POTRET PENDIDIKAN DI IRAN
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Masailul Fighiyah
Dosen Pengampu : Maskhur M.Pd

Disusun Oleh :
Iklimatul Janah (
2021115304)
Nurul Amaliyah ( 2021115364)
Ainun Najib ( 2021116346)
Kelas H
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Iran
adalah sebuah negara republik yang mayoritas penduduknya orang Islam, sertamemiliki sejarah yang cukup panjang dan mempunyai peradababan tinggi
sehingga memiliki peran penting didunia. Dalam perkembangan sejarah Islam, bangsa Iran mempunyai peranan
dan andil yang besar, baik dari sisi penyebaran Islam dan perluasan wilayah ke
belahan timur, maupun dari sisi pembangunan budaya dan peradaban Islam.
Iran telah mengenal peradaban jauh sebelum bangsa Arab mengenalnya. Kemudian
secara tepat Iran mampu beradaptasi dengan ajaran Islam yang membuka jalan bagi
pemeluknya untuk menciptakan suatu peradaban yang tinggi.
Bangsa Iran telah
memperoleh banyak kemajuan dalam berbagai bidang, terutama bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sangat perlu rasanya untuk mengkaji pengalaman yang
dicapai oleh bangsa Iran terutama dalam bidang pendidikan meliputi pendidikan Islam, dan sistem pendidikan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Potret
Sistem Pemerintahan Iran
2.
Kondisi
Demografi dan Potensi Income Negara
3.
Filsafat pendidikan dan Orientasi Pendidikan
4.
Kebijakan
di bidang pendidikan agama
5.
Kebijakan di bidang manajemen pendidikan formal
6.
Dinamika
dalam pengembangan Kurikulum
7.
Pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan
8.
Pembiayaan
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Potret Sistem Pemerintahan Iran
Republik
Islam Iran merupakan sebuah negara yang terletak di Timur Tengah belahan utara
Bumi, antara 25 derajat dan 40 derajat garis Lintang serta 44 derajat dan 63
derajat Garis Bujur Greenwich. Negara ini meliputi area seluas 1.648.195
dan merupakan negara terluas ke-16 di dunia. Letak negara yang
strategis membuat Iran memiliki tiga macam keadaan iklim dapat dilihat di
berbagai tempat, yakni di Laut Kaspia yang beriklim lembab dan daerah
pegunungan yang setengah gersang, serta daerah padang pasir yang kering.

Secara
politis Iran mengalami transisi mendasar, baik akibat revolusi maupun perang.
Transisi pertama adalah akibat revolusi, yakni
perubahan konstelasi politik dari bentuk negara otokrasi menjadi republik.
Bentuk negara otokrasi hendak dikembangkan oleh Shahinshah Mohammad Reza
Pahlevi Aryamehr. Sejak itu Reza Pahlevi berniat membangkitkan model kerajaan Cyrus II, atau paling tidak hendak menata
kembali tradisi dan peninggalan Persipolis. Pada tahun 1963, ia memberlakukan White Revolution, sebuah program untuk
memperbaiki kondisi kehidupan penduduk, yang menurutnya telah mengalami banyak
ketertinggalan, kebodohan, penyakit, kemiskinan, dan lain-lain.
Dalam
rangka menghilangkan kebodohan, Shah Reza Pahlevi memerintahkan berdirinya
Badan Pemberantasan Buta Huruf (Literacy Corps) dan
sekolah-sekolah yang mampu menampung semua anak, baik laki-laki maupun
perempuan. Dalam upaya menghilangkan kemiskinan, ia mendirikan Badan Perluasan
dan Pengembangan (Extention And Developmen Corps) untuk mengatasi
masalah kemiskinan pedesaan. Tim teknis yang terdiri atas para insinyur, ahli
pertanian, arsitek, dokter hewan, ahli pipa air dan gas, spesialis irigasi, ahli
ekonomi, sosiologi, dan lainnya, dibentuk untuk mengembangkan lebih lanjut
program Menteri Pertaian, Perusahaah, dan Ekonomi.
Shah
Reza Pahlevi mendirikan Bank Nasional dan Berbagai Sekolah Negeri di seluruh
Negeri, untuk kemudian mencanangkan program Wajib Belajar. Universitas Teheran
didirikan, para perempuan pun dapat mendaftar kuliah di sana meskipun jilbab sebelumnya telah dilarang. Pabrik dan jalur kereta api
antar kota, ribuan mil jalan darat, serta instalasi pelabuhan modern di wilayah
Teluk Persia dan Laut Kaspia pun dibangun. Rute perjalanan
menjadi aman, jaringan komunikasi dimodernisasi, dinas kepolisian juga
dibentuk.
Afiliasinya
dengan negara Barat, terutama Amerika Serikat, dalam program White
Revolution tersebut dibarengi dengan
perubahan mendasar bagi keyakinan mayoritas penduduk Iran yang notabene Muslim
Syi’ah. Shah Reza Pahlevi berupaya mengganti peradilan agama yang telah berlaku
lama dengan model peradilan Perancis yang sekuler. Pada tahun 1935,
kantor-kantor catatan sipil dibuka. Purdah atau cadar khas penutup aurat wanita
dihapus secara semena-mena. Kalender Hijriyah yang oleh rakyat Iran telah
dipakai jauh sebelumnya, diganti dengan kalender kerajaan yang bersumber dari
agama Mitraisme dan Kerajaan Cyrus. Kompetisi para Fuqaha dan mullah dipersempit dalam skala besar, lalu pada tahun 1962, Shah Reza
Pahlevi mengumumkan sebuah undang-undang peralihan bagi rakyat Iran yang isinya
mengganti Al-Qur’an dengan undang-undang baru sekuler. Tidak pelak lagi,
kebijakan tersebut membuka konfrontasi langsung dengan pihak ulama. Menghadapi
ini, Shah Reza Pahlevi melakukan penangkapan, sensor, memasukkan ke penjara,
pengusiran, bahkan eksekusi. Protes massal terjadi hampir setiap hari.
Tirani
kekuasaan otokritas Shah Reza Pahlevi ditumbangkan oleh people
power, lalu bentuk pemerintahannya berubah menjadi
Republik Islam Iran, Jumhuriyah Islamiyah,dengan slogan la syarqiyah wa la gharbiyah,
jumhuriyah Islamiyah (Tidak Timur ataupun Barat,
tetapi Republik Islam). Setelah Imam Khomaeni wafat pada tahub 1989, suksesi nasional
dilakukan melalui pemilu.
Transisi
kedua adalah ketika perang dengan Irak selama
hampir satu dekade setelah Revolusi Iran meletus. Akibat dari perang ini adalah
kerugian infrastruktur ekonomi dan sosial yang tidak bisa pulih dalam waktu singkat. Sistem
pemerintahan Iran dibentuk atas kepemimpinan pemerintah (wilayat al-amr)
dan kepemimpinan agama (imamah). Kepala pemerintahan adalah presiden,
sedangkan kepemimpinan agama berasal dari faqih (wilayat al-faqih) yang diakui sebagai pemimpin
oleh rakyat.
Sebesar
98,8% penduduk Iran menganut agama Islam, 91% di antaranya berafiliasi dengan
Mazhab Syi’ah
imamiyah, 0,8% penganut Kristen, 0,2% Yahudi, 0,1%
Zaratustra, dan 0,1 % beragama lain. Agama negara Iran adalah Islam Mazhab
Jakfari Dua Belas Imam (Ja’fariyah, Itsna Asy’ariyah). Adapun mazhab
lain, seperti Hanafi, Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Zaidi dihormati sepenuhnya[1]
B. Kondisi
Demografi dan Potensi Income Negara
Jumlah
penduduk Iran 90% menganut paham Syiah, sehinggga pendidikan Islam di Republik Islam
Iran mengarah kepada Islam Syiah. Paham Syiah berteologikan Muktazilah (Qadariyah) sehingga mereka
mempunyai visi yang revolusioner dengan menempatkan imam mereka sebagai
pemimpin yang ma’sûm (terjaga dari kesalahan atau dosa). Identitas bangsa Iran saat
ini dapat diuraikan sebagai berikut: hampir 66% rakyat Iran berasal dari bangsa
Persia, sedangkan yang 25% dari Turki, 5% dari Kurdi, dan 4% dari Arab. Suku
terkenal di Iran adalah Klan Bakhtisri, Cossack, Qajar, Turkaman,Syahsoon,
Kurd, Afsyar, Sanjani, Gilak, dan lain-lain. Karakter jasmaninya adalah
tinggi-sedang, dengan mata dan alis berwarna hitam. Mata uang Iran adalah rial,
yang nilainya sama dengan seratus dinar. Ibu kotanya adalah Teheran. Iran
terdiri atas 24 provinsi, 195 kota, dan 498 distrik yang di awasi oleh kepala
provinsi, gubernur jendral, dan gubernur distrik. Bahasa resmi bangsa Iran
adalah Bahasa Persia. Itulah sebabnya urusan administrasi, dokumentasi, dan
komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Persia sementara bahasa Arab yang merupakan
bahasa Islam, diajarkan di semua tingkat sekolah pada tiap jurusan. Kalender
resmi pemerintah adalah kalender Syamsiah, dengan libur resmi mingguan
pada hari jum’at. Meskipun begitu, kalender Qomariyah yang berdasarkan peristiwa
hijrah Nabi Muhammad s.a.w. juga populer dipakai di Iran. Bendera Iran berwarna
komposisi hijau, putih, merah, dengan lencana khusus yang menggunakan kata Allahu Akbar.
Saat
meletus Perang Dunia II, Iran menyatakan negaranya netral. Namun, ketika
Jermanmenyerang Rusia dan tentara Sekutu memerlukan tersedianya jalur yang aman
bagi tentara Rusia lewat jalur lintas kereta api dari Teluk Persia ke arah
Utara, maka mereka menyerang dan menduduki Iran. Akibatnya, pada tahun 1942,
Iran menyatakan perang dengan Jerman. Setelah terjadi penarikan mundur tentara
pendudukan, lalu pusat pemerintahan dapat dikendalikan lagi. Iran berupaya
merehabilitasi kerugian ekonomi dan sosial, tetapi saat itu negara benar-benar
tidak memiliki dana. Untuk mengatasi hal itu dibukalah negosiasi dengan pihak
Perusahaan Minyak Anglo-Iran (Anglo- Iranian Oil Company) yang
disepakati secara bulat. Dicapai kesepakatan, yaitu bahwa konsorsium perusahaan
minyak dibentuk untuk mengeksploitasi dan memasarkan minyak Iran. Iran pun
menjadi salah satu negara produsen minyak terkemuka di dunia. Pada tahun 1968,
produksi minyak tahunan Iran mencapai satu miliar barel per hari, menempatkan
Iran di antara tiga negara pengekspor minyak terbesar di dunia.
Beberapa
sumber ekonomi Iran adalah pertanian, peternakan, perikanan, dan kerajinan
tangan, permadani, jenis permadani Iran memang terkenal halus dan berkualitas
ekspor.[2]
C. Filsafat
pendidikan dan Orientasi Pendidikan
Adapun sistem pendidikannya dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Sekolah persiapan (taman kanak-kanak), dimulai
pada usia 5 tahun.
2. Sekolah dasar, dimulai pada anak usia 7
tahun yang merupakan tahap awal proses pendidikan. Pendidikan SD ini ditempuh
selama 6 tahun.
3. Sekolah lanjutan pertama atau sekolah
orientasi. Di sini proses pendidikan berlangsung selama 3 tahun.
4. Sekolah lanjutan atas atau sekolah Sains
Teoritis.
5. Pendidikan tinggi, yang ditempuh setelah
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas dan lulus seleksi.
Prioritas
mereka adalah terjaminnya usaha membesarkan anak-anak dan generasi muda sehingga
menjadi muslim yang konsekuen dan mempnyai komitmen yang tinggi terhadap agama
Islam. Upaya pendidikan diarahkan pada penggnaan al-qur’an, tradisi islam, dan
konstitusi repblik Islam Iran sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran
pendidikan. Sasaran utama pendidikan adalah pembangunan nasional, yang
berdirmskan berdasar dari konstitusi dan laporan dewan tertinggi perubahan
dasar pendidikan yang ditunjuk oleh Dewan Tertinggi Revolusi Kebudayaan Iran.
Pendidikan
harus dikembangkan untuk meningkatakan produktivitas, mewujudkan integrasi
social, moral, dan spiritual dengan penekanan utama untuk memperkuat dan
mendorong keimanan terhadap Islam. Pendidikan juga harus menekankan pentingnya
peningkatan kalitas tenaga kerja dalam semua enis dan level perekonomian, dan
dengan demikian pendidikan harus dipandang sebagai investasi untuk masa depan. Masalah utama yang selama ini dan sampai
sekarang dihadapi pendidikan Iran adalah bagaimana merekonsiliasi antara
nilai-nilai tradisional dan pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu pengetahan
dan teknologi. [3]
D. Kebijakan
di bidang pendidikan agama
Waktu
Shah Reza Pahlevi berkuasa, hampir semua sarana pendidikan terpusat di kota.
Penduduk pedesaan sangat tidak beruntung dalam hal ini. Setelah Revolusi Islam,
berbagai pusat pemberantasan buta huruf didirikan di seluruh pelosok negara,
terutama di pedusunan. Pada tahun 1979, dilakukan gerakan melek huruf hingga
menjangkau sekitar tiga juta rakyat dengan lebih dari 167.000 kelas
pemberantasan buta huruf.
Mengingat
revolusi Iran berdasarkan nilai Islam, maka pada masa pasca revolusi banyak didirikan
sekolah agama untuk mendidik siswa agar mampu berasimilasi dengankebudayaan
Islam. Banyak pelajar dan mahasiswa masuk ke sekolah dan perguruan tinggi,
terutama di pusat kota seperti Teheran, Qom, dan Masyhad. Dibandingkan sebelum
Revolusi, Iran Pasca revolusi banyak mengalami
perubahan. Perubahan tersebut antara lain tampak dalam hal kurikulum, buku
pelajaran, kegiatan akademik, dan gerakan melek huruf.[4]
Revolusi
yang terjadi pada 1979 tidak hanya dalam aspek pemerintahan, tetapi juga dalam
bidang pendidikan, yaitu islamisasi ilmu pengetahuan. Setelah revolusi,
sekolah-sekolah swasta dinasionalisasi, semua siswa dipisahkan menurut jenis
kelamin, buku pelajaran yang mencerminkan ajaran Islam dicetak.
Banyak perguruan tinggi yang ditutup dan dibuka kembali secara berangsur-
angsur mulai 1982-1983 dengan menggunakan kurikulum yang Islami (Islamisasi
ilmu pengetahuan).
Pada
1980 dibentuk suatu komite revolusi kebudayaan yang bertugas mengawasi
nilai-nilai Islam dalam pendidikan. Lembaga penyedia buku teks pelajaran yang
anggotanya terdiri atas mayoritas ulama berhasil menghasilkan 3000 koleksi buku
pelajaran baru yang mencerminkan pandangan Islam. Proses pembelajaran dengan
paradigma islamisasi ilmu pengetahuan telah diperkenalkan ke dalam kelas utama
enam bulan setelah revolusi di Republik Islam Iran.
Pendidikan
Islam di Iran terintegrasi dalam semua mata pelajaran yang diberikan kepada
peserta didik melalui nilai-nilai keislaman dalam semua materi pelajaran.
Dalam
praktiknya di lapangan, pelaksanaannya diawasi oleh Komite Revolusi Kebudayaan
yang didirikan pada 1980. Materi pelajaran agama (religious education)
diberikan selama dua jam setiap minggu ditambah materi pelajaran tentang
Alquran.
Bagi
mereka yang berkeinginan mempelajari secara mendalam tentang ilmu keislaman,
dapat melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi pada Fakultas Teologi atau di
universitas swasta setelah mereka lulus ujian masuk perguruan tinggi. Terdapat
universitas Islam swasta terbesar di Iran, yaitu Islamic Azad University, di
mana cabangnya tersebar di semua provinsi di Iran, dengan jumlah mahasiswa
mencapai 1,5 juta mahasiswa. Di
samping sistem pendidikan Islam formal, pendidikan Islam nonformal juga
diberikan di masjid atau maktab. Materi pembelajarannya adalah Alquran, logika,
bahasa Arab, dan gramatika (nahwu).[5]
E. Kebijakan
di bidang manajemen pendidikan formal
Berbeda
dengan sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, pendidikan di Iran masih
bersifat sentralistik terdiri dari pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan tinggi. Pendidikan dasar dan menengah di bawah naungan Departemen
Pendidikan (ministry of education), sedangkan pendidikan tinggi di bawah
naungan dan pengawasan Departemen Ilmu dan Teknologi.
Undang-undang
Dasar Republik Iran memberi penekanan pada kewajiban pendidikan dan pengajaran.
Itulah sebabnya pemerintah menyediakan sarana cuma-cuma bagi para pemuda dan
anaka-anak sampai tingkat sekolah menengah pertama. Kementrian Pendidikan dan Pengajaran
bertugas mengurusi anak-anak agar mendapat pendidikan dasar hingga tamat SMP.[6]
Jenjang
pendidikan di Iran dimulai dari taman kanak-kanak untuk anak yang berkisar umur
5-6 tahun, lama pendidikan satu tahun, di mana tahap ini bersifat opsional
(tidak diwajibkan). Pendidikan prasekolah pada umumnya diselenggarakan
oleh lembaga-lembaga swasta. Tujuan umum pendidikan awal ini adalah untuk
mempersiapkan anak-anak memasuki pendidikan formal. Kegiatan pada pendidikan
prasekolah ini antara lain permainan bersama, membaca cerita, bernyanyi,
permainan aktivitas, dan pekerjaan tangan yang perlengkapannya sangat sederhana
seperti kertas, papan tulis kertas, dan pena. Pendidikan
dasar (Dabestan) untuk anak berumur antara 6 tahun sampai dengan 11 tahun,
jangka waktu pendidikan lima tahun, wajib diikuti oleh semua warga negara.
Pendidikan
menengah/siklus orientasi (Rahnamayi) untuk anak berkisar antara umur 11 tahun
sampai dengan 14 tahun. Lama belajar 3 tahun, wajib diikuti oleh setiap warga
Negara.Untuk tingkat SMA (Dabirestan), lama belajar 3 tahun, tidak diwajibkan
bagi setiap warga negara. Pada tingkat ini telah mengarah kepada
keretampilan/teknis dimana antara teori dan praktik untuk setiap program
diseimbangkan. Untuk teori terdiri atas matematika, fisika, ilmu-ilmu
ekspremental, sastra, dan humaniora.
Sebelum
masuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau universitas, setiap siswa diharuskan
mengikuti persiapan masuk ke perguruan tinggi (Konkoor) selama satu
tahun. Setelah lulus persiapan masuk perguruan tinggi, mahasiswa dapat
melanjutkan ke program perguruan tinggi dengan tahapan sebagai berikut:
a.
Teknik/vocational
school (Fogh-e-Diplom atau Kardani) lama pendidikan dua tahun.
b.
Univesitas/bachelor degree (Karsenase atau licence) lama
pendidikan empat tahun.
c.
Master degree (karsenase-ye Arsyad atau Fogh Lisence) lama
pendidikan dua tahun.
d.
Program
doktor/PhD (Karsenasi-Arshad-napayvasteh atau Doktora) lama pendidikan tiga
tahun.
Khusus
fakultas kedokteran dan Sastra Parsi, di kampus-kampus di Iran, mahasiswanya
tidak perlu membayar biaya apapun. Semua harus digratiskan. Alasannya, jika
mahasiswa fakultas kedokteran harus membayar, dikhawatirkan setelah lulus akan
mencari kembalian uang yang telah dibayarkan sebelumnnya. Apalagi, sebagian
profesinya, uang itu dipungut dari orang sakit atau lagi kesusahan.[7]
Kalender
pendidikan di Republik Islam Iran berlangsung selama 10 bulan dari bulan
septembar sampai dengan bulan Juni. Hari belajar sabtu sampai dengan kamis. Untuk kurikulum pendidikan di
negara Iran dilaksanakan secara terpusat. Tetapi pada tahun 1970 ada usaha ke
arah perluasan partisipasi dalam proses penentuan isi dan penyiapan bahan
pelajaran. Panitia khusus dibentuk untuk melakukan pengkajian ulang atau review
atas rekomendasi yang diajukan panitia lokal dari daerah yang berbeda-beda dan
oleh para ahli. Di tingkat pendidikan tinggi, para dosen lah yang menentukan
isi mata kuliah.
F. Dinamika
dalam pengembangan Kurikulum
1.
Pendidikan
pra sekolah
Pada
jenjang pra sekolah murid diajarkan mengenai belajar bahsa, pengantar
matematika, dan konsep sains, lebih-lebih pada nilai-nilai agama dan
kepercayaan. Selain itu juga meliputi tentang kegiatan ketrampilan seperti
kerajinan tangan, menggunting, mancetak, menggambar, bercerita, bermain, dan
berolahraga.
2.
Pedidikan
dasar
Fokus
kurikulum pendidikan dasar adalah pada pengembangan ketrampilan dasar baca dan
berhitung, studi lingkungan dalam tema fisik dan fenomena social, dan
pembelajaran agama. Semua mata pelajaran dan buku pelajaran untuk sekolah dasar
diputuskan dan disiapkan pada level pusat.
3.
Pendidikan
menengah
a.
Pendidikan menengah rendah
Kelompok
agama minoritas melakukan pembelajaran khusus mereka dan terdapat daftar bacaan
khusus untuk kelompok sunni. Diwajibkan untuk lulus semua mata pelajaran pada
jurusan yang berbeda. Pembelajaran digunakan dengan bahasa Persia pada semua
level. Untuk daerah bilingual, maka diadakan kursus satu bulan untuk
mengajarkan kunci-kunci konsep bahasa sebelum tahun ajaran baru di mulai. Ujian
dilakukan pada akhir kelas III yang diadakan oleh level kabupaten dan propinsi.
b.
Pendidikan menengah atas
Sekolah
menengah atas diperuntukkan bagi siswa yang telah lulus sekolah menengah dasar.
Mata pelajaran yang ditawarkan dikelompokkan dalam jurusan sebagai berikut:
Jurusan
akademik: tujuan jurusan ini adalah mempromosikan pengetahuan umum dan budaya.
Tedapat ujian akhir yang dikelola oleh tingkat nasional dan bagi siwa yang
lulus mendapat ijazah diploma.
Jurusan
teknik dan pendidikan kejuruan: Jurusan ini terdiri dari tiga bidang: teknik
pertanian dan kejuruan. Sekarang terdapat 30 bidang pada pendidikan teknik dan
kejuruan (TVE). Siwa yang memenuhi kualifikasi pendidikan TVE dapat juga masuk
pada lembaga yang menawarkan program teknik atau preuniversity dan
mendapat sertifikat terampil pertama.
Jurusan
kar-danesh (knowledge skill): Tiap kar-danesh mempunyai silabi yang
dikembangkan di bawah secretariat pendidikan menengah proses pendidikan ini
mencakup 400 ketrampilan, berbeda dengan jurusan yang lain. Pendidikan ini
bersifat berbasis kompetensi. Siswa yang beehasil dianugrahi ijazah terampil
tingkat II, dan diploma.[8]
G. Pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan
Sistem
sekolah berada di bawah yurisdiksi kementerian pendidikan dan
pelatihan. Selain sekolah, Kementerian ini
juga memiliki tanggung jawab untuk beberapa pelatihan guru dan beberapa lembaga
teknis. Departemen Pendidikan mempekerjakan jumlah tertinggi pegawai negeri
sipil 42% dari total dan menerima 21% dari anggaran nasional.
Sebanyak 15.018.903 siswa telah bersekolah di sekolah dengan 87.024 kelas
485.186 di seluruh negeri pada tahun akademik 1990-1991. Dengan rincian sebagai
berikut: 509 sekolah untuk anak-anak cacat, 3.586 TK, 59.280 Sekolah Dasar,
15.580 Sekolah Menengah Pertama, 4.515 Sekolah Menengah Atas, 380 Sekolah
Teknik, 405 Studi Bisnis dan sekolah-sekolah kejuruan, 64 Sekolah Pertanian,
238 kota dan 182 guru sekolah dasar pedesaan ‘akademi pelatihan, tujuh kejuruan
dan profesional latihan guru dan 19 lembaga perguruan tinggi teknologi. Ada
juga 2.259 sekolah-sekolah pendidikan orang dewasa.[9]
Kesejahteraan
Guru Rata-rata gaji guru terendah perbulan US$300 Gaji Guru untuk golongan Ia
dengan masa kerja 0 tahun Rp.1.040.000,- dan Pegawai Golongan IV a dengan masa
kerja 32 tahun sebesar Rp 2.880.800 dan Program sertifikasi Guru untuk guru
profesional.
Prestasi
yg dicapai Kemajuan dibidang Nuklir, Aerospace dengan meluncurkan roket Misil,
penemuan Obat HIV/AIDS - Desain kapal pesawat terbang. Kondisi stabilitas
nasional Mendapatkan tekanan dari DuniaInternasional dalam bidang ekonomi
dengan lahirnya Resolui DKPBB Nomor 1737 Stabil dan aman. Anggaran Pendidikan
Pemerintahmenganggarkan hampir 40% APBN untuk pendidikan Pemerintah
menganggarkan untuk pendidikan 20% dari Anggaran APBN (belum terealisasi
sepenuhnya).
H. Pembiayaan
pendidikan
Anggaran
kementrian pendidikan pada tahun 1996 adalah 6.130 miliyar riyal (RI), merupakan
3,8% dari anggaran belanja Negara. Anggaran yang disetujui adalah RI 5.455,6
miliyar riyal, tetapi untuk menyediakan dana talangan bagi kementrian
pendidikan, bebrapa tambahan tambahan dana telah di alokasikan dan anggaran
pendidikan bertambah menjadi RI 6.130 miliyar riyal. Selain itu, untuk meningkatkan anggaran, beberapa
kesepakatan telah disetujui selama dua tahun terakhir untuk memberikan sumber
dana baru bagi kementrian pendidikan. Pada
tahun 2003, total pembiayaan pendidikan (termasuk pendidikan dasar hingga
prauniversitas) sejumlah RI 39, 880 miliyar riyal atau 12% dari total anggaran
belanja Negara pada tahun 2001.[10]
Pendidikan
di Iran didanai oleh pemerintah. Walaupun terdapat sekolah-sekolah swasta,
pemerintah tetap memberikan subsidi atau subsidi guru dan staf, walaupun
sumbangan dari orangtua siswa juga ada untuk keperluan pemeliharaan sekolah
(maintenance). Biaya untuk uang sekolah pada sekolah swasta tidak terlalu
tinggi. Konsititusi Republik Islam Iran
menggariskan kerangka dasar pengembangan pendidikan. Pasal 3 menyatakan bahwa
pemerintah bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang gratis sampai
pendidikan tingkat menengah bagi semua penduduk Iran. Hal yang sa ma di
tegaskan lagi pada Pasal 30, yakni pemerintah Iran berkewajiban memberikan
pendidikan yang gratis dan selanjutnya mempasilitasi akses ke pendidikan tinggi.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Negara iran merupakan negara yang
perkembangannya sangat capat. Negara iran mampu menunjukkan pada dunia bahwa dengan
kemandiriannya dapat mengembangkan beberapa aspek kebutuhan negara. Yang
tentunya hal itu tidak terlepas dari keinginan besar seluruh masyarakat negara
iran khususnya pada generasi mudanya yang telah memberikan sumbangsih besar
terhadap kemajuna negaranya.
Kemajuan
pendidikan dan sektor yang lain di negara iran tersebut tidak terlepas dari
adanya agama islam yang menjadi pondasi kuat yang dianut oleh sebagai besar dan
bahkan keseluruhan penduduk iran dengan persentase 89% yang beragama islam.
B.
Daftar Pustaka
Anoman.
1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Iktiar Baru Van Hoeve
Assegaf,
Abd, Rachan. 2003. Internasionalisasi
Pendidikan. Yogyakarta:
Gama Media
Szyliowics, Joseph S.2001. Pendidikan
dan Modernisasi di Dunia Islam. Surabaya:
al-Ikhlas
Nasrikurnialloh. “pembaharuan-pendidikan-dan-perkembangan”. 18 Maret 2018. http://nasrikurnialloh.blogspot.com/2011/04/
[2] Abd. Rachman Assegaf, Op. Cit., hal. 81
[3] Anonim, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Iktiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 241
[4] Abd. Rachman Assegaf, Op. Cit., hal.
78-79
[5]Joseph
S. Szyliowics, Pendidikan dan Modernisasi di
Dunia Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 2001),
hlm. 101-103
[7]
http://nasrikurnialloh.blogspot.com/2011/04/pembaharuan-pendidikan-dan-perkembangan.html,
diakses pada 18 Maret 2018 pukul. 16.45 wib
[8]
https://siarogan.wordpress.com/2010/04/10/sistem-pendidikan-di-iran/,
diakses pada 19 Maret 2018 pukul. 12.04
[9]http://nasrikurnialloh.blogspot.com/2011/04/pembaharuan-pendidikan-dan-perkembangan.html,
diakses pada 15 Maret 2015 pukul. 16.45 wib
[10]
https://siarogan.wordpress.com/2010/04/10/sistem-pendidikan-di-iran/,
diakses pada 19Maret 2018 pukul. 12.04
[11] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan
15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2002), hlm. 134
Tidak ada komentar:
Posting Komentar