudukan jepang di indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 agustus 1945 seiring dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia.pendudukan jepang di indonesia diawali dengan pendaratan dikota tarakan pada 10 januari 1942 selanjutnya menduduki minahasa dan kota-kota lain diindonesia termasuk kota-kota dipulau jawa.Mendaratnya jepang di pulau jawa diawali pada tanggal 1 maret 1942 di teluk banten ,dan tanggal 5 maret kota Batavia jatuh ditangan jepang dan itulah awal dari kejayaan jepang di indonesia.
            Ketika jepang menghadapi krisis kemungkinan akan kalah dalam perang pasifik yang kian meningkat,tanggal 7 september 1944 memberi janji kemerdekaan Indonesia.Janji itu diulang kembali pada tanggal 1 maret 1945.keadaan itu disadari benar oleh pemimpin-pemimpin islam di Indonesia.federasi organisasi-organisasi islam masyumi kemudian mengundang pertemuan pengurus untuk bersidang guna mempersiapkan kaum muslimin bagi pembebasan negri dan agama mereka,yang akhirnya menyetujui pembentukan pasukan hizbullah.sebagian diantara mereka juga menjadi anggota badan penyelidik untuk memeper siapkan kemerdekaan Indonesia.Badan yang didirikan 7 desember 1944 diketuai oleh radjiman widyodiningrat,merupakan tonggak besar dalam perjalanan sejarah pergerakan kemerdekaan.
                        Sehari setelah kekalahan jepang dari sekutu  dengan ditandai dengan pengeboman kota hirosima dan Nagasaki oleh tentara amerika akhirnya komando tertinggi jepang di Saigon menyetujui pembentukan panitia untuk mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerinyahan dari Balatentara Jepang. Soekarno, Hatta, dan Radjiman diundang ke Saigon. Disetujui suatu majelis yang mempersiapkan kemerdekan untuk membentuk UUD akan bersidang di Jakarta tanggal 19 Agustus dan tanggal 24 Agustus Indonesia mendapat kemerdekaan dari Jepang[46].
                        Dari kesepakatan itu di Jakarta dibentuk panitia persiapan kemeerdekaan Indonesia tanggal 14 atau 15 Agustus. Sejak pertengahan Febuari terjadi pemberontakan peta di Blitar yang membangkitkan semangat anti-jepang seperti pemuda peta.akhirnya soekarno dan hatta mengambil operasi tanggung jawab ini,dan proklamasi secara terbuka pada tanggal 17 agustus 1945.[47]

2.    Kondisi Sosial-Politik Pascakemerdekaan
a.    Kondisi Sosial
   Bangsa indonesia semasa penjajahan di tempatkan pada golongan kasta atau tingkatan yang rendah hal itu terjadi semasa penjajahan Belanda, namun semasa pendudukan jepang bangsa Indonesia di tempatkan pada kasta teratas, namun status sosial tersebut tidak menjamin kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik malahan semakin buruk keadaan kehidupan masyarakatnya. Namun semasa pasca kemerdekan diskriminasi rasial dihapuskan dan semua warga Indonesia memiliki kedudukan,hak dan kewajiban yang sama dalam semua bidang. Jika di lihat dari keadaan budayaya bangsa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan  budaya karena bangsa Indonesia selalu menerima budaya yang masuk dan  tidak lupa untuk menyaring atau menyeleksinya dan memodifikasinya atau mengabungkanya dengan kebudayaan yang telah ada tanpa menghilangkan ciri khas dari budaya asli.[48]
b.    Kondisi Politik
Masa Revolusi
            Hirosima dibom tanggal 7 Agustus 1945 pemerintah jepang membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Soekarno, Hatta dan Dr. Radjiman diundang menemui marsekal Terauchi di Dalai (Vietnam). Dalam pertemuan itu  Soekarno, Hatta dan Dr. Radjiman mendapat jaminan bahwa kemerdekaan   Indonesia tak jadi masalah lagi.
            Ketika Soekarno dan kawan-kawan sampai disaigon mereka mendengar tentang perkembangan perang, maka Hatta menyadari bahwa kekalahan Jepang hanya tinggal menunggu waktu. Sekembalinya keIndonesia Syarrir menemui Hatta dan mendesak Soekarno untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI yang dibentuk Jepang. Namun ususlan Syahrir tidak dapat diterima Soekarno. Ketika Soekarno-Hatta ingin mencari kepastian apakah betul Jepang telah menyerah, Laksmana Maeda tidak dapat menjawab karena belum ada instruksi dari Tokyo. Karena itu Hatta meminta Soebardjo untuk mempersiapkan rapat PPKI yang akan di adakan tanggal 16 Agustus 1945. Tanggal 15 agustus Soebardjo datang kerumah Hatta yang sedang membuat teks proklamasi. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia melainkan merupakan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk tatanan sosial yang lebih adil tampakknya akhirnya membuahkan hasil pada masa –masa sesudah perang dunia II.[49]
Orde Lama
            Sejak masa Demokrasi terpimpin, Indonesia mengalami masa yang disebut orde lama. Bahwa pada tanggal 10 oktober 1956, keetika sidang majelis konstituate dibuka di Bandung, Soekarno menyatakan bahwa demokrasi parlementer perlu diganti demokrasi terpimpin. Walaupun mendapat tantangan dari kelompok islam yang dipimpin oleh ketua Masyumi waktu itu (Muhmmad Natsir) yang menganggapnya sebagai sistem diktator. Dalam kondisi ekonomi dan politik tidak menentu, tersiar kabar Soekarno sakit. D.N. Aidit tealh menyusun suatu rencana melakukan tindakan kekerasan. Sasarannya adalah para pemimpin pusat angktan darat dengan menciptakan desas-desus bahwa dikalangan angkatan darat telah dibentuk dewan jendral yang akan melakukan kudeta terhadap Soekarno. PKI harus bergerak cepat. pada tannggal 30 september malam, dibawah komando Syam, ketua biro khusus CC PKI, kolonel untung dan pasukannya melakukan penculikan dan pembunuhan sejumlah jendral angkatan darat di Jakarta, kemudian menjalar ke Jawa tengah dan Yogyakarta. Peristiwa itu terkenal dengan nama G30S PKI. Namun peristiwa itu denngan cepat dilumpuhkan.
Orde Baru
            Orde Baru mengalami banyak perubahan. Restruksisasi politik, dilakukan tidak hanya dalam penyederhanaan partai politik tetapi juga dalam bentuk penyadaran pentingnya persatuan. Kesadaran tumbuh di kalangan generasi muda Islam. kalangan santri yang lahir sekitar tahun 1945 dan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi, baik dalam negeri, Timur Tengah atau Barat dan tidak terlibat dalam pengalaman Orde Lama. Mereka berpendapat bahwa perpecahan politik masa Orde Lama serta Perjuangan “negara Islam” tidak perlu dalam bentuk formal seperti masa lalu.
            Dalam masalah ekonomi, pemerintah membuat Baziz (Badan Amil Zakat Infak dan Sodaqah) dengan harapan pemanfaatannya dapat dikoordinasi menjadi berskala besar dan produktif , dapat pula menjadi modal bagi pengembangan ekonomi umat. Namun, Soeharto adalah seorang yang dikatakan melamjutkan politik Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa umat Islam haru diberi fasilitas. Dengan begitu umat tersebut berkembang dan asyik dalam bidang sosial keagamaan saja, tetapi dibidang politk tidak diberi kesempatan Soeharto dalam perkembangan pemerintahannya.
            Semua kemajuan umat Islam pada masa Orde Baru ini sebenarnya adalah sesuatu yang diluar kemampuan pengawasan Soeharto dan aparatnya. sebab Soehartodengan kekuatan ABRI-nya sebenarnya merekayasa segala macam cara bahkan dengan kekerasan, sehingga berkuasa selama 32 tahun. KKN merajalela, hutang atas nama negara dalam jumlah yang sangat besar, korupsi yang luar biasa, dan hancurnya etika nasional.
Masa Reformasi
Jatuhnya pemerintah Orde Baru yang otoriter membawa harapan munculnya pemerintahan pasca Orde Baru yang demokratis. Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan partai politik. Tercatat ada 48 partai baru yang mengikuti Pemilu 1999, termasuk di dalamnya partai-partai Islam. Keadaannya ini juga mempengaruhi ulama untuk kembali aktif di dunia politik dengan terjun langsung untuk memenangkan partai tertentu sesuai dengan posisinya.
Kehadiran ulama dalam politik seharusnya berdampak positif, dalam pengertian memberikan sumbangan bagi terciptanya bangunan struktur politik yang bermoral, karena ulama adalah simbol moral. Namun, ketika ulama itu terpolarisasi sedemikian rupa, sehingga sering antara seorang ulama dengan ulama lain saling berhadapan dalam membela partainya masing-masing. Kondisi ini akan menimbulkan perpecahan dan dampaknya membingungkan rakyat, paling tidak akan memperlemah kekuatah umat Islam sendiri yang akhirnya sering dimanfaatkan oleh golongan (partai) lain.[50]

3.    Peradaban Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan
a.    Departemen agama
     Departemen agama (dulu namanya kementrian agama) didirikan pada masa kabinet syahrir yang mengambil keputusan tanggal 3 januari 1946 untuk memberikan sebuah konsesi kepada kaum muslimin dan dengan mentri pertamanya yaitu M.Rasyidi.Sebelum terbentuknya kementrian ini,ada pembahasan mengenai apakah kementrian ini akan dinamakan kementrian agama islam ataukah kementrian agama.Akhirnya diputuskan menjadi kementrian agama.
b.    Pendidikan
  Setelah Indonesia merdeka,terutama setelah berdirinya departemen agama,persoalan pendidikan agama islam mulai mendapatkan perhatian lebih serius.Badan pekerja komite nasional pusat dalam bulan Desember 1945 menganjurkan agar pendidikan madrasah diteruskan.Badan ini juga mendesak agar memberikan bantuan kepada madrasah.
c.    Hukum Islam           
     Lembaga Islam yang sangat penting yang juga ditangani oleh Departemen Agama adalah Hukum atau Syari’at. Pengadilan Islam di Indonesia membatasi dirinya pada soal-soal hukum muamalat yang bersifat pribadi. Hukum muamalat terbatas pada persoalan nikah, cerai dan rujuk, hukum waris (faraidh), wakaf, hibah, dan baitul mal.
     Keberadaan lembaga peradilan agama di masa Indonesia merdeka adalah kelanjutan dari masa kolonial belanda. Pada masa pendudukan jepang, pengadilan agama tidak mengalami perubahan. Setelah Indonesia merdeka jumlah pengadilan agama bertambah, tetapi administrasinya tidak segera dapat diperbaiki. Para hakim Islam nampak ketat dan kaku karena hanya berpegang pada madzhab Syafi’i. Sementara itu, belum ada kitab undang-undang yang seragam yang dapat dijadikan pegangan para hakim dan pengadilan Agama di dominasi oleh golongan tradisionalis. Karena itulah, sekolah Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) dan Fakultas Syari’ah di perguruan-perguruan tinggi didirikan.
d.   Haji
               Setelah Indonesia merdeka,pada tahun 1950 sebuah yayasan yaitu yayasan perjalanan haji Indonesia,didirikan di Jakarta. Pemerintah memberikan kuasa kepada yayasan itu untuk menyelenggarakan perjalanan haji.sebuah bank,bank haji Indonesia dan sebuah perusahaan kapal,pelayaran muslimin Indonesia (MUSI) didirikan.
e.    Majlis Ulama Indonesia (MUI).
               Disamping departemen agama,cara lain pemerintahan Indonesia dalam menyelenggarakan administrasi islam ialah mendirikan majlis ulama.Suatu program pemerintah,apalagi yang berkenaan dengan agama hanya bisa berhasil dengan baik bila disokong oleh ulama. Karena itu, kerjasama antara pemerintah dan ulama perlu berjalan dengan baik.[51]

C.  PENUTUP
Dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menandakan berdirinya sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih harus mendapat pengakuan dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka betul-betul sah.
Seiring perjalanannya pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat pengakuan tersebut, gejolak-gejolak yang terjadi seperti gejolak Ekonomi, Sosial, dan Ekonomi terjadi, namun dengan berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja terjadi perpecahan, berbagai gejolak tersebut dapat diatas.
 Hal seperti itulah yang patut dicontoh bangsa Indonesia masa sekarang dalam membangun bangsa ini, walaupun banyak permasalahan, banyak tekanan dari berbagai aspek dan pihak, tetapi para-para pemimpin bangsa terdahulu mampu mengatasi dan memperjuangkan kedaulatan dan keseimbangan NKRI. Maka dari itu kita sebagai agen penerus dan pembangun bangsa wajib meneruskan serta memperbaharui apa yang telah pemimpin-pemimpin kita lakukan guna mengharumkan nama Indonesia, membangun bangsa agar Indonesia berkembang dan menjadi negara maju, demi satu nama untuk “ INDONESIA “




DAFTAR PUSTAKA

Amin Samsul Munir, 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Haidar M.Ali, 1994. Nahdlatul Ulama Dan Islam Di Indonesia, Jakarta:Pt              Gramedia Pustaka Utama,
Ricklefs, C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Pt. Serambi Ilmu Semesta
Sunanto. Musyrifah. 2005 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo      Persada,
Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki         Putra.
Yatim Badri. 2014, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, Jakarta:Raja      Wali Pers









[1] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Jogjakarta:Teras, 2012), hlm. 243-247.
[2] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Jogjakarta:Pustaka Book Publiser, 2004), hlm. 271-272.
[3] Abdul Syukur Al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa, 2014). Hlm. 359-360.
[4] Abdul Syukur Al-Azizi, Ibid., hlm. 361-362.
[5] Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 445.
[6] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 143.
[7] Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 250.
[8] Ahmad al-‘Usairy, Op.Cit., hlm. 445.
[9] Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 251-252.
[10] Ahmad al-‘Usairy, Op.Cit., hlm. 446.
[11] Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 253.
[12] Imam Fu’adi,  Ibid., hlm. 254-255.
[13] Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV Pustaka Setia. 2013), hlm.242-243.
[14] Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang,1995), hlm. 355-383.
[15] Abdul Syukur Al-Azizi, Op.Cit., hlm. 364-371
[16] Ading Kusdiana. Op.Cit. Hlm. 260.
[17] Fatah Syukur, Op.Cit. 161.
[18] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2009), hlm. 194-195
[19]Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:Rajawali pers,2015), hlm 274-275.
[20]Syafiq A. Mughni,Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki, (Jakarta: Logos, 1997), hlm. 51
[21]Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012), hlm. 165
[22]Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 351
[23]Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV Pustaka Setia . 2013), hlm 124
[24]AbdulSyukur Al-Aziz. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa 2014), hlm. 418-419

[25]Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (PRENADA MEDIA 2003), hlm. 249-250
[26]Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012),  hlm. 192-196
[27]Samsul Munir Amin,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2009), hlm. 208-209
[29]AbdulSyukur Al-Aziz, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa 2014), hlm. 420
[30]Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012),  hlm. 208
[31]Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV Pustaka Setia . 2013), hlm. 159
[32] Dedi Supriydi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), hlm. 209.
[33] Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta: PT Gramedia, 2009), hlm. 55-57.
[34] Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 337.
[35] Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 450-451.
[36] De Graaf & TH. Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, (Jakarta: Temprint, 2003), hlm. 134.
[37] Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, ( Jogjakarta: Saufa, 2014), hlm. 444.
[38] Op.cit, hlm. 451.
[39]http://theexclusivers.blogspot.co.id/2015/03/kerajaan-islam-di-sulawesi.html, diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
[41] Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 26.PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN MONGOLIYAH DI INDIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Untung, M. Ag.
Description: STAIN logo polos
Disusun Oleh :
Syafiqurrahman         (2021115357)
Chalimatus Sa’diyah (2021116287)
Pramita Intisiam        (2021116044)

Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/ PROGRAM STUDI PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN 2017



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................          I
A.    PENDAHULUAN..........................................................................          1  
B.     PEMBAHASAN.............................................................................          2
1.      Kelahiran Kerajaan Mongoliyah / Dinasti Mughol di India.......          2
2.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan................................................        5
3.      Kemunduran Dinasti Mughal.......................................................        10
C.     PENUTUP.........................................................................................        12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................        13



















A.  PENDAHULUAN
India merupakan wilayah yang memiliki peradaban yang tergolong tertua di dunia, sehingga wajar apabila India tidak pernah absen dalam perkembangan sejarah di dunia, baik itu masa kuno maupun modern. Islam pernah mengukir sejarah di wilayah ini, dengan berbagai kerajaan yang ada, dimulai dari Mamluk di India hingga yang terbesar yaitu Mughal.
Meskipun Islam bukan merupakan kekuatan luar pertama yang masuk dan menduduki kawasan ini, akan tetapi peradaban Islam mampu memberi warna pada kebudayaan setempat. Peradaban Islam mampu mengakar dan memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan masyarakat.

B.  PEMBAHASAN
1.    Kelahiran Kerajaan Mongoliyah / Dinasti Mughol di India
Terdapat beberapa dinasti Islam yang berkuasa sebelum pemerintahan dinasti Mughol di India, dinasti-dinasti tersebut adalah dinasti Ghazwaniyah (976-1020 M), dinasti Ghouriyah (1148-1206 ), Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1290-1320 M), Tughluq (1320-1413 M), Sayyid (1414-1451 M), dan dinasti Lodi (1451-1526 M)[1].
 Dinasti Lodi didirikan oleh Bahlul Lodi yang berkuasa selama 38 tahun. Ia meninggal pada tahun 1389, dan kemudian digantikan oleh putra keduanya yaitu M. Nizam Khan yang mendapat gelar Iskander Lodi dan meninggal pada tahun 1517 M setelah berhasil memimpin selama 28 tahun. Setelah kematian Iskander Lodi, putranya, Ibrahim Lodi naik tahta. Pasa masanya negri ini mengalami kekacauan, dan pada tahun 1526 M, Babur Mongoliya menyerbu india dan berhasil merebut kekuasaan Lodi. Beralihnya kekuasaan Lodi ke tangan Babur tersebutlah yang menjadi awal dari berdirinya dinasti Mughol.[2]
Dinasti Mughol merupakan dinasti yang berkuasa cukup lama di anak Benua India, yaitu pada abad ke-16 hingga abad ke-19 M. kata “Mughol” berasal dari bahasa Persia yang merupakan panggilan bagi bangsa Mongol. Dinasti ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Mongol. Babur adalah nama kecil dari Zahiruddin, yang artinya “singa”, ia lahir pada 24 Februari 1438 M. ayahnya bernama Umar Mirza, keturunan langsung dari Miransyah, putra ketiga dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan.
Berdirinya dinasti Mughal menyebabkan bersatunya raja-raja Hindu Rajputh di seluruh India dan menyususun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Akan tetapi, gabungan ini dapat dikalahkan. Sementara di Afghanistan, golongan yang setia kepada keluarga Ibrahim Lodi, mengangkat Saudara kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi sultan. Sultan Mahmud bergabung dengan raja-raja Hindu tersebut. Babur harus berhadapan dengan pasukan koalisi, namun ia tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi dalam pertempuran dekat Gogra pada tahun 1529 M. akan tetapi, ia tidak lama menikmati hasil perjuangannya. Ia meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun.[3]
Setelah Babur meninggal, ia digantikan oleh anaknya, Nashiruddin Humayun (1530-1539 M). Dalam menjalankan pemerintahannya, Humayun menghadapi banyak rintangan dan tantangan. Sepanjang kepemimpinannya, Dinasti Mughal banyak berperang melawan musuh. Di antaranya adalah peperangan dengan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang  memisahkan diri dari Delhi. Namun, pemberontakan ini dapat dipadamkan, lalu Bahadur Syah melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai.
Pada tahun 1540 M, kembali terjadi pertempuran dengan Syer Khan di Knauj. Dalam peperangan ini, Humayun megalami kekalahan dan terpaksa melarikan diri ke Kandahar, selanjutnya ke Persia, dan meminta bantuan kepada sultan Safawiyah, yaitu Syah Tahmasph untuk memberikan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara, maka pada tahun 1555 M, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya, dan akhirnya ia berhasil menaklukan kota ini dan memerintah kembali pada tahun 1556 M.
Tak lama setelah memimpin kembali Dinasti Mughal, Humayun meninggal dunia dan digantikan oleh putranya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar atau yang lebih di kenal dengan sebutan Akbar yang baru berusia  14 tahun. Akbar dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M, dan memerintah dari 1556-1605 M. karena Akbar masih sangat muda, maka ia hanya menjadi wali sultan. Untuk menjalankan pemerintahan, diangkatlah Bairam Khan. Setelah dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang teah memiliki pengaruh kuat. Seteah Bairam dikalahkan, ia melakukan perluasan wilayah kekuasaan di Chundar, Ghong, Chritor, Ranthabar, Gujarat, Surat, Bengal, Deccan, Narhaa, dan Ashgar.
Wilayah yang sangat luas itu diperintah melalui sistem pemerintahan militer yang ia terapkan, sehingga stabilitas poitik tetap terjaga. Selain itu akbar berhasil menerapkan bentuk politik sulakhul (toleransi universal), yaitu politik yang mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukannya, tidak dapat dibedakan oleh etnis dan agama. Masa kepemimpinannya merupakan puncak kejayaan dinasti Mughal.[4] Namun demikian, Akbar dianggap telah menyimpang dari akidah yang benar, karena di telah membuat sebuah agama baru yang diberi nama Din Ilahi atau “agama Tuhan” yang bersandarkan pada ajaran Majusi dan Hindu.[5] Akbar meninggal pada tahun 1605 M.
Setelah Akbar meninggal dunia, kemajuan yang telah dicapai Akbar dianjutkan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jahangir (1605-1628 M), Syah Jahan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).[6] oorientasi ketiga sultan tersebut lebih banyak berfokus pada upaya mempertahankan wilayah, pembangunan sektor ekonomi, pengembangan budaya, seni, dan arsitektur. Ekspansi keluar kurang mendapat perhatian.[7]
             Jahangir merupakan putra dari Akbar. Meskipun meskipun begitu, dia tidak mengikuti jaan ayahnya yang menyimpang, dia memiliki akidah yang lurus. Pada masanya orang-orang Portugis, Inggris, dan Belanda berlomba-lomba melakukan perdagangan di India.[8]
            Setelah Jahangir meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama Syah Jaihan. Dalam catatan sejarah, Syah Jaihan dikenal sebagai seorang sultan yan romantis. Ia mengabadikan namanya dan nama permaisurinya, yaitu Mumtaz Mahal dalam makam Taj Mahal di Agra. Pada masa pemerintahannya, sudah ada orang portugis di India. Para pemukim Portugis banyak yang menyalah gunakan kebaikan yang diberikan oleh penguasa Mughal, seperti memungut pajak yang berat nagi para pedagang setempat, menculik anak-anak untuk dibaptis dan tidak segan-segan melakukan perampokan. Akhirnya Syah Jahan marah dan mengusir mereka sembari merebut kembali tempat pemukiman nereka di Hughli Benggala.[9]
            Setelah Syah Jahan meninggal, kekaisaran mughal dilanjutkan oleh putranya, Aurangsep (1658-1707 M). dia adalah seorang yang zuhud dan adil serta sangat memperhatikan syariat Islam dan adab-adabnya.[10] Pada masanya, terdapat dinamika politik yang terjadi di India yang secara realistik mengalami perubahan-perubahan yang mana hal tersebut juga menjadi awal berakhirnya kekuasaan muslim di India.[11] Setelah meninggalnya Aurangsep pada tahun 1707 M, sultan-sultan berikutnya tidak dapat mempertahankan eksistensi kesultanan Mughal sehingga dinasti Mughal mengalami kemunduran.

2.    Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sebelum munculnya kerajaan mughal, pendidikan hanya dilakukan secara perseorangan. Namun, setelah muncul kerajaan mughal, pendidikan mendapat perhatian yang besar dari sultan. Kerajaan mughal sangat mendorong pendidikan rakyatnya. Pada zaman pemerintahan Mughal dipimpin Syah Jahan dan Aurangzeb, mereka membangun sekolah-sekolah tinggi di samping juga pusat pengajaran di Lueknow. Hal ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan atau dunia intelektual pemerintahan Mughal di India cukup eksis.[12]
Para Ahli sejarah pada zaman itu banyak pengarang kitab-kitab yang tinggi nilainya sebagai sumber sejarah untuk dijadikan bahan penelitian para ilmuwan sekarang. Banyak terjemahan dari bahasa India ke bahasa Persia yang dikerjakan dengan bantuan dari Raja-raja Mughal. Seperti menerjemahkan  buku Ram Charitmanas (Ramayana) dan buku Mahabharata yang dilakukan pada masa Sultan Akbar. Akbar pulalah yang menyuruh menerjemahkan kitab Injil dan kitab Upanishad ke dalam bahasa Persia. Itulah sebabnya Keneth Morgan menilai bahwa sejak persia di bawah mughal telah mencapai tingkat kesempurnaan yang tinggi.[13]
Dalam zaman mughol, perkembangan ilmu dalam segala bidang, terutama yang erat kaitannya dengan aqidah dan syari’ah, telah meluas dan memanjang, yang pada umumya hanya memberi uraian dan tambahan penjelasan terhadap kitab-kitab yang telah dikarang pada zaman-zaman sebelumnya. Mengenai perkembangan ilmu dalam zaman mughol ini, dapat dijelaskan dengan rigkas sebagai berikut:
1.    Hadits
Di antara ahli hadits dan pengarang-pengarang yang ada hubungannya dengan hadits, yang termasyhur di antaranya yaitu:
a.    Muhibuddin ath-Thaabary al-Makky (wafat 684 H). Karangan-karangannya anta lain: kitab al-Riyadh al-Nadharah fi Fadhail al-Asyrah, tentang sahabat sepuluuh yang dijanjikan surga, dan Zakhir al-Uqba fi Manaqib Zawi al-Qurba, tentang ahli famili Nabi.
b.    Izzudin bin Jama’ah al-Kanany (wafat 767 H). Kitab-kitab karangannya: al-Mukhtasar al-Shaghir fi Sirah al-Basyir al-Nazir, Muntakhab Nuzhah al-Albab.
c.    Yahya Bin Abi Bakar Amiry Al-Yamany (wafat 893 H). Kitab karangannya: kitab al-Riyadh al0Musthabah, tentang riwayat Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
2.    Ilmu Qur’an dan cabang-cabangnya
Dalam zaman Mughol ini, juga banyak muncul ulama-ulama yang memperluas dan memperdalam ilmu-ilmu Al-Quran dengan segala cabang-cabangnya. Diantara mereka itu yaitu:
a.    Abdullah bin Umar Baldhawy (wafat tahun 675 H). Kitab-kitab karanannya antara lain: Anwarut Tanzil wa Asrorut Takwil yang membahas tentang tafsir,  kitab Minhaj Al-Wushul ila Ilmi Ushul,Nidhomul Tawarikh, Risalah fi Maudhu’atil Ulum.
b.    Abu Hayyan al-Gharnathly (wafat tahun 754 H). Di antara karangan-karangannya ialah: al-Bahrul Muhith, tentang tafsir Qiran.
3.    Tasawuf
Di antara ulama atau pengarang ilmu tasawuf yang terkenal dizaman ini antara lain:
a.    Tajuddin bin Atha al-Iskandary asy-Syazly, (wafat tahun 709 H), beliau adalah seseorang yang sangat berpengethuan luas, karangannya lebih dari 20 buah, salah satunya adalah al-hikam Athaiyah yang membahas tentang sufiyah.
b.    Jamaluddin abdulrazik al-Kaslani (wafat tahun 730 H). Diantara karangannya adalah: ishthilahatush Shufiyah, Risalah fil Qodho wal Qodar.
c.    Afifuddin Abdullah bin As’ad al-Yafi’y (wafat yahun 767 H). Di antara karangannya tentang tasawuf ialah: Raudhur Rayahin, yang mengandung lebih dari 500 riwayat tentang ahli tasawuf.
4.    Ath-Thib
Di antara tabib-tabib dan pengarang-pengarang thib yang terkenal dalam zaman ini, antara lain:
a.    Izzuddin as-Suwaidy (wafat tahun 690 H), kitabnya tentag kedokteran: at-Tazkirah al-Hidayah.
b.    Alaudin bin al-Fafis (wafat tahun 678 H). Kitabnya tentang makanan: al-Mukhtar Minal Aghziyah, Dan Mujiz al-Qonun.
c.    Alkhawy bin Kutuby (wafat tahun 711 H) yang lebih terkenal dengan  nama Ibnu al-Akbir. Karangannya yang sangat bernilai yaitu: Ma La Yasa’u ath-Thabib Jahlalu, tentang penyakit dan obat.
5.    Falsafah
Di antarapara ahli / pengarang falsafah  yang sangat menonjol di zaman ini, yaitu:
a.    Jamamuddin al-Katiby al-Qazwainy (wafat tahun 675 H). Kitab-kitabnya: ar-Risalah asy-Syamsiyah fil Qawaidil Manthiqiyah, Hikmatul Ain Fith Thabi’ah wama Fauqaha.
b.    Sirajuddin Abu Tsana Arwamy (wafat tahun 673 H), kitabnya yang terkenal yaitu: Mathali’ul anwar fil Hikmah wal Manthiq.
6.    Ilmu Pasti/ Ilmu Bintang
Di antara para ahli / pengarang ilmu pasti atau bintang yang terkenal pada zaman ini yaitu:
a.       Quthbuddin Mahmud asy-Syirazy (wafat tahun 710 H). Karangannya: Nihayatul Idrak fi Dirayatil Aflak.
b.      Ibnu al-Banna al-Marakisyy (wafat tahun 721 H). Salah satu kitab karangannya: Talkhish A’malil Hisab.
c.       Ibnu Syatir al-Muwaqqat (wafat tahun 777H), yang banyak mengarang tentang ilmu bintang, ilmu pasti, dan ilmu bumi.
7.     Ilmu Thabi’iyat dan Teknik
Di antara para ahli/pengarang ilmu thabi’iyat (ilmu nabat, hayawan, ilmu alam) dan teknik yang terkenal pada zaman ini antara lain:
a.       Abdurrahman bun Daud al-Andalusy. Kitabnya yang terkenal: Nuzwah an-Nusus wal afkar fi ma’rifatin Nabaat wal ahjar.
b.      Tibagha al-Jarkasy. Kitabnya yang terkenal ialah: kiab al-fallahah, tentang pertanian.
c.       Ridwan bun Muhammad al-Khurasany. Kitabnya: Ilmus Sa’aat wal Amal Biha, tentang teori dan praktek membuat jam.
d.      Abdul Iz bin Ismail bun Razaz al-Jurury. Kitabnya yang terkenal: Kitabul Hiyal atau al-Jamil Bainal Ilm wal Amal, tentang mekanika.
e.       Kmaluddin Muhammad bin Isa ad Damiry. Kitabnya: kitab Hayatul Hayawan al-Kubra, tentang ilmu hewan.
8.      Ilmu Peperangan/ Berburu
Di antara ilmu-ilmu yang tumbuh dan berkembang baik dalam zaman ini, yaitu ilmu ketentaraan atau ilmu peperangan, termasuk ilmu kecakapan berkuda dan ilmu perburuan. Di antara para ahli/pengarang ilmu-ilmu tersebut antara lain:
a.    Amir Lajin bin Abdullah Zahaby al-Hisamy ath-Tharablusy. Karangan terbesarnya adalah: Tufhah al-Mujahidin fil Amal bil Mayaadin, yang membahas tentang pendidikan tentara.
b.    Imamuddin Musa bin Muhammad al-Yusufly al-Mishry. Kitabnya: Kasyf al-Kurub fi Ma’rifah al-Huruf, tentang teknik perang dan organisasi tentara serta masalah persenjataan.
c.    Badaruddin Baktut ar-Rimah al-Khazandary. Kitabnya yang terkenal: kitab al-Furusiyah, tentang ilmu keahlian menunggang kuda.
d.   Muhammad bin al-Mankaly. Salah satu kitab karangannya adalah anas al-malabu, tentang perburuan.
9.    Ilmu Politik/ Tatausaha
Salah satu ahli/ penngarang ilmu dalam bidang ini adalah  mahmud  bin Ismail al-Jizy, yang mengarang kitab ad-Durratul Gharra fi Nashaih al-Muluk wal Wulah wal-Wuzara, yaitu kitab yang membahas tentang pedoman memerintah bagi para raja, gubernur dan menteri.
10.    Ilmu Bahasa
Dalam zaman ini, muncul pengarang-pengarang ternama dalam bidang bahasa, seperti pengarang lisanul arab, al-Qamus, alfiyah, dll.
11.    Ilmu Tarikh, kritik Tarikh, dan falsafah tarikh
12.    Juhrafi (ilmu bumi)
13.    Mausu’at/Majmi’, yaitu kumpulan berbagai macam ilmu dan pengetahuan.
14.    Ilmu seni budaya, seperti seni bahasa (yang di dalamnya terdapat puisi dan prosa), seni suara, seni rupa, seni pahat, dan seni lukis.[14]
Adapun Karya seni terbesar yang dicapai dinasti Mughal adalah karya arsitekturnya yang Indah dan mengagumkan, seperti: Taj Mahal, Humayun’s Tomb, Jama’ Masjid, Qutub Minar, Shalimar Garden, dan Red Fort atau Lal Qila[15]

3.    Kemunduran Dinasti Mughal
Adapun faktor yang mendorong kemunduran dinasti Mughol anatara lain:
a.    Munculnya Perebutan Kekuasaan Pada Periode Sultan Yang Lemah Dan Serakah. Masalah perebutan kekuasaan bukanlah hal baru. Penguasa kerajaan mughal sesudah Aurangzeb pada umumnya tergolong raja-raja yang lemah yang tidak sanggup menghadapi kenyataan dan tidak mampu mengatasi kesulitan.
d.   Kebijakan represif Aurangzeb yang berimplikasi terhadap kemunculan gerakan pemberontakan, karena golongan hindu tidak diberi kesempatan untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan.[16]
e.    Terdapat serangan-seragan terhadap dinasti Mughal, seperti serangan yang dilakukan oleh nadhir Syah (penguasa Persia) yang menyebabkan Prestis Mughal semakin menurun, dan serangan dari pasukan Afghanistan yang dipilih oleh Ahmad Khan Durroni yan menyebabkan jatuhnya kekuasaan Mughal ke  dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap tetap di izinkan berkuasa di Delhi tetapi dengan jabatan sebagai Sultan
f.     Perlawanan perusahaan inggris (EIC) terhadap terhadap pemerintahan Mongol.[17]

C.  PENUTUP
Dinasti Mughal didirikan oleh Zahiruddin Babur. Berdiri setelah berhasil menghancurkan dinasti Lodi dengan pemimpin terakhirnya yaitu Ibrahim Lodi. Setelah Zahiruddin wafat, ia digantikan oleh keturunan-keturunannya, yaitu Humayyun, Jalaluddin Akbar, Jahangir, Syah Jahan,  Aurangzeb, sampai yang terakhir yaitu Bahasur Syah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa dinasti Mughol tergolong cukup eksis, hal ini ditandai dengan didirikannya sekolah-sekolah tinggi tepatnya pada masa Syah Jahan dan Aurangzeb.
Dinasti Mughal mulai mengalami kemunduran setelah wafatnya Aurangzeb, karna pemimpin-pemimpin setelahnya tergolong pemimpin yang lemah sehingga tidak bisa mempertahankan dinasti Mughol.





















DARTAR PUSTAKA

Al-Azizi, Abdul Syukur . 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Jakarta: Saufa.
al-‘Usairy, Ahmad. 2011.  Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media.
Fu’adi, Imam. 2012. Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta:Teras.
Hasjmy. 1995. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang
Karim, M. Abdul. 2004. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Jogjakarta:Pustaka Book Publiser.
Kusdiana, Ading. 2013. Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. Bandung: CVPustaka Setia.
Syukur, Fatah . 2002. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
















PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN TURKI UTSMANI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosenpengampu: Dr. Moh. Slamet Untung, M. Ag 
Description: IAIN_Pekalongan_lambang.jpg
Disusun Oleh:
1.             Irwan syaefudin (2021115242)
2.             Nurul Khafifah (2021116067)
3.             Iin Sakinah         (2021116249)

Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................          i
A.    PENDAHULUAN..........................................................................          1  
B.     PEMBAHASAN.............................................................................          2
1.      Kelahiran Kerajaan Turki Utsmaniyah.......................................          2
2.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan................................................        4
3.      Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Turki Utsmaniyah.........        5
C.     PENUTUP.........................................................................................        9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................        10
















A.   PENDAHULUAN
Sejarah mengenai peradaban Islam ini memberikan manfaat yang sangat besar. Bagi para umat Islam di dunia. Diman melalui sejarah peradaban Islam terdapat berbagai cerita atau kronologi mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaiatn dengan agama Islam baik itu pada zaman Rasulullah, pada masa khulafaurrasyidin, atau setelah para sahabat meninggal dunia.
Salah satu yang dikaji dalam sejarah peradaban Islam ialah mengenai kerajaan-kerajaan yang berdiri sepeninggal Rasulullah dan para sahabatnya, diantaranya kerajaan Turki Usmani. Kerajaan Turki Usmani dipimpin oleh banyak khalifah karena kerajaan ini berdiri dalam waktu yang lama.

B. PEMBAHASAN 
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira 3 abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan Aladdin terbunuh. Kerajaan Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usmani kemudian menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.
Penguasa pertama adalah Usman yang disebut juga dengan Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (Raja besar keluarga Usman) tahun 669 H (1300 M) setapak dengan setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota Turki usmani. [18]           
 Kerajaan turki usmani telah muncul dalam periode yang biasanya di sebut periode Mongol. Negara bagian yang di pimpin oleh usman pendiri dianasti di akhir abad ke 13,pada awalnya hanyalah salah satu bagian terkecil dari pemerintah turkis dari Anatolia. Militer berhasil dibatalkan membuka jalan kekuasaan di Asia kecil, penaklukan konstantinopel (1453 M) – berakhirnya kerajaan Byzantium – penaklukan Syiria dan Mesir (1516- 1517 M) – erakhirnya kekuasaan mamluk – adalah faze dimana utsmani memunculkan kekuasaan ditimur dekat kekuasaan yang merangkum seluruh daerah arab klasik – budaya islam. Perkembangan kerajaan dari abad ke-18 dikelompokkan melalui usaha menghadapi tantangan eropa dalam hal ekonomi, teknologi, dan kebudayan, melalui kefleksibilitasan daerah ekonomi dan melalui reformas dalam institusi kerajaan.[19]
Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dinia Islam, pemimpin suku Kayi, Sualiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Sulaiman meminta perlindungan kepada Jalal Ad-Din, pemimpin terakhir dinasti khwarazm Syah tersebut Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal Ad-Din memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia Kecil, dan disanalah mereka menetap. Sulaiman ingin pindah ke wilayah Syam setelah ancaman Mongol reda. [20]
 Dalam catatan sejarah, bangsa Turki Utsmani berasal dari keluarga Qabey yaitu salah satu kabilah Al-Ghaz Al-Turki, orang Turki yang suka berperang. Semula mereka tinggal di daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina sampai kepinggiran lautan hitam. Mereka ini semacam suku Badwi, yang mampu tinggal di girun sahara. Kemudian mereka membangun sebuah daulah Adwi yang kuat dibawah pimpinan mereka yang mereka bernama Tumin, dikenal di Cina, atau bahasa Turki dikenal dengan Bumin yang meninggal sekitar tahun 552 M.[21]
Selama 5 abad pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslimin. Utsmaniyah merupakan pusat Khilafah Islamiyah, karena merupakan pemerintahan Islam yang terkuat pada masa itu, bahkan merupakan negara paling besar di dunia.[22]
Sultan Usman meninggal pada tahun 1326 M dan digantikan oleh Orkhan, putranya yang memerintah dari tahun 1326-1359 M. Pada masa pemerintahannya , Orkhan tetep melaksanakan kebijakan pendahulunya untukmenaklukan seluruh Asia Kecil. Selanjutnya, dengan kekuatan militer yang lebih tangguh, Orkhan mulai memerangi Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Dengan peperangan dengan Bizantium, dapat menaklukan Ismid, Ikhsyid, dan pesisir Marmora. [23]

a.    Ilmu pengetahuan tidak mendapat perhatian besar, nemun tetap ada perubahan pada masa Dinasti Utsmani. Selain itu, terjadi transformasi pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar dan menengah (1881 M) perguruan tinggi (1869 M), serta mendirikan fakultas Kedokteran dan Hukum.
b.    Seni arsitektur berkembang sangat pesat, masjid yang indah dibangun, seperti Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Ayyub al-Ansyari, yang semula adalah gereja Aya Sophia. Semua masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah.[24]
c.     Dalam bidang seni, syair dan arsitektur daulah Utsmaniyah mempunyai jasa tidak kecil. Dalam bidang seni bersyair hampir semua Sultan Turki mempunyai minat yang besar.
    Adapun ilmu pengetahuan dari para ilmuwan bwear diantaranya:
1)      Haji Kholifa, ia seorang prajurit yang berani, berpengetahuan luas dan pengarang yang cakap. Kitab karangannya mengenai sejarah, ilmu bumi, sejarah hidup. Diantaranya:
a)    Kasyafu al-Dzunun, kamus yang memuat kira-kira 14.500 buah nama kitab dalam bahasa Arab yang disusun menurut abjad.
b)   Taqwinu al-Tawarikh
c)    Tuhfatu al-Kibar Fi Asfari al-Bihar, tentang armada daulah Utsmaniyah.
d)   Mizab al-Haq Fi Ikhtiyari al-Ahaq, tentang tasawuf.
2)      Daud Inthaqy, ia adalah dokter yang terkenal pada zamannya, dan seorang pengarang dalam bidangnya. Diantara karangannya:
a)    Tadzkirah Ulil Albab wa al-Jumu’u lil-Ujbi al-Ujab, tentang ilmu kedokteran sebanyak tiga jilid.
b)   An-Nuzhatu al-Munhiyah Fi tasyhizil Azhan wa Ta’dili al-Amzijah, juga tentang ilmu ketokteran.[25]
a)    Kemunduran Turki Utsamaniyah
     Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran pemerintahan Turki Utsamani. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
·           Krisis Moral Penguasa
       Keberhasilan kerajaan Turki Usmani dalam membina dan memajukan pemerintahannya berjalan secara bertahap tetapi cukup mantap. Kemajuan itu mencapai puncaknya pada zaman Sulaiman al-Qonuni di abad 16. Setelah sepeninggal Sulaiman al-Qonuni tanda-tanda kemunduran Kerajaan Usmani mulai tampak.
·           Adanya Pemberontakan Militer
       Pemberontakan yang terjadi, yaitu pada saat Sultan memcat perdana menteri Khasru Pasya dan mengangkat Hafid Pasya sebagai penggantinya. Khasru Pasya kemudian pergi ke markas tentara dan menceritakan kasus pemecatannya. Menurutnya ia di pecat gara-gara tentara.  Akhirnya pada tahun 1632 tentara berontak lagi. Mereka berhasil membunuh Hafid Pasya, perdana menteri yang baru diangkat. Pemberontakan tersebut akhirnya dapat dipadamkan dan Khasru Pasya dihukum mati karena dianggap biang keladinya.[26]
·           Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
       Kerajaan Usman kurang dalam berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, karena hanya  mengutamakan pengembangan kekuatan militer. Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu dan teknologi mrenyebabkan kerajaan tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
·           Heteroginitas penduduk
       Sebagai kerajaan besar, Turki Usmanimenguasai wilayah yang sangat luas, mencakup asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, dan Yaman di Asia. Wilayah yang luas ini didiami oleh penduduk yang beragama, baik dari segi agama, ras, etnis, maupun adat istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragama dan terbesar di wilayah yang luas itu, diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang teratur.
·           Wilayah kekuasaan yang sangat luas
       Administrasi pemerintahan bagi suatu negara yang sangat luas wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi pemerintahan Kerajaan Utsmani tidak beres. Di pihak lain para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yng sangat luas, sehingga mereka terlibat perang terus-menerus dengan berbagai bangsa.[27]
·           Budaya pungli (korupsi)
       Pungli merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan Usmani, setiap jabatan yng hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” denagn sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut. Budaya pungli ini mengakibatkan dekadensi moral yang merajalela dam membuat pejabat semakin rapuh.
·           Merosotnya ekonomi
   Akibat perang yang tak pernah berhenti perekonomian negara merosot. Pendapatan berkurang sementara belanja negara sangat besar untuk biaya perang.[28]
b)   Kehancuran Turki Utsmaniyah
Pada bulan Desember 1914, Turki Utsmani melibatkan diri dalam Perang Dunia dan berada di pihak Jerman dan Austria. Bantuan ekonomi dan militer Jerman, kekuatan terhadap kekuatan Rusia, serta keinginan untuk menyelamatkan kendali Turki Utsmani menjadi alasan keterlibatan Turki dalam peristiwa tersebut.[29]
Setelah perang Dunia I berakhir, psukan sekutu seolah melakukan pembagian wilayah kekuasaan Turki Utsmani. Selanjutnya pihak sekutu mengadakan konferensi untuk menentukan nasib akhir kerajaan Utsmani. Konferensi tersebut kemudian menghasilkan perjanjian Sevres pada tahun 1920 M, dimana sultanyang kekuasaannya ada dibawah kontrol negara sekutu dan ibu kotanya sendiri.[30]
Sejak pasca-pemerintahan Sulaiman Al-Qonuni (1566 M) dan kemudian berakhir pada tahun 1924. Dalam masa yang panjang itu terjadi berbagai pergulatan antara kekuatan penguasa Utsmani dan berbagai tantangan kekuatan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang berusaha untuk menghentikan kerajaan ini.[31]

Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dinia Islam, pemimpin suku Kayi, Sualiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Sulaiman meminta perlindungan kepada Jalal Ad-Din, pemimpin terakhir dinasti khwarazm Syah tersebut Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal Ad-Din memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia Kecil, dan disanalah mereka menetap. Sulaiman ingin pindah ke wilayah Syam setelah ancaman Mongol reda.
Selama 5 abad pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslimin. Utsmaniyah merupakan pusat Khilafah Islamiyah, karena merupakan pemerintahan Islam yang terkuat pada masa itu, bahkan merupakan negara paling besar di dunia.
Sultan Usman meninggal pada tahun 1326 M dan digantikan oleh Orkhan, putranya yang memerintah dari tahun 1326-1359 M. Pada masa pemerintahannya , Orkhan tetep melaksanakan kebijakan pendahulunya untuk menaklukan seluruh Asia Kecil. Selanjutnya, dengan kekuatan militer yang lebih tangguh, Orkhan mulai memerangi Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Dengan peperangan dengan Bizantium, dapat menaklukan Ismid, Ikhsyid, dan pesisir Marmora.



















Kusdiana, Ading. 2013  Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan.
            
Bandung: CV Pustaka Setia
Al-Aziz, Abdul Syukur. 2014 Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap.
           
Jakarta: Saufa
Sunanto, Musyrifah. 2003 Sejarah Islam Klasik. PRENADA MEDIA
Mughni, Syafiq. 1997 Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki. Jakarta: Logos
Al-Usairy, Ahmad. 2011 Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media
Fu’adi, Imam. 2012 Sejarah Peradaban Islami. Jogjakarta
Amin, Samsul Munir. 2009 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta
Sulaiman, Rusydi. 2015. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam.
          
Jakarta:Rajawali pers.
http://sejarahperadabanislam13.blogspot.co.id/13/09/kerajaan-turki-usmani.html?m=1 
           di akses pada tanggal 13 nov 2017 pukul: 18.30.










PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. Slamet Untung, M. Ag.
Description: STAIN logo polos
Disusun Oleh :
1.      Novitasari                                (2021116026)
2.      Zidna Sabilla Najjah               (2021116254)
3.      Salma Urfa                              (2021116256)
4.      Suryo Hadi Kusumo               (2021116311)

Kelas E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................          i
A.    PENDAHULUAN..........................................................................          1  
B.     PEMBAHASAN.............................................................................          2
1.      Kawasan Selat Malaka...............................................................          2
2.      Dari Demak sampai Mataram.......................................................        3
3.      Kesultanan Banten.......................................................................        4
4.      Kesultanan Banjarmasin (Banjar).................................................        5
5.      Kerajaan Goa-Talo, Bone, dan Wajo...........................................        6
6.      Kerajan-Kerajaan di Maluku................................................. ….         9

C.     PENUTUP.........................................................................................        11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................        12












Agama Islam merupakan agama yang sudah lama berkembang di Indonesia, dan merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia. Dalam proses berkembangnya, Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi dalam pengembangan dan perubahan di berbagai bidang di kalangan masyarakat Indonesia. Islam dipahami sebagaisalah satu bentuk keberagaman yang memiliki karakteristik dan watak seperti ajarannya yang terbukayang dapat menampung dan menerima ajaran agama terdahulu yang masih sesuaidengan ajaran islam, yang bersifat reformatif danlain sebagainya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islamitu sendiri yang memposisikan semuaajaran sebagai rahmat bagi seluruh alam. Namun, nyatanya di zaman sekarang, peran agama Islam dalam mendewasakan negara ini seakan terlupakan oleh waktu. Sehingga,mayoritas umat muslim Indonesia tidak pernah merasa bangga akan agamannya yang tidak diketahui mereka  bahwa agama mereka telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan negara ini.  Oleh karena itu, makalah yang kami susun ini akan membahas “Peradaban Islam Pada Masa Kerajaan-Kerajaan Islam Di Nusantara.

Selat Malaka merupakan salah satu jalur perdagangan yang paling penting di era pra-modern. Secara geografis,selat ini berbatasan dengan Semenanjung Malaya di bagian utara dan di sisi selatan dengan Pulau Sumatera yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar lalu lintas perdagangan di kawasan tersebut melewati selat sempit ini. Karena itu, wajar apabila pantai-pantai wilayah tersebut menjadi kawasan perdagangan yang padat.
Islam yang berkembang di Malaka, sebuah kerajaan yang didirikan oleh Parameswara. Kemudian, ia mengganti namanya menjadi Muhammad Iskandar Syah setelah menikah dengan saudara perempuan raja Pasai. Muhammad Iskandar Syah diganti oleh Muhammad Syah (1424-1444 M.); Muhammad Syah digantikan oleh Abu Sa’id (1444-1445 M.); dan Abu Sa’id diganti oleh Sultan Muzhaffar Syah (1445-1459 M.).Kerajaan ini letaknya berhadapan dengan Selat Malaka sehingga sangat strategis sebagai jalur perdagangan dan pelayaran. Karena letaknya tersebut, kerajaan ini sering kali menjadi tempat persinggahan para pedagang Islam yang berasal dari berbagai negara. Kerajaan Malaka banyak dikunjungi oleh para pedagang dari Gujarat, Cina, Arab, Persia, dan negara lainnya sehingga kerajaan ini memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan ekonominya. Karena kemajuannya dalam perdagangan, Kerajaan Malaka mampu mengalahkan kemajuan Kerajaan Samudra Pasai.
Pada zaman Muzhaffar Syah, Islam disebarkan secara langsung oleh raja (sultan) sehingga mengalami perkembangan pesat dan mampu menguasai perdagangan. Ibukota kerajaan terletak di Johor. Pada tahun 1511 M. Portugis menguasai Malaka, sehingga mengurangi  peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam. Ibukota Malaka yang berada di Johor dipindahkan ke Kepulauan Riau untuk mengakomodasikan kepentingan bangsa Aceh. Aceh kemudian menggantikan peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam dan mempunyai peranan yang kuat.[32]
Malaka memiliki reputasi dalam bidang keamanan, sebuah pemerintahan yang sangat tretib dan tempat pemasaran yang kosmopolit dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang baik. tujuan adalah menciptakan kondisi tersebbut adalah untuk menunjukkan kepedulian bagi kegiatan perdagangan yang aman dan menguntungkan.[33]

Demak didirikan pada perempat terakhir abad ke-15 oleh seorang asing yang beragama Islam. ”Sultan” Demak pertama, Raden Patah, adalah putra Prabu Brawijaya Kertabhumi, raja Majapahit terakhir. Setelah Raden Patah, raja berikutnya adalah Pati Unus (1518-1521). Setelah wafatnya Patih Yunus  pada tahun 938 H/1531M, memerintahlah raja yang paling terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono. Dan berikutnya lagi Sultan Trenggono. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono Demak mengalami zaman keemasan. Wilayah Demak meliputi daerah Jawa Timur dan Jawa Barat. Sultan Trenggono mengalahkan penguasa-penguasa Tuban, Lamongan, Surabaya, Pasuruan, Panarukan, Madiun, dan Blitar.
Setelah Sultan Trenggono meninggal tahun 1546, terjadi perebutan kekuasaan di kalangan keluarga. Berturut-turut raja-raja yang memerintah sesudahnya adalah Sultan Prawoto, Arya Penangsang, dan kemudian Jaka Tingkir yang menobatkan dirinya sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya, memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Kerajaan Pajang yang ada di pedalaman Jawa Tengah, merupakan pengganti Demak. Kemudian pengganti Kerajaan Pajang adalah kerajaan Mataram yang pusatnya di kota Surakarta dan Yogyakarta.
Kerajaan Mataram didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Senopati berkuasa sampai tahun 1601 M. sepeninggalnya, ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 1613 M. Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo Sayidin Panataagama Khalifatullah ing Tanah Jawi (1613-1646).[34]
Raja Mataram yang paling terkemuka adalah Sultan Agung, cucu sang pendiri Mataram. Masa kekuasaanya berlangsung  antara tahun 1022-1056 H/1613-1646 M. Dia berhasil memperluas kekuasaan kebanyak negeri, menyebarkan Islam di Jawa Tengah serta memantapkan kedudukannya di wilayah ini. Setelah kematian Sultan, timbullah pertikaian di dalam pemerintahan, yang akhirnya memungkinkan Belanda mengalahkan mereka.[35]
Raja-raja Mataram:
a)      Sultan Agung wafat tahun 1645
b)      Amangkurat I (1645-1677).
c)      Amangkurat II (1677-1703). wilayah Kerajaan Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda.

Sejak sebelum zaman Islam, di bawah kekuasaan raja-raja Sunda (dari Pajajaran atau mungkin sebelumnya) Banten sudah menjadi kota yang agak berarti. Dalam tulisan Sunda kuno yaitu Carita Parahyangan. Pada tahun 1524 atau 1525 M, Nurullah dari Pasei, yang kelak menjadi Sunan gunung jati, berlayar dari Demak ke Banten untuk meletakkan dasar bagi pengembangan agama Islam dan bagi perdagangn orang Islam.[36]
Kesultanan Banten merupakan kesultanan terbesar yang ada di Jawa Barat. Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati Pada tahun 1524 M, ia kemudian kembali ke Cirebon, dan kekuasaannya diserahkan kepada anaknya yaitu Sulta Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren. Ia meninggal pada tahun 1570 M, kedudukannya digantikan oleh putranya yaitu pengeran Yusuf. Pangeran Yusuf menaklukkan Pakuan pada tahun 1579 M sehingga banyak para bangsawan Sunda yang masuk Islam. Raja Banten yang paling terkemuka adalah Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masanya pemerintahan mencapai puncak keemasan dan kebesaranya. Karena itulah, orang-orang Belanda memusatkan usaha mereka dalam menghadapi kerajaan ini, hingga berhasil mengalahkan Banten pada tahun 1096 H/ 1684 M. Adapun Peninggalan kesultanan ini ialah Masjid Agung Banten, Menara Banten, Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.

Kesultanan banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di pulau Kalimantan bagian selatan. Kesultanan inipada awalnya bernama Daha, yaitu sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi kesultanan Islam. Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 M dengan penguasa Raden Samudra, yang masuk Islam dengan gelar Suryanullah atau Suryansyah. Wilayahnya meliputi Sambas, Batanglawi, Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Medawi dan Sambangan.
Islam mulai masuk ke wilayah Kesultanan Banjar pada tahun 1470 M, bersamaan dengan melemahnya Kerajaan Majapahit. Penyebaran Islam secara luas baru dilakukan oleh Syekh Muhammad Arsyad Al- Banjari, yaitu seorang ulama yang menjadi Mufti Besar Kalimantan. Kesultanan Banjar mengalami kemunduran akibat terjadinya pergolakan masyarakat yang menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah yaitu pada tahun (1857-1859 M) sebagai sultan oleh Belanda. Pada tahun 1859-1905 M, terjadi perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari pada tahun (1809-1862 M) untuk melawan Belanda. Akibat dari perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada tahun 1860 M. adapun peninggalan Sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid desakuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah.[37]

Kerajaan ini berada di sebelah selatan kepulauan Sulawesi yang dahulu merupakan kota pelabuhan yang penting. Pada awalnya Kesultanan goa adalah sebuah Kerajaan. Namun, berubah menjadi Kesultanan pada akhir abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639 M).
Kesultanan ini terlibat peperangan melawan Belanda selama hampir kurang lebih 50 tahun, dengan dipimpin oleh raja yang bernama Sultan Hasanudin. Dia berhasil membukukan kemenangan besar atas mereka serta berhasil menggabungkan sejumlah kepulauan kedalam kerajaanya. Pada kesempatan yang lain Belanda sebenarnya gagal meraih kemenangan. Namun, setelah melaui fitnah yang di hembuskan diantara raja dan para pengikut-pengikutnya, Belanda berhasil mengalahkan kerajaan ini. Adapun peninggalan dari kesultanan Goa ialah berupa kompleks makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makasar (Sulawesi Selatan).[38]
Sultan pertama kerajaan adalah Arumpone La Tenri Pale (Sultan Abdullah). Selama masa pemerintahan La Tenripale Towakkapeyang (1611-1631), ia menjalin hubungan baik dengan Sultan Alauddin raja kerajaan Goa. Kemudian, kemudian digantikann keponakannya La Maddaremmeng (1625 – 1640). La Maddaremmeng mengamalkan Islam lebih ketat dibanding kerajaan lain termasuk Gowa-Tallo, di antara gebrakannya yang terkenal adalah menghapus sistem perbudakan Ata, karena manusia dilahirkan tidak untuk diperbudak; juga menghukum berat para penyembah berhala atau mensakralkan tempat dan benda-benda tertentu; pelaku zina; pencurian; miras, dan berbagai bentuk kemungkaran lainnya. Inilah sejarah awal penerapan syariat Islam secara formal. Bahkan kerajaan Goa pernah menyerang keraajaan Bone karena tidak setuju dengan penghapusan perbudakan.
Ketidakakuran antara kerajaan Bone dan Goa masih terus berlanjut. La Tenri Tatta Arung Palakka MalampeE Gemme’na Petta To RisompaE (1667 - 1696) adalah Raja Bone XV dicap pemerintah sebagai pengkhianat. Oleh sebagian besar masyarakat Sulawesi Selatan yang tak memahami sejarah yang sebenarnya memang akan mudah tergiring opini Arung Palakka sebagai Pengkhianat berdasar fakta bahwa Arung Palakka-lah yang bersekutu dengan Belanda menyerang Kerajaan Gowa. Kerajaan Bone mengalami masa keruntuhannya ketika diserang Belanda. Meskipun mereka sudah berusaha untuk melawannya, namun mereka akhirnya dapat dikalahkan oleh pasukan Belanda.[39]
Wajo memeluk Islam secara resmi pada tahun 1610 pada pemerintahan La Sangkuru patau mulajaji sultan Abdurahman dan Dato Sulaiman menjadi Qadhi pertama Wajo. Setelah Dato Sulaiman kembali ke Luwu melanjutkan dakwah yang telah dilakukan sebelumnya, Dato ri Tiro melanjutkan tugas Dato Sulaiman. Setelah selesai Dato ri Tiro ke Bulukumba dan meninggal di sana. Wajo terlibat Perang Makassar (1660-1669) disebabkan karena persoalan geopolitik di dataran tengah Sulawesi yang tidak stabil dan posisi Arung Matowa La Tenrilai To Sengngeng sebagai menantu Sultan Hasanuddin. Kekalahan Gowa tidak menyebabkan La Tenrilai rela untuk menandatangani perjanjian Bungaya, sehingga Wajo diserang oleh pasukan gabungan setelah terlebih dahulu Lamuru yang juga berpihak ke Sultan Hasanuddin juga diserang. Kekalahan Wajo menyebabkan banyak masyarakatnya pergi meninggalkan Wajo dan membangun komunitas sosial ekonomi di daerah rantauannya. La Mohang Daeng Mangkona salah satu panglima perang Wajo yang tidak terima kekalahan merantau ke Kutai dan membuka lahan yang kini dikenal sebagai Samarinda.
Pada zaman Ishak Manggabarani, persekutuan Wajo dengan Bone membuat keterlibatan Wajo secara tidak langsung pada Rumpa'na Bone. Saat itu Belanda melancarkan politik pasifikasi untuk memaksa semua kerajaan di Sulawesi Selatan tunduk secara totalitas. Kekalahan Bone melawan Kompeni juga harus ditanggung oleh Wajo sehingga Wajo harus membayar denda perang pada Kompeni dan menandatangani Korte Veklaring sebagai pembaruan dari Large Veklaring.[40]

Sejak abad ke-14 M Islam telah datang ke Maluku. Menurut Tome Pires, orang masuk Islam di Maluku kira-kira pada tahun 1460-1465 M. Sementara De Graaf berpendapat, bahwa raja pertama yang benar-benar Muslim adalah Zayn al-Abidin (1486-1500 M). Di Kepulauan Maluku terdapat 2 kerajaan besar yang bercorak Islam, yaitu Ternate dan Tidore. Kedua kerajaan tersebut terletak di sebelah barat Pulau Halmahera di Maluku Utara. Pusat kedua kerajaan tersebut masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore, namun wilayah kekuasaanya mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua.
Ternate berdiri abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin (1486-1500). Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512. Portugis dan Belanda bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka. Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis.Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore.
Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur sebagai raja.Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
Pada abad ke-16 merupakan zaman Ternate dan Tidore, yang bersaing dalam perdagangan. Karena kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, seperti cengkeh dan nila. Kekuasaan mereka merosot dengan kedatangan bangsa Barat. Tidore bersekutu dengan Spanyol, sementara Ternateberteman dengan Portugis. Persaiangan menyulut terjadinya perang. Sultan Khaerun dari Ternate berusaha mengusir Portugis, perang terjadi, yang menimbulkan ibu kota Ternate pada tahun 1565 M terbakar. Dengan dalih akan mengadakan perjanjian perdamaian, Sultan Khaerun diundang ke Loji Portugis, namun Sultan dibunuh pada tahun 1570 M.
Di bawah pimpinan putra Sultan Khaerun (Sultan Babullah) rakyat Ternate mengangkat senjata melawan Portugis dan berhasil mengusir Portugis pada tahun 1577 M. KerajaanTernate mencapai masa kejayaan dibawah pimpinan Sultan Babullah. Sultan dapat mengislamkan Sulawesi Utara, perdagangan lancar, persahabatan dengan Negara tetangga terjalin dengan baik.[41]
Setelah Kerajaan Ternate berhasilmeluaskan wilayahnya dan membentuk persekutuan, Kerajaan Tidore juga mengikuti jejak Ternate dan berhasil memperluas pengarunya ke Halmahera, Pulau Raja Ampat, Seram Timur dan Papua.
                                                                                
Setelah agama Islam masuk ke Indonesia, muncul kerajaan-kerajaan baru yang menganut agama Islam. Kerajaan-kerajaan itu ada di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Di Sumatra, banyak kerajaan, terutama ada di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat.
Di Jawa, terdapat kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Banten. Demak didirikan pada perempat terakhir abad ke-15 oleh seorang asing yang beragama Islam. ”Sultan” Demak pertama, Raden Patah, adalah putra Prabu Brawijaya Kertabhumi, raja Majapahit terakhir.. Kerajaan Pajang yang ada di pedalaman Jawa Tengah, merupakan pengganti Demak. Kemudian pengganti Kerajaan Pajang adalah kerajaan Mataram yang pusatnya di kota Surakarta dan Yogyakarta. Kerajaan Mataram didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati Pada tahun 1524 M, ia kemudian kembali ke Cirebon, dan kekuasaannya diserahkan kepada anaknya yaitu Sulta Hasanuddin. Di Kalimantan terdapat kesultanan Banjar. kesultanan Banjar atau Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 M, dengan penguasa Raden Samudra. Di Sulawesi terdapat kerajaan Gowa-Tallo, Bone, Wajo. Di Maluku terdapat kerajaan Ternate dan Tidore.

DAFTAR PUSTAKA

                                                                               
Al- Azizi, Abdul syukur. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta: Saufa.
Al-‘Usairy, Ahmad. 2011. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media.
Munir, Samsul. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Pigeaud, TH & De Graaf. 2003. Kerajaan Islam Pertama Di Jawa. Jakarta: Temprint.
Sunanto, Musyrifah. 2014. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supriyadi, Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Tjandrasasmita, Uka. 2009. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: PT Gramedia.
http://theexclusivers.blogspot.co.id/2015/03/kerajaan-islam-di-sulawesi.html. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.












PERADABAN ISLAM DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN
                                         Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Slamet Untung, M.Ag
Description: IAIN Pekalongan (Logo & Teks)
Disusun Oleh:
1.      M. Ugi Sofyan Fasa               (2021116019)
2.      Diah Wahyuningsih                (2021116263)
3.      Cesa Octavioleta                     (2021116269)
4.      Kusakira Tupae                       (2021116379)

Kelas
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................... .............................................................. I 
A.    PENDAHULUAN .......................................................................................... II
B.     PEMBAHASAN ............................................................................................. 1
1.    Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia............................................. 1
2.    Kondisi Sosial-Politik Pascakemerdekaan................................................. 5
3.    Peradaban Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan.................................... 8
C.     PENUTUP...................................................................................................... 11
Daftar Pustaka................................................................................................. 12















A.  PENDAHULUAN
Dizaman modern ini masyarakat Indonesia telah banyak yang melupakan sejarah-sejarah terutama sejarah peradaban Islam di Indonesia. Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya dengan diproklamirkannya proklamasi oleh Ir. Soekarno, sesungguhnya perjuangan bangsa ini masih banyak yang harus disempurnakan. Sejak awal kebangkitan Nasional, posisi agama sudah mulai di bicarakan dalam kaitannya dengan politik atau Negara.
Ada dua pendapat yang didukung oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal itu. Satu golongan berpendapat, negara Indonesia merdeka hendaknya merupakan sebuah negara “sekuler”, negara yang dengan jelas memisahkan persoalan agama dan politik, sebagaimana diterapkan di negara turki oleh Mustafa Kamal. Golongan lainnya bependapat, negara Indonesia merdeka adalah “Negara Islam”.
Indonesia adalah Negara yang memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam. Walaupun Indonesia tidak memakai Islam sebagai Asas Negara, akan tetapi mayoritas kebudayaan yang diusung oleh Islam sangat mendominasi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya penduduk yang beragama Islam. Kebudayaan-kebudayaan  yang berlaku itu berangsur-angsur membentuk suatu peradaban Islam yang mampu membawa penduduk Indonesia kepada kemajuan dan kecerdasan.
Peradaban Islam di Indonesia Sesudah Kemerdekaan mengalami perubahan yang sangat pesat, perubahan tersebut terjadi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan. Untuk mengetahui Peradaban Islam di Indonesia sebelum dan Setelah Kemerdekaan mari kita diskusikan makalah ini bersama.



B.  PEMBAHASAN
1.    Penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
a.    Penjajahan Belanda
Perkembangan dan pertumbuhan islam  di Indonesia menyebabkan berdirinya beberapa kerajaan Islam. Kemudian karena Indonesia kaya raya, maka datanglah bangsa-bangsa Barat, diantaranya Portugis di tahun 1512, kemudian disusul Spanyol pada tahun 1521, lalu Prancis pada tahun 1529, dan Belanda tahun 1596, baru Inggris datang kemudian.
Maksudnya semula hendak berniaga di samping mengembangkan Kristen, sebagai alat menanamkan pengaruh dan kekuasaan, di samping itu juga untuk mengembangkan usaha perdagangan, yaitu ingin mendapatkan rempah-yang mahal  harganya di Eropa. Namun akhirnya mereka melakukan tekanan dan paksaan, sehingga Idonesia menjadi jajahan bangsa Barat (Belanda) tiga setengah abad lamanya[42].
Pada bulan april 1995 berlayarlah empat buah kapal belanda menuju kepulauan melayu dibawah pimpinan Cournelis De Houtman. Apal itu kecil belum besar kapal portugis. Tujuan utama pejalanan itu adalah ke jawa barat. Karena disana tidak ada pengaruh pada bulan juni 1956, setelah berlayar lebih dari satu tahun, keempat kapal ekspedisi yang dipimpin cornelis de Houtman tersebut, sampailah dipelabuhan banten. Tujuan mereka adalah hendak mencari rempah-rempah dan berdagang, namun melihat kekayaan bangsa indonesia yang berlimpah luah, mereka akhirnya bertujuan untuk menjajah indonesia.

Menjelang kedatangan belanda diindonesia pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 keadaan kerajaan-kerajaan islam diindoneia tidaklah sama.perbedaan keadaan tersebut bukan hanya berkenaan dengan kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan islam dikerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di sumatra, penduduk sudh menganut islam sejak tiga abad, sementara dimaluku dan sulawesi penyebaran agama islam baru saja berlangsung.
Disumatra, setelah Malaka jatuh ketangan portugis, percaturan politik dikawasan selat malaka merupakan perjuangan segi tiga: Aceh, Portugis, dan Johor yang merupakan kelanjutan dari kerajaan Malaka Islam. Pada abad ke 16, tampaknya Aceh menjadi dominan, terutama karena pedagang muslim menghindar dari Malaka. Dan memilih aceh sebagai sebagai pelabuhan transit. Aceh beruaha menarik perdagangan internasional dan antar kepulauan nusantara. Bahkan ia mencoba menguasai pelabuhan-pelabuhan pengekspor lada, yang ketika itu sedang banyak permintaan. Kemenangan Aceh atas Johor membuat kerajaan terakhir ini pada tahun 1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.[43]
Pada masa kolonial belanda, perjuangan-perjuangan yang dilakukan umat islam akibat diberlakukannya politik etnis yaitu membentuk suatu oeganisasi-organisasi islam guna membendung sepek terjang kolonial belanda antara lain 1. Budi utomo, 2. SDI (Sarekat Dagang Islam), 3. Muhammadiyah, 4. Persatuan islam (persis), 5. Nahdlatul Ulama (NU)[44].
b.    Penjajahan jepang
            Penjajahan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari uapaya Jepang dalam mewujudkan asia timur raya. Keterlibatan Jepang dalam perang dunia ke II diawali oleh serangan Jepang terhadap pangakaln Amerika di Hawai. Pangakalan Pearl Harbour di hancurkan oleh Jepang menyebabkan ke ikut sertaan Amerika dalam perang dunia ke II. Tahun 1938-1945 terjadi perang dunia II antara Jerman, Italia, dan Jepang berhadapan dengan Sekutu yang terdiri dari Inggris, Perancis, Rusia, ditambah Amerika Serikat membuka font baru menghadapi jepang yang menjatuhkan bom di Pearl Harbour, sebuah pangkalan militer Amerika. Hindia-Belanda (Nusantara) dibawah jajahan Belanda melalui pidato Ratu Wilhelmina mengumumkan perang kepada Jepang dengan demikian, tak heran kalau Hindia-Belanda menjadi salah satu sasaran Jepang. Satu persatu wilayah Hindia-Belanda yang menjadi sumber minyak dikuasai Jepang. Tanggal 1 maret 1942 tentara Jepang mendarat di Jawa. Bandung sebagai pusat pertahanan Belanda di bombardir Jepang. Hindia-Belanda menyerah tanpa syarat dn Hindia-Belanda pada mulai dijajah Jepang.[45]
Masa pendudukan jepang di indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 agustus 1945 seiring dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia.pendudukan jepang di indonesia diawali dengan pendaratan dikota tarakan pada 10 januari 1942 selanjutnya menduduki minahasa dan kota-kota lain diindonesia termasuk kota-kota dipulau jawa.Mendaratnya jepang di pulau jawa diawali pada tanggal 1 maret 1942 di teluk banten ,dan tanggal 5 maret kota Batavia jatuh ditangan jepang dan itulah awal dari kejayaan jepang di indonesia.
            Ketika jepang menghadapi krisis kemungkinan akan kalah dalam perang pasifik yang kian meningkat,tanggal 7 september 1944 memberi janji kemerdekaan Indonesia.Janji itu diulang kembali pada tanggal 1 maret 1945.keadaan itu disadari benar oleh pemimpin-pemimpin islam di Indonesia.federasi organisasi-organisasi islam masyumi kemudian mengundang pertemuan pengurus untuk bersidang guna mempersiapkan kaum muslimin bagi pembebasan negri dan agama mereka,yang akhirnya menyetujui pembentukan pasukan hizbullah.sebagian diantara mereka juga menjadi anggota badan penyelidik untuk memeper siapkan kemerdekaan Indonesia.Badan yang didirikan 7 desember 1944 diketuai oleh radjiman widyodiningrat,merupakan tonggak besar dalam perjalanan sejarah pergerakan kemerdekaan.
                        Sehari setelah kekalahan jepang dari sekutu  dengan ditandai dengan pengeboman kota hirosima dan Nagasaki oleh tentara amerika akhirnya komando tertinggi jepang di Saigon menyetujui pembentukan panitia untuk mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerinyahan dari Balatentara Jepang. Soekarno, Hatta, dan Radjiman diundang ke Saigon. Disetujui suatu majelis yang mempersiapkan kemerdekan untuk membentuk UUD akan bersidang di Jakarta tanggal 19 Agustus dan tanggal 24 Agustus Indonesia mendapat kemerdekaan dari Jepang[46].
                        Dari kesepakatan itu di Jakarta dibentuk panitia persiapan kemeerdekaan Indonesia tanggal 14 atau 15 Agustus. Sejak pertengahan Febuari terjadi pemberontakan peta di Blitar yang membangkitkan semangat anti-jepang seperti pemuda peta.akhirnya soekarno dan hatta mengambil operasi tanggung jawab ini,dan proklamasi secara terbuka pada tanggal 17 agustus 1945.[47]

2.    Kondisi Sosial-Politik Pascakemerdekaan
a.    Kondisi Sosial
   Bangsa indonesia semasa penjajahan di tempatkan pada golongan kasta atau tingkatan yang rendah hal itu terjadi semasa penjajahan Belanda, namun semasa pendudukan jepang bangsa Indonesia di tempatkan pada kasta teratas, namun status sosial tersebut tidak menjamin kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik malahan semakin buruk keadaan kehidupan masyarakatnya. Namun semasa pasca kemerdekan diskriminasi rasial dihapuskan dan semua warga Indonesia memiliki kedudukan,hak dan kewajiban yang sama dalam semua bidang. Jika di lihat dari keadaan budayaya bangsa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan  budaya karena bangsa Indonesia selalu menerima budaya yang masuk dan  tidak lupa untuk menyaring atau menyeleksinya dan memodifikasinya atau mengabungkanya dengan kebudayaan yang telah ada tanpa menghilangkan ciri khas dari budaya asli.[48]
b.    Kondisi Politik
Masa Revolusi
            Hirosima dibom tanggal 7 Agustus 1945 pemerintah jepang membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Soekarno, Hatta dan Dr. Radjiman diundang menemui marsekal Terauchi di Dalai (Vietnam). Dalam pertemuan itu  Soekarno, Hatta dan Dr. Radjiman mendapat jaminan bahwa kemerdekaan   Indonesia tak jadi masalah lagi.
            Ketika Soekarno dan kawan-kawan sampai disaigon mereka mendengar tentang perkembangan perang, maka Hatta menyadari bahwa kekalahan Jepang hanya tinggal menunggu waktu. Sekembalinya keIndonesia Syarrir menemui Hatta dan mendesak Soekarno untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI yang dibentuk Jepang. Namun ususlan Syahrir tidak dapat diterima Soekarno. Ketika Soekarno-Hatta ingin mencari kepastian apakah betul Jepang telah menyerah, Laksmana Maeda tidak dapat menjawab karena belum ada instruksi dari Tokyo. Karena itu Hatta meminta Soebardjo untuk mempersiapkan rapat PPKI yang akan di adakan tanggal 16 Agustus 1945. Tanggal 15 agustus Soebardjo datang kerumah Hatta yang sedang membuat teks proklamasi. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia melainkan merupakan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk tatanan sosial yang lebih adil tampakknya akhirnya membuahkan hasil pada masa –masa sesudah perang dunia II.[49]
Orde Lama
            Sejak masa Demokrasi terpimpin, Indonesia mengalami masa yang disebut orde lama. Bahwa pada tanggal 10 oktober 1956, keetika sidang majelis konstituate dibuka di Bandung, Soekarno menyatakan bahwa demokrasi parlementer perlu diganti demokrasi terpimpin. Walaupun mendapat tantangan dari kelompok islam yang dipimpin oleh ketua Masyumi waktu itu (Muhmmad Natsir) yang menganggapnya sebagai sistem diktator. Dalam kondisi ekonomi dan politik tidak menentu, tersiar kabar Soekarno sakit. D.N. Aidit tealh menyusun suatu rencana melakukan tindakan kekerasan. Sasarannya adalah para pemimpin pusat angktan darat dengan menciptakan desas-desus bahwa dikalangan angkatan darat telah dibentuk dewan jendral yang akan melakukan kudeta terhadap Soekarno. PKI harus bergerak cepat. pada tannggal 30 september malam, dibawah komando Syam, ketua biro khusus CC PKI, kolonel untung dan pasukannya melakukan penculikan dan pembunuhan sejumlah jendral angkatan darat di Jakarta, kemudian menjalar ke Jawa tengah dan Yogyakarta. Peristiwa itu terkenal dengan nama G30S PKI. Namun peristiwa itu denngan cepat dilumpuhkan.
Orde Baru
            Orde Baru mengalami banyak perubahan. Restruksisasi politik, dilakukan tidak hanya dalam penyederhanaan partai politik tetapi juga dalam bentuk penyadaran pentingnya persatuan. Kesadaran tumbuh di kalangan generasi muda Islam. kalangan santri yang lahir sekitar tahun 1945 dan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi, baik dalam negeri, Timur Tengah atau Barat dan tidak terlibat dalam pengalaman Orde Lama. Mereka berpendapat bahwa perpecahan politik masa Orde Lama serta Perjuangan “negara Islam” tidak perlu dalam bentuk formal seperti masa lalu.
            Dalam masalah ekonomi, pemerintah membuat Baziz (Badan Amil Zakat Infak dan Sodaqah) dengan harapan pemanfaatannya dapat dikoordinasi menjadi berskala besar dan produktif , dapat pula menjadi modal bagi pengembangan ekonomi umat. Namun, Soeharto adalah seorang yang dikatakan melamjutkan politik Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa umat Islam haru diberi fasilitas. Dengan begitu umat tersebut berkembang dan asyik dalam bidang sosial keagamaan saja, tetapi dibidang politk tidak diberi kesempatan Soeharto dalam perkembangan pemerintahannya.
            Semua kemajuan umat Islam pada masa Orde Baru ini sebenarnya adalah sesuatu yang diluar kemampuan pengawasan Soeharto dan aparatnya. sebab Soehartodengan kekuatan ABRI-nya sebenarnya merekayasa segala macam cara bahkan dengan kekerasan, sehingga berkuasa selama 32 tahun. KKN merajalela, hutang atas nama negara dalam jumlah yang sangat besar, korupsi yang luar biasa, dan hancurnya etika nasional.
Masa Reformasi
Jatuhnya pemerintah Orde Baru yang otoriter membawa harapan munculnya pemerintahan pasca Orde Baru yang demokratis. Hal itu tercermin dari kebebasan mendirikan partai politik. Tercatat ada 48 partai baru yang mengikuti Pemilu 1999, termasuk di dalamnya partai-partai Islam. Keadaannya ini juga mempengaruhi ulama untuk kembali aktif di dunia politik dengan terjun langsung untuk memenangkan partai tertentu sesuai dengan posisinya.
Kehadiran ulama dalam politik seharusnya berdampak positif, dalam pengertian memberikan sumbangan bagi terciptanya bangunan struktur politik yang bermoral, karena ulama adalah simbol moral. Namun, ketika ulama itu terpolarisasi sedemikian rupa, sehingga sering antara seorang ulama dengan ulama lain saling berhadapan dalam membela partainya masing-masing. Kondisi ini akan menimbulkan perpecahan dan dampaknya membingungkan rakyat, paling tidak akan memperlemah kekuatah umat Islam sendiri yang akhirnya sering dimanfaatkan oleh golongan (partai) lain.[50]

3.    Peradaban Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan
a.    Departemen agama
     Departemen agama (dulu namanya kementrian agama) didirikan pada masa kabinet syahrir yang mengambil keputusan tanggal 3 januari 1946 untuk memberikan sebuah konsesi kepada kaum muslimin dan dengan mentri pertamanya yaitu M.Rasyidi.Sebelum terbentuknya kementrian ini,ada pembahasan mengenai apakah kementrian ini akan dinamakan kementrian agama islam ataukah kementrian agama.Akhirnya diputuskan menjadi kementrian agama.
b.    Pendidikan
  Setelah Indonesia merdeka,terutama setelah berdirinya departemen agama,persoalan pendidikan agama islam mulai mendapatkan perhatian lebih serius.Badan pekerja komite nasional pusat dalam bulan Desember 1945 menganjurkan agar pendidikan madrasah diteruskan.Badan ini juga mendesak agar memberikan bantuan kepada madrasah.
c.    Hukum Islam           
     Lembaga Islam yang sangat penting yang juga ditangani oleh Departemen Agama adalah Hukum atau Syari’at. Pengadilan Islam di Indonesia membatasi dirinya pada soal-soal hukum muamalat yang bersifat pribadi. Hukum muamalat terbatas pada persoalan nikah, cerai dan rujuk, hukum waris (faraidh), wakaf, hibah, dan baitul mal.
     Keberadaan lembaga peradilan agama di masa Indonesia merdeka adalah kelanjutan dari masa kolonial belanda. Pada masa pendudukan jepang, pengadilan agama tidak mengalami perubahan. Setelah Indonesia merdeka jumlah pengadilan agama bertambah, tetapi administrasinya tidak segera dapat diperbaiki. Para hakim Islam nampak ketat dan kaku karena hanya berpegang pada madzhab Syafi’i. Sementara itu, belum ada kitab undang-undang yang seragam yang dapat dijadikan pegangan para hakim dan pengadilan Agama di dominasi oleh golongan tradisionalis. Karena itulah, sekolah Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) dan Fakultas Syari’ah di perguruan-perguruan tinggi didirikan.
d.   Haji
               Setelah Indonesia merdeka,pada tahun 1950 sebuah yayasan yaitu yayasan perjalanan haji Indonesia,didirikan di Jakarta. Pemerintah memberikan kuasa kepada yayasan itu untuk menyelenggarakan perjalanan haji.sebuah bank,bank haji Indonesia dan sebuah perusahaan kapal,pelayaran muslimin Indonesia (MUSI) didirikan.
e.    Majlis Ulama Indonesia (MUI).
               Disamping departemen agama,cara lain pemerintahan Indonesia dalam menyelenggarakan administrasi islam ialah mendirikan majlis ulama.Suatu program pemerintah,apalagi yang berkenaan dengan agama hanya bisa berhasil dengan baik bila disokong oleh ulama. Karena itu, kerjasama antara pemerintah dan ulama perlu berjalan dengan baik.[51]

C.  PENUTUP
Dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menandakan berdirinya sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih harus mendapat pengakuan dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka betul-betul sah.
Seiring perjalanannya pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat pengakuan tersebut, gejolak-gejolak yang terjadi seperti gejolak Ekonomi, Sosial, dan Ekonomi terjadi, namun dengan berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja terjadi perpecahan, berbagai gejolak tersebut dapat diatas.
 Hal seperti itulah yang patut dicontoh bangsa Indonesia masa sekarang dalam membangun bangsa ini, walaupun banyak permasalahan, banyak tekanan dari berbagai aspek dan pihak, tetapi para-para pemimpin bangsa terdahulu mampu mengatasi dan memperjuangkan kedaulatan dan keseimbangan NKRI. Maka dari itu kita sebagai agen penerus dan pembangun bangsa wajib meneruskan serta memperbaharui apa yang telah pemimpin-pemimpin kita lakukan guna mengharumkan nama Indonesia, membangun bangsa agar Indonesia berkembang dan menjadi negara maju, demi satu nama untuk “ INDONESIA “




DAFTAR PUSTAKA

Amin Samsul Munir, 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Haidar M.Ali, 1994. Nahdlatul Ulama Dan Islam Di Indonesia, Jakarta:Pt              Gramedia Pustaka Utama,
Ricklefs, C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Pt. Serambi Ilmu Semesta
Sunanto. Musyrifah. 2005 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo      Persada,
Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki         Putra.
Yatim Badri. 2014, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, Jakarta:Raja      Wali Pers








[1] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Jogjakarta:Teras, 2012), hlm. 243-247.
[2] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Jogjakarta:Pustaka Book Publiser, 2004), hlm. 271-272.
[3] Abdul Syukur Al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa, 2014). Hlm. 359-360.
[4] Abdul Syukur Al-Azizi, Ibid., hlm. 361-362.
[5] Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 445.
[6] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 143.
[7] Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 250.
[8] Ahmad al-‘Usairy, Op.Cit., hlm. 445.
[9] Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 251-252.
[10] Ahmad al-‘Usairy, Op.Cit., hlm. 446.
[11] Imam Fu’adi, Op.Cit., hlm. 253.
[12] Imam Fu’adi,  Ibid., hlm. 254-255.
[13] Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV Pustaka Setia. 2013), hlm.242-243.
[14] Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang,1995), hlm. 355-383.
[15] Abdul Syukur Al-Azizi, Op.Cit., hlm. 364-371
[16] Ading Kusdiana. Op.Cit. Hlm. 260.
[17] Fatah Syukur, Op.Cit. 161.
[18] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2009), hlm. 194-195
[19]Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:Rajawali pers,2015), hlm 274-275.
[20]Syafiq A. Mughni,Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki, (Jakarta: Logos, 1997), hlm. 51
[21]Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012), hlm. 165
[22]Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 351
[23]Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV Pustaka Setia . 2013), hlm 124
[24]AbdulSyukur Al-Aziz. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa 2014), hlm. 418-419

[25]Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (PRENADA MEDIA 2003), hlm. 249-250
[26]Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012),  hlm. 192-196
[27]Samsul Munir Amin,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2009), hlm. 208-209
[29]AbdulSyukur Al-Aziz, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jakarta: Saufa 2014), hlm. 420
[30]Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islami, (Jogjakarta: Teras, 2012),  hlm. 208
[31]Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: CV Pustaka Setia . 2013), hlm. 159
[32] Dedi Supriydi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), hlm. 209.
[33] Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta: PT Gramedia, 2009), hlm. 55-57.
[34] Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 337.
[35] Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm. 450-451.
[36] De Graaf & TH. Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, (Jakarta: Temprint, 2003), hlm. 134.
[37] Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, ( Jogjakarta: Saufa, 2014), hlm. 444.
[38] Op.cit, hlm. 451.
[39]http://theexclusivers.blogspot.co.id/2015/03/kerajaan-islam-di-sulawesi.html, diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 14.00 WIB.
[41] Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 26.
[42] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, ( Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm.232-234
[43] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Amzah. 2009), Hlm 374-375
[44] Ibid, Fatah Syukur, Hlm 232-234
[45]Musyrifah Sunanto. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2005)hlm.. 34-35
[46] M.Ali Haidar, Nahdlatul Ulama Dan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama,1994), hlm.239-252
[47] Ibid., M.Ali Haidar, hlm. 239-252
[49] Mundzirin Yusuf,dkk, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, (Yogyakarta: PUSTAKA, 2006), hlm. 261-262
                 

[50] Ibid., hlm. 276-278.
[51] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2014), hlm. 306-320
 [42] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, ( Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm.232-234
[43] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Amzah. 2009), Hlm 374-375
[44] Ibid, Fatah Syukur, Hlm 232-234
[45]Musyrifah Sunanto. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2005)hlm.. 34-35
[46] M.Ali Haidar, Nahdlatul Ulama Dan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama,1994), hlm.239-252
[47] Ibid., M.Ali Haidar, hlm. 239-252
[49] Mundzirin Yusuf,dkk, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, (Yogyakarta: PUSTAKA, 2006), hlm. 261-262
                 

[50] Ibid., hlm. 276-278.
[51] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2014), hlm. 306-320

Tidak ada komentar:

Posting Komentar